Jumat, 26 Februari 2016

Arti Penting dan Fungsi Taksonomi Serangga Ordo Crustacea



KATA PENGANTAR


Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat di selesaikan.
Makalah ini disusun untuk di ajukan sebagai tugas mata kuliah Taksonomi Hewan Invertebrata dengan Judul “Arti Penting dan Fungsi Taksonomi Serangga Ordo Crustacea”.
Terimakasih di sampaikan kepada bapak Prof. Dr. Ir. Didik Sulistiyanto selaku Dosen pengampu mata kuliah Taksonomi Hewan Invertebrata yang telah membimbing dan memberikan materi kuliah demi lancarnya tugas ini.
Demikianlah makalah ini disusun Semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas mata kuliah Taksonomi Hewan Invertebrata.

Jember, 25 November 2015

Penyusun




BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
            Dalam bahasa Latin, crusta berarti cangkang. Sehingga Crustacea disebut juga hewan bercangkang. Crustacea telah dikenal kurang lebih 26.000 jenis. Jenis crustacea yang paling umum adalah udang dan kepiting. Habitatnya sebagian besar di air tawar dan air laut, hanya sedikit yang hidup di darat.
            Dalam kehidupan sehari-hari Crustacea memiliki peranan penting baik yang menguntungkan maupun yang merugikan. Peranan yang mnguntungkan tersebut disebabkan Crustacea memiliki protein yang sangat tinggi dan baik  untuk kesehatan, dan sebagai Zooplankton yaitu sumber makanan bagi ikan-ikan. Sedangkan peranan Crustacea yang tidk menguntungkan yaitu merusak galangan kapal, berparasit pada Ikandan Kura-kura, dan merusak pematang sawah atau saluran Irigasi. Oleh karena itu adanya makalah ini bertujuan agar mengetahui apa saja peranan Crustacea dalam kehidap sehari-hari yang dapat dimanfaatkan dan yang dapat dihindari pengaruh buruknya.

1.2    Rumusan Masalah
1.      Bagaimana ciri-ciri Kelas Crustacea?
2.      Bagaimana taksonomi Kelas Crustacea?
3.      Bagaimana arti penting dan fungsi dari Kelas Crustacea dalam kehidupan?
1.3    Tujuan
1.      Mengetahui ciri-ciri Kelas Crustacea
2.      Mengetahui taksonomi Kelas Crustacea
3.      Mengetahui arti penting dan fungsi dari Kelas Crustacea dalam kehidupan Sehari-hari.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Setiap anggota Crustacea subphylum (Arthropoda phylum), kelompok hewan invertebrata yang terdiri dari beberapa spesies 45.000 didistribusikan di seluruh dunia, pada umumnya hidup di air (akuatik), ada yang hidup di laut, air tawar, dan di tempat yang lembab. Crustacea yang hidup di laut sebagian besar merupakan zooplankton. Ukuran tubuh bervariasi, ada yang kecil (plankton) sampai dengan ukuran yang besar, seperti kepiting dan udang (Brotowijoyo, 1990: 71).
Menurut Arif et al (2015) anggota Crustacea antara lain meliputi udang, teritip, dan lobster. Beberapa larva dari beberapa spesies anggota kelas ini tingga di dalam liang, sedangkan yang lain bersifat pelagic, bahkan ada yang menghuni laut dalam. Sebagian besar hidup bebas dan ada yang hidup dalam kelompok-kelompok besar.

                                               

a. Kepiting                              b.Udang                                  c.Ketam          
1.    Morfologi dan Anatomi               
Permukaan tubuh crustacea dilindungi kutikula yang tersusun dari zat kitin yang ditambah dengan garam-garam mineral dan bersifat sangat keras. Tubuhnya dibedakan menjadi cefalotorak dan abdomen yang terdiri dari segmen-segmen (kepala 5, torak 8, dan abdomen 6) masing-masing dengan satu pasang anggota tubuh yang terdiri atas ruas-ruas. Setiap segmen tubuh dibedakan atas tergum (bagian dorsal), sternum (bagian ventral), pleura (lateral tubuh)(Suwigno, 2005: 51).
Cephalothorak terdiri atas 13 segmen yang terlindung oleh karapak. Ujung anterior karapak merupakan rostrum. Antena dan antenula merupakan struktur indera. Kaki jalan berfungsi untuk bergerak, memegang makanan, dan membersihkan tubuhnya. Kaki renang sebagai alat renang, respirasi, dan pembawa telur pada hewan betina (Sunardi, 1983: 92).
 
Cambarus sp.
b. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan terdiri atas mulut, esophagus, lambung, usus, dan anus. Lambung dibedakan atas dua bagian yaitu bagian yang besar (anterior) disebut kamar kardiaka dan yang kecil adalah pylorus. Usus merupakan tabung kecil yang mengarah ke arah posterior tubuh dan bermuara pada anus yang terletak pada permukaan ventral telson. Di dalam usus terjadi penyerapan zat-zat makanan oleh dinding usus (Hambariksa et al, 2015).
Makanan udang pada prinsipnya adalah hewan-hewan yang masih hidup antara lain, siput, berudu, larva insekta, dan ikan-ikan kecil. Namun udang juga memakan material organik yang membusuk (Sunardi, 1983: 93).
c. Sistem Sirkulasi
Menurut Suwignyo (2005: 81) alat peredaran terdiri atas darah dan pembuluh darah. Darah terdiri atas cairan darah yang hampir tidak berwarna dan corpuscula darah atau amoebocyt yang berupa sel-sel ameboid. Fungsi darah yaitu mengangkut material makanan dari satu bagian tubuh ke bagian yang lain, mengangkut oksigen dari insang menuju jaringan-jaringan tubuh, mengangkut CO2 menuju ke insangdan mengangkut urea menuju alat ekskresi.
d.  Sistem Respirasi
Diantara bagian lateral karapak dan dinding badan terdapat rongga-rongga  atau kamar-kamar yang berisi insang dan bagian ventral kamar tersebut terbuka. Insang merupakan penjuluran dinding badan yang berbentuk bulu dan mengandung pembuluh darah. Skafognatit (bagian berbentuk sadel)  dari maxilla II bergerak ke depan dan ke belakang menarik air yang kaya oksigen menuju ke filamen insang (Radiopuetro, 1991: 73).
e. Sistem Ekskresi
Menurut Brotowijoyo (1990: 91) alat ekskresi berupa sepasang bangunan yang lebar, disebut “kelenjar hijau” terletak di bagian bawah kepala, anterior esophagus. Setiap kelenjar terdiri atas bagian glanduler berwarna hijau, vesica urinaria, terbentuk dari dilatasi dinding yang tipis dan saluran yang bermuara keluar melalui suatu pori terletak di bagian ventral pada segmen basal antena. Fungsi kelenjar hijau adalah membuang sisa metabolisme tubuh.
f. Sistem Saraf
Sistem saraf udang mirip cacing tanah, tetapi relative lebih besar. Sistem saraf terdiri atas ganglion supraesofageal (otak) yang bercabang ke saraf-saraf mata, antenula, dan antenna. Sepasang saraf penghubung yang berhubungan dengan ganglion subesophageal yang terletak di belakang mulut bagian ventral (Sunardi, 1983: 94).
g. Sistem Reproduksi
Udang bersifat diesius, yang betina memiliki abdomennya lebih besar di bandingkan yang jantan. Alat reproduksi udang  jantan terdiri atas sepasang testis, sepasang vas deferens, dan sepasang vesikula seminalis. Alat reproduksi udang betina terdiri atas sepasang ovari dan sepasang oviduk (Suwignyo, 2005: 83).
Pembuahan terjadi di luar tubuh. Ketika musim reproduksi udang jantan dan udang betina mengadakan kopulasi. Pada saat kopulasi spermatozoa akan di tampung dalam penampung sperma, kemudian kedua hewan berpisah. Beberapa hari kemudian, udang betina membersihkan daerah abdomennya dengan menggunakan kaki renagnya. Kemudian udang betina membalikkan tubuhnya, melipat tubuh dan keluarlah sekresi berupa lendir yang menyelaputi kaki renang. Ovum akan keluar dari oviduk sekitar 200-400 buah dan akan dibuahi oleh spermatozoa yang keluar dari kantong penampung spermatozoa. Telur tetap melekat pada kaki renang sampai menetas (Arif et al, 2015).
h. Sistem Endokrin
Hormon berperan utama dalam mengkoordinasikan fisiologi crustacea. Organ endokrin yang terpenting adalah kompleks X organ sinus gland (XOSG) complex yang terletak dekat saraf optic. Organ endokrin yang terpenting lainnya adalah Y organ, terletak pada bagian dasar setiap maksila. Hormon-hormon yang dihasilkan oleh sistem XOSG adalah molt-inhibiting hormone (MIH). MIH tersebut akan merintangi terjadinya molting dengan menghambat sekresi ekdison dari organ Y(Radiopoetro, 1991:99).
Ketika terjadi perubahan lingkungan sekitarnya seperti perubahan suhu atau panjang hari, maka sekresi organ X terhambat dan organ Y terstimulus untuk mensekresikan ekdison. Oleh karena itu, terjadinya molting hanya ketika adanya perubahan lingkungan yang akan memicu kerja organ Y. Kompleks XOSG juga mensekresikan hormone yang berfungsi mengontrol kromatofor, sehingga memungkinkan hewan mengubah warna kulitnya(Radiopoetro, 1991: 99).
Salah satu hormone yang menyebabkan pigmen menjadi lebih terkonsentrasi di sebelah dalam kromatofor merah, akibatnya warna kulit hewan menjadi kurang merah. Hasil sekresi lain adalah crustacean hyperglycemic hormone yang analog dengan adrenalin glucagon di dalam vertebrata. Hormone ini membantu meningkatkan glikogen yang disimpan menjadi glukosa. Sistem XOSG juga mensekresi distal retinal-pigment hormone yang berperan membantu proses adaptasi mata majemuk dalam cahaya redup. Udang karang dan crustacea lain memiliki androgenic glands yang menyebabkan sifat maskulin (Hambariksa et al, 2014).
h. Regenerasi dan Autotomi
Udang memiliki daya regenerasi pada bagian-bagian tubuh yang rusak atau hilang. Struktur baru tidak selalu sama dengan yang digantikan. Contohnya pada Orconectes pellucidus testii memiliki mata yang tidak berfungsi. Namun setelah terjadi regenerasi terbentuk bangunan seperti antena yang berfungsi sebagai alat peraba. Regenerasi semacam ini disebut heteromorfis karena struktur baru tidak serupa dengan struktur yang digantikan.  Udang juga memiliki kemampuan autotomi yaitu pemutusan kaki pada titik tertentu (Brotowijoyo, 1990: 102)
      i. Klasifikasi Crustacea
Menurut Hambariksa et al (2014) berdasarkan ukuran tubuhnya Crustacea dikelompokkan sebagai berikut:
1. Entomostraca (udang tingkat rendah)
Kelompok Entomostraca umumnya merupakan penyusun zooplankton, adalah melayang-layang di dalam air dan merupakan makanan ikan. Adapun pembagian ordo yang termasuk Entomostraca antara lain :
a. Branchiopoda
Hewan ini sering disebut kutu air dan merupakan salah satu penyusun zooplankton. Pembiakan berlangsung secara parthenogenesis. Contoh: Daphnia pulex dan Asellus aquaticus.  
b. Ostracoda
Hidup di air tawar dan laut sebagai plankton, tubuh kecil dan dapat bergerak dengan antena. Contoh: Cypris candida, Codona suburdana.
c. Copepoda
Hidup di air laut dan air tawar, dan merupakan plankton dan parasit, segmentasi tubuhnya jelas. Contoh: Argulus indicus, Cyclops.
d. Cirripedia
Tubuh dengan kepala dan dada ditutupi karapaks berbentuk cakram dan hidup di laut melekat pada batu atau benda lain. Cirripedia ada yang bersifat parasit. Cara hidup Cirripedia beraneka ragam. Salah satu diantaranya adalah Bernakel yang terdapat pada dasar kapal, perahu dan tiang-tiang yang terpancang di laut atau mengapung di laut.  Contoh : Balanus sp.
2. Malakostraca (udang tingkat tinggi)
Hewan ini kebanyakan hidup di laut, adapula yang hidup di air tawar. Tubuhnya terdiri atas sefalotoraks yaitu kepala dan dada yang bersatu serta perut (abdomen). Malakostraca dibagi menjadi 3 ordo, yaitu Isopoda, Stomatopoda dan Decapoda.

a.    Isopoda
Tubuh pipih, dorsiventral, berkaki sama. Contoh: Onicus asellus (kutu perahu) dan Limnoria lignorum. Keduanya adalah pengerek kayu.
b.  Stomatopoda
Hidup di laut, bentuk tubuh mirip belalang sembah dan mempunyai warna yang mencolok. Belakang kepala mempunyai karapaks. Kepala dilengkapi dengan dua segmen anterior yang dapat bergerak, mata dan antena. Contoh: Squilla empusa (udang belalang).
c.  Decapoda (si kaki sepuluh)
Yang termasuk ordo ini adalah udang dan ketam. Hewan ini mempunyai sepuluh kaki dan merupakan kelompok udang yang sangat penting peranannya bagi kehidupan manusia. Decapoda banyak digunakan sebagai sumber makanan yang kaya dengan protein. Contohnya adalah udang, kepiting, ketam dan rajungan. Kepala – dada menjadi satu (cephalothorax) yang ditutupi oleh karapaks. Tubuh mempunyai 5 pasang kaki atau sepuluh kaki sehingga disebut juga hewan si kaki sepuluh. Hidup di air tawar, dan beberapa yang hidup di laut. Beberapa contoh Decapoda berikut uraiannya, yaitu:
a)  Udang
1.      Penacus setiferus (udang windu), hidup di air payau, enak dimakan dan banyak dibudidayakan.
2.      Macrobrachium rasenbengi (udang galah), enak dimakan, hidup di air tawar dan payau.
3.      Cambarus virilis (udang air tawar)
4.      Panulirus versicolor (udang karang), hidup di air laut dan tidak memiliki kaki catut.
5.      Palaemon carcinus (udang sotong)
b)  Ketam:
1.      Portunus sexdentatus (kepiting)
2.      Neptunus peligicus (rajungan) / Pagurus sp.
3.      Parathelpusa maculata (yuyu)
4.      Scylla serrata (kepiting)
5.      Birgus latro (ketam kenari)

            
a.Branchiopoda                  b. Ostracoda                     c.Copepoda                                    
d.Stomatopoda                               e.Isopoda                             f. Decapoda

J. Peranan Crustacea
Di alam, Crustacea mempunyai peran yang cukup penting. Sebagian besar zooplankton di laut dan samudra adalah Crustacea. Hewan ini terdapat di laut mulai dari pantai sampai laut yang dalam. Crustacea juga mempunyai nilai ekonomi yang sangat penting, karena beberapa jenis tertentu merupakan bahan makanan yang baik bagi manusia, yaitu mengandung banyak protein. Selain itu, juga banyak yang hidup sebagai zooplankton yang menjadi sumber makanan bagi beberapa jenis ikan. Hanya sedikit Crustacea yang bersifat merusak, misalnya ada yang biasa membuat lubang pada kayu bagian luar dari perahu atau kapal(Sunardi, 1991: 101).
Menurut Arif et al (2015) berikut peran Crustacea bagi Kehidupan Manusia, Jenis Crustacea yang menguntungkan manusia dalam beberapa hal, antara lain:
1.    Sebagai bahan makanan yang berprotein tinggi, misal udang, lobster dan kepiting.
2.    Dalam bidang ekologi, hewan yang tergolong zooplankton menjadi sumber makanan ikan, misal anggota Branchiopoda, Ostracoda dan Copepoda.
3.    Udang rebon merupakan bahan baku pembuatan terasi.
4.    Telur artemia banyak diperdagangkan karena naupliusnya merupakan makanan awal bagi anak ikan atau Udang.
Sedangkan beberapa Crustacea yang merugikan antara lain:
1.    Merusak galangan kapal (perahu) oleh anggota Isopoda.
2.    Parasit pada ikan, kura-kura, misal oleh anggota Cirripedia dan Copepoda.
3.    Merusak pematang sawah atau saluran irigasi misalnya ketam.
4.    Copepoda merupakan inang perantara penyakit cacing pita ikan Dibotrio Cephalus Latus
5.    Tritip, yang merupakan pengganggu bagi manusia karena mengotori lunas kapal, pelampung dan tiang tiang dilaut populasi tritip yang padat dapat mengurangi kecepatan kapal.

BAB III
PEMBAHASAN

Crutacea merupakan hewan akuatik (air) yang dapat hidup dilaut maupun air tawar. Kelas crustacea adalah suatu kelompok besar dari arthropoda, terdiri dari kurang lebih 52.000 spesies yang terdeskripsikan, dan biasanya dianggap sebagai suatu subfilum.
Kelompok ini mencakup hewan-hewan yang cukup dikenal seperti lobster, kepiting, udang, udang karang, serta teritip. Mayoritas merupakan hewan akuatik, hidup di air tawar atau laut, walaupun beberapa kelompok telah beradaptasi dengan kehidupan darat, seperti kepiting darat. Mayoritas crustacean dapat bebas bergerak, walaupun beberapa takson bersifat parasit dan hidup dengan menumpang pada inangnya. Crustacean yang hidup dilaut sebagian besar merupakan zooplankton ukuran tubuh bervariasi, ada yang kecil (plankton sampai ukuran besar kepiting dan udang.
Tubuh Crustacea terdiri atas dua bagian, yaitu kepala dada yang menyatu (sefalotoraks) dan perut atau badan belakang (abdomen). Bagian sefalotoraks dilindungi oleh kulit keras yang disebut karapas dan 5 pasang kaki yang terdiri dari 1 pasang kaki capit (keliped) dan 4 pasang kaki jalan. Selain itu, di sefalotoraks juga terdapat sepasang antena, rahang atas, dan rahang bawah. Sementara pada bagian abdomen terdapat 5 pasang kaki renang dan di bagian ujungnya terdapat ekor. Pada udang betina, kaki di bagian abdomen juga berfungsi untuk menyimpan telurnya. Sistem pencernaan Crustacea dimulai dari mulut, kerongkong, lambung, usus, dan anus. Sisa metabolisme akan diekskresikan melalui sel api. Sistem saraf Crustacea disebut sebagai sistem saraf tangga tali, dimana ganglion kepala (otak) terhubung dengan antena (indra peraba), mata (indra penglihatan), dan statosista (indra keseimbangan). Hewan-hewan Crustacea bernapas dengan insang yang melekat pada anggota tubuhnya dan sistem peredaran darah yang dimilikinya adalah sistem peredaran darah terbuka. O2 masuk dari air ke pembuluh insang, sedangkan CO2 berdifusi dengan arah berlawanan. O2 ini akan diedarkan ke seluruh tumbuh tanpa melalui pembuluh darah. Golongan hewan ini bersifat diesis (ada jantan dan betina) dan pembuhan berlangsung di dalam tubuh betina (fertilisasi internal). Untuk dapat menjadi dewasa, larva hewan akan mengalami pergantian kulit (ekdisis) berkali-kali.
Pada umumnya peranan Crustacea yaituada yang menguntungkungkan dan ada yang merugikan.  Menurut Arif et al (2015) berikut peran Crustacea bagi Kehidupan Manusia, Jenis Crustacea yang menguntungkan manusia dalam beberapa hal, antara lain:
1.    Sebagai bahan makanan yang berprotein tinggi, misal udang, lobster dan kepiting.
2.    Dalam bidang ekologi, hewan yang tergolong zooplankton menjadi sumber makanan ikan, misal anggota Branchiopoda, Ostracoda dan Copepoda.
3.    Udang rebon merupakan bahan baku pembuatan terasi.
4.    Telur artemia banyak diperdagangkan karena naupliusnya merupakan makanan awal bagi anak ikan atau Udang.
Sedangkan beberapa Crustacea yang merugikan antara lain:
1.    Merusak galangan kapal (perahu) oleh anggota Isopoda.
2.    Parasit pada ikan, kura-kura, misal oleh anggota Cirripedia dan Copepoda.
3.    Merusak pematang sawah atau saluran irigasi misalnya ketam.
4.    Copepoda merupakan inang perantara penyakit cacing pita ikan Dibotrio Cephalus Latus
5.    Tritip, yang merupakan pengganggu bagi manusia karena mengotori lunas kapal, pelampung dan tiang tiang dilaut populasi tritip yang padat dapat mengurangi kecepatan kapal.
Namun tiap ordo Cruustacea memiliki cirri-ciri dan peranan tersendiri yang khusus. Ordo-ordo Crustacea tersebut yaitu:
1.    Ordo Euphausiacea
Mereka adalah crustacea semi-transparan seperti udang kecil, sekitar 4-5  panjang ketika sudah dewasa, mereka dapat hidup sampai 6 tahun yang cukup luar biasa mengingat berbagai macam binatang yang memakan mereka dalam jumlah besar. Krill milik binatang yang membentuk zooplankton. Para "kebun binatang" berarti bahwa mereka adalah binatang, "plankton" berarti bahwa mereka mengapung di hulu kolom air dan pada belas kasihan dari arus laut, mampu untuk mengubah posisi mereka di kolom air, tetapi tidak dapat berenang melawan arus atau bermigrasi dalam arti normal.
Kingdom                : Animalia
Phylum                   : Arthropoda
Subphylum             : Crustacea
Class                       : Malacostraca
Superorder              : Eucarida
Order                      : Euphausiacea (krill)
       Berdasarkan Karakteristiknya Euphausicea yaitu:
·      Euphausiida (krill) adalah holoplanktonic, Crustasea relatif besar.
·      Panjang dewasa 1 sampai 2 cm, tetapi ada beberapa dapat mencapai 6 sampai 12 cm.
·      Chitinous exoskeleton terdiri dari 3 bagian: Cephalon (kepala), dada dan perut
·      Mempunyai 2 antena
·      Hidup Berkoloni
·      Memiliki organ (photophores) yang memancarkan cahaya. Fungsi yang tepat tidak diketahui; berpotensi untuk kawin, interaksi sosial atau orientasi
Bedasarkan Manfaatnya yaitu:
a.  Manfaat Ekologi
·         Krill merupakan elemen penting dari rantai makanan. Antartika krill makan langsung pada fitoplankton, konversi energi produksi primer menjadi bentuk yang sesuai untuk dikonsumsi oleh hewan yang lebih besar yang tidak bisa makan secara langsung pada ganggang kecil. Beberapa spesies seperti krill Utara memiliki keranjang penyaringan yang relatif kecil dan aktif berburu copepoda dan zooplankton yang lebih besar Banyak hewan memakan krill, mulai dari hewan kecil seperti ikan atau penguin untuk yang lebih besar seperti anjing laut dan bahkan paus baleen.
·         Layar besar migrasi harian vertikal, karena menyediakan makanan bagi predator permukaan pada malam hari dan di perairan yang lebih dalam pada siang hari Dianggap batu kunci spesies dekat bagian bawah foodchain karena mereka memakan fitoplankton dan zooplankton. Sebagai Penyedia makanan bagi predator.
b. Manfaat bagi manusia
·         Minyak krill sebagai bahan suplemen makanan
·         Sebagai sumber protein
·         Hewan peliharaan
·         Dipanen sebagai sumber makanan bagi manusia (okiami)
2. Ordo Decapoda
              Kata Decapoda, berasal dari kata Yunani deka yang berarti 'sepuluh' dan  Pous artinya 'kaki' digunakan untuk mengelompokkan berbagai akrab hewan laut seperti udang,lobster, udang karang, kepiting . Decapoda mempunyai morfologi yang tampak jelas. Mereka mempunyai 3 pasang apendik thorax yang termodifikasi menjadi maksiliped dan 5 pasang apendik thorax berikutnya sebagai kaki jalan atau periopod, sehingga Decapoda disebut juga dengan kaki sepuluh. Decapods adalah invertebrata bertelur, dengan jenis kelamin terpisah.
Kingdom           : Animalia
Phylum              : Arthropoda
Subphylum        : Crustacea
Class                  : Malacostraca
Subclass            : Eumalacostraca
Superorder        : Eucarida
Order                 : Decapoda
            Berbagai jenis decapoda seperti udang, kepiting dan udang karang mempunyai nilai niaga yang tinggi. Bahkan sejak tahun 1980 udang windu, Penaus monodon merupakan komoditi ekspor Indonesia dan dibudidayakan dalam tambak. Udang ronggeng dan kepiting kelapa juga digemari banyak orang dansudah masuk rumah makan. Udang rebon, ordo Mysidacea, merupakan bahan baku pembuatan terasi, dan juga diperdagangkan sebagai rebon kering asin.Semua ini memberi mata pencaharian bagi nelayan, penangkap, pedagang pengumpul, pengangkutan dan rumah makan. Selain itu decapoda juga ada yang merugikan seperti kepiting air tawar dari family Potamonidae adapkali merusak benih padi di sawah.
            Salah satu family dari ordo decapoda yaitu panaidae, bagian ke tiga dari kaki jalan (periopod) mempunyai capit. Cangkang penutup (pleuron) pada segmen abdominal ke dua tidak saling tumpang tindih (overlapping). Gonad udang betina dapat dilihat dari ovarium yg terletak pada bagian punggung atau dorsal udang. Organ kelamin jantan dan betina dapat dilihat dari petasma pada pleopod pertama dan theticum yang terdapat di antara kaki jalan (perlopod) ke lima.udang peneidae bersifat omnivore.
      Kingdom   : Animalia
       Filum        : Arthropoda
       Subfilum   : Mandibulata
       Kelas         : Crustacea
       Sub kelas  : Malacostraca
       Ordo         : Decapoda
       Sub ordo   : Natantia
       Famili        : Penaidae
            Manfaat udang penaidae :
·      Udang merupakan bahan makanan yang mengandung protein tinggi, yaitu 21%, dan rendah kolesterol, karena kandungan lemaknya hanya 0,2%. Kandungan vitaminnya dalam 100 gram bahan adalah vitamin A 60 SI/100; dan vitamin B1 0,01 mg. Sedangkan kandungan mineral yang penting adalah zat kapur dan fosfor, masing-masing 136 mg dan 170 mg per 100 gram bahan.
·      Udang dapat diolah dengan beberapa cara, seperti beku, kering, kaleng, terasi, krupuk, dan lain-lain.
·      Limbah pengolahan udang yang berupa jengger (daging di pangkal kepala) dapat dimanfaatkan untuk membuat pasta udang dan hidrolisat protein.
·      Limbah yang berupa kepala dan kaki udang dapat dibuat tepung udang, sebagai sumber kolesterol bagi pakan udang budidaya.
·      Limbah yang berupa kulit udang mengandung chitin 25% dan di negara maju sudah dapat dimanfaatkan dalam industri farmasi, kosmetik, bioteknologi, tekstil, kertas, pangan.
·      Chitosan yang terdapat dalam kepala udang dapat dimanfaatkan dalam industri kain, karena tahan api dan dapat menambah kekuatan zat pewarna dengan sifatnya yang tidak mudah larut dalam air.
3. Ordo Copepoda
            Copepoda merupakan kelompok entomostraca dengan jumlah spesies terbesar, yaitu sekitar 12.000 spesies dan sebagian besar hidup bebas dan sekitar 25%-nya sebagian ektoparasit. Kebanyakan Copepoda terdapat di laut dan sebagian lagi di air tawar, baik sebagai plankton maupun fauna interstisial. Beberapa spesies hidup dalam hamparan lumut dan humus. Rata-rata ukurannya antara 0,5-15 mm tetapi ada yang dapat mencapai 25 cm yang biasanya sebagai parasit, misalnya Panella sebagai ektoparasit pada ikan laut dan ikan hiu.
Kingdom : Animalia
Filum        : Arthtropoda
Subfilum : Crustacea
Kelas        : Maxillopoda
Subkelas   : Copepoda
Kelebihan Copepoda:
·      Kandungan protein yang tinggi (44-52%)
·      Kandungan asam amino yang tinggi : meningkatkan daya reproduksi induk, mempercepat pertumbuhan, meningkatkan daya tahan tubuh serta mencerahkan warna pada udang dan ikan.
·      Kandungan EFA (Essential fatty acid), DHA , serta (n-3) HUFA (highly unsaturated fatty acid) sangat tinggi pada tahap nauplius
·      Lebih mudah untuk dicerna dibanding Artemia
·      Dapat didistribusikan dalam berbagai tahap hidup (nauplii atau copepodit) sesuai kebutuhan   
 Kekurangan Copepoda
·      Sulit untuk diproduksi secara masal, terkait dengan siklus hidup
4. Ordo Cirripedia
Cirripedia merupakan salah satu ordo yang termasuk dalam Entomostraca atau Crustacea rendah. Tubuhnya terdiri dari kepala dan dada yang ditutupi karapaks berbentuk cakram yang hidup melekat di laut. Cirripedia bersifat parasit dengan cara hidupnya yang beranekaragam. Salah satu diantaranya yaitu Teritip. Klasifikasi Teritip:
Kerajaan   : Animalia
Filum        : Arthropoda
Subfilum  : Mandibulata
Kelas        : Crustacea
Subclass   : Cirripedia
Peranan bagi kehidupan Teritip mengandung protein yang tinggi sehingga ia bisa dijadikan sumber makanan bagi ikan-ikan. Fosilnya juga dapat dijadikan sebagai tempat hidup hewan-hewan kecil. Tritip, yang merupakan pengganggu bagi manusia karena mengotori lunas kapal, pelampung dan tiang tiang dilaut populasi tritip yang padat dapat mengurangi kecepatan kapal.
BAB IV
PENUTUP

4.1    Kesimpulan
Crutacea merupakan hewan akuatik (air) yang dapat hidup dilaut maupun air tawar. Kelompok ini mencakup lobster, kepiting, udang, udang karang, serta teritip.
Klasifikasi Crustacea dibagi menjadi 2 subkelas :    
1.    Enormostraca (Udang-udangan kecil): Ordo Copepoda, Ordo Cladocera, Ordo Ostracoda, dan Ordo Amphipoda
2.    Malacostraca (Udang-udangan besar): Ordo Isopoda dan Ordo Decapoda (berkaki sepuluh)
Crustacea berperan penting dalma kehidupan sehari-hari:
a.    Sebagai bahan makanan yang berprotein tinggi, misal udang, lobster dan kepiting.
b.    Dalam bidang ekologi, hewan yang tergolong zooplankton menjadi sumber makanan ikan, misal anggota Branchiopoda, Ostracoda dan Copepoda.
c.    Udang rebon merupakan bahan baku pembuatan terasi.
d.   Telur artemia banyak diperdagangkan karena naupliusnya merupakan makanan awal bagi anak ikan atau Udang.

4.2    Saran
Dalam kehidupan sehari-hari seharusnya peranan Crustacea yang telah diketahui banyak manfaatnya bagi kesehatan, maka lebih dikembangkan lagi bagaimana caranya dikonsumsi masyarakat lebih mudah didapat dan dibeli. Sehingga dapat bermanfaat dari berbagai sector baik ekonomi, sosial, dan kesehatan. 




DAFTAR PUSTAKA

Arif, Mahasri, dan Mukti. 2015. Peningkatan Hasil Panen Udang Pada Budidaya Udang Tradisional Di Deerah Permisan Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo Untuk Mengurangi Waktu Panen Menggunakan Metode Best Management Practice (BMP). Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Vol. 7 No. 1. Surabaya: Universitas Airlangga
Brotowijoyo, Mukayat. 1990 . Zoologi Dasar. Jakarta : Erlangga.
Hambariksa, Oka, dan Suratma. 2014. Prevalensi dan Intesitas Infeksi Parasit Crustacea pada Ikan Sulir Kuning (Caesio cuning) dan Ikan Pisang-pisang (Pterocaesio diagramma) yang Dipasarkan Di Pasa Ikan Kedonganan Kabupaten Bandung. Jurnal Kedokteran Hewan. Vol. 6 No.1. Bali: Universitas Udayana

Radiopoetro. 1991 . Zoology. Jakarta : Erlangga.
Sunardi, Drs. 1983 . Evolusi Avertebrata. Jakarta : Universitas Indonesia ( UI-Press).

Suwignyo. 2005 . Avertebrata Air. Jilid 2 . Jakarta : Penebar Swadaya.

















2 komentar:

  1. Soccer Betting Rules | Soccer Bets | Best Bets | Bookmakers
    The best Soccer Bets in Kenya. Read the 바카라 사이트 bookmakers' soccer 1xbet korean bets to discover a winning soccer bet. septcasino

    BalasHapus