KATA PENGANTAR
Puji
syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat di
selesaikan.
Makalah ini disusun untuk di ajukan
sebagai tugas mata kuliah Taksonomi
Hewan Invertebrata dengan Judul “Arti Penting dan Fungsi Taksonomi Serangga Ordo
Crustacea”.
Terimakasih
di sampaikan kepada bapak Prof. Dr.
Ir. Didik Sulistiyanto selaku Dosen pengampu mata kuliah Taksonomi Hewan Invertebrata yang
telah membimbing dan memberikan materi kuliah demi lancarnya tugas ini.
Demikianlah
makalah ini disusun Semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas mata kuliah Taksonomi Hewan Invertebrata.
Jember, 25 November 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam bahasa Latin, crusta berarti cangkang. Sehingga
Crustacea disebut juga hewan bercangkang. Crustacea telah dikenal kurang lebih
26.000 jenis. Jenis crustacea yang paling umum adalah udang dan kepiting.
Habitatnya sebagian besar di air tawar dan air laut, hanya sedikit yang hidup
di darat.
Dalam kehidupan sehari-hari
Crustacea memiliki peranan penting baik yang menguntungkan maupun yang
merugikan. Peranan yang mnguntungkan tersebut disebabkan Crustacea memiliki
protein yang sangat tinggi dan baik untuk
kesehatan, dan sebagai Zooplankton yaitu sumber makanan bagi ikan-ikan.
Sedangkan peranan Crustacea yang tidk menguntungkan yaitu merusak galangan
kapal, berparasit pada Ikandan Kura-kura, dan merusak pematang sawah atau
saluran Irigasi. Oleh karena itu adanya makalah ini bertujuan agar mengetahui
apa saja peranan Crustacea dalam kehidap sehari-hari yang dapat dimanfaatkan
dan yang dapat dihindari pengaruh buruknya.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana ciri-ciri Kelas Crustacea?
2.
Bagaimana taksonomi Kelas Crustacea?
3.
Bagaimana arti penting dan fungsi dari Kelas Crustacea dalam kehidupan?
1.3
Tujuan
1.
Mengetahui ciri-ciri Kelas
Crustacea
2.
Mengetahui taksonomi Kelas
Crustacea
3.
Mengetahui arti penting dan
fungsi dari Kelas Crustacea dalam kehidupan Sehari-hari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Setiap anggota Crustacea subphylum
(Arthropoda phylum), kelompok hewan invertebrata yang terdiri dari beberapa
spesies 45.000 didistribusikan di seluruh dunia, pada umumnya hidup di air
(akuatik), ada yang hidup di laut, air tawar, dan di tempat yang lembab.
Crustacea yang hidup di laut sebagian besar merupakan zooplankton. Ukuran tubuh
bervariasi, ada yang kecil (plankton) sampai dengan ukuran yang besar, seperti
kepiting dan udang (Brotowijoyo, 1990: 71).
Menurut Arif et al (2015) anggota
Crustacea antara lain meliputi udang, teritip, dan lobster. Beberapa larva dari
beberapa spesies anggota kelas ini tingga di dalam liang, sedangkan yang lain
bersifat pelagic, bahkan ada yang menghuni laut dalam. Sebagian besar hidup
bebas dan ada yang hidup dalam kelompok-kelompok besar.
a. Kepiting
b.Udang c.Ketam
1. Morfologi dan Anatomi
Permukaan
tubuh crustacea dilindungi kutikula yang tersusun dari zat kitin yang ditambah
dengan garam-garam mineral dan bersifat sangat keras. Tubuhnya dibedakan
menjadi cefalotorak dan abdomen yang terdiri dari segmen-segmen (kepala 5,
torak 8, dan abdomen 6) masing-masing dengan satu pasang anggota tubuh yang
terdiri atas ruas-ruas. Setiap segmen tubuh dibedakan atas tergum (bagian
dorsal), sternum (bagian ventral), pleura (lateral tubuh)(Suwigno, 2005: 51).
Cephalothorak terdiri atas 13 segmen yang terlindung oleh karapak. Ujung anterior
karapak merupakan rostrum. Antena dan antenula merupakan struktur indera. Kaki
jalan berfungsi untuk bergerak, memegang makanan, dan membersihkan tubuhnya.
Kaki renang sebagai alat renang, respirasi, dan pembawa telur pada hewan betina (Sunardi, 1983: 92).
Cambarus sp.
b. Sistem
Pencernaan
Sistem
pencernaan terdiri atas mulut, esophagus, lambung, usus, dan anus. Lambung
dibedakan atas dua bagian yaitu bagian yang besar (anterior) disebut kamar
kardiaka dan yang kecil adalah pylorus. Usus merupakan tabung kecil yang
mengarah ke arah posterior tubuh dan bermuara pada anus yang terletak pada
permukaan ventral telson. Di dalam usus terjadi penyerapan zat-zat makanan oleh
dinding usus (Hambariksa et al, 2015).
Makanan
udang pada prinsipnya adalah hewan-hewan yang masih hidup antara lain, siput,
berudu, larva insekta, dan ikan-ikan kecil. Namun udang juga memakan material
organik yang membusuk (Sunardi, 1983: 93).
c. Sistem
Sirkulasi
Menurut Suwignyo (2005: 81) alat peredaran terdiri atas darah dan
pembuluh darah. Darah terdiri atas cairan darah yang hampir tidak berwarna dan
corpuscula darah atau amoebocyt yang berupa sel-sel ameboid. Fungsi darah yaitu
mengangkut material makanan dari satu bagian tubuh ke bagian yang lain,
mengangkut oksigen dari insang menuju jaringan-jaringan tubuh, mengangkut CO2
menuju ke insangdan mengangkut urea menuju alat ekskresi.
d. Sistem
Respirasi
Diantara
bagian lateral karapak dan dinding badan terdapat rongga-rongga atau
kamar-kamar yang berisi insang dan bagian ventral kamar tersebut terbuka.
Insang merupakan penjuluran dinding badan yang berbentuk bulu dan mengandung
pembuluh darah. Skafognatit (bagian berbentuk sadel) dari maxilla II
bergerak ke depan dan ke belakang menarik air yang kaya oksigen menuju ke
filamen insang (Radiopuetro, 1991: 73).
e. Sistem
Ekskresi
Menurut Brotowijoyo (1990: 91) alat ekskresi berupa sepasang
bangunan yang lebar, disebut “kelenjar hijau” terletak di bagian bawah kepala,
anterior esophagus. Setiap kelenjar terdiri atas bagian glanduler berwarna
hijau, vesica urinaria, terbentuk dari dilatasi dinding yang tipis dan saluran
yang bermuara keluar melalui suatu pori terletak di bagian ventral pada segmen
basal antena. Fungsi kelenjar hijau adalah membuang sisa metabolisme tubuh.
f. Sistem
Saraf
Sistem saraf
udang mirip cacing tanah, tetapi relative lebih besar. Sistem saraf terdiri
atas ganglion supraesofageal (otak) yang bercabang ke saraf-saraf mata,
antenula, dan antenna. Sepasang saraf penghubung yang berhubungan dengan
ganglion subesophageal yang terletak di belakang mulut bagian ventral (Sunardi, 1983: 94).
g. Sistem
Reproduksi
Udang
bersifat diesius, yang betina memiliki abdomennya lebih besar
di bandingkan yang jantan. Alat reproduksi udang jantan terdiri atas
sepasang testis, sepasang vas deferens, dan sepasang vesikula seminalis. Alat
reproduksi udang betina terdiri atas sepasang ovari dan sepasang oviduk (Suwignyo, 2005: 83).
Pembuahan
terjadi di luar tubuh. Ketika musim reproduksi udang jantan dan udang betina
mengadakan kopulasi. Pada saat kopulasi spermatozoa akan di tampung dalam
penampung sperma, kemudian kedua hewan berpisah. Beberapa hari kemudian, udang
betina membersihkan daerah abdomennya dengan menggunakan kaki renagnya.
Kemudian udang betina membalikkan tubuhnya, melipat tubuh dan keluarlah sekresi
berupa lendir yang menyelaputi kaki renang. Ovum akan keluar dari oviduk
sekitar 200-400 buah dan akan dibuahi oleh spermatozoa yang keluar dari kantong
penampung spermatozoa. Telur tetap melekat pada kaki renang sampai menetas (Arif et al, 2015).
h. Sistem
Endokrin
Hormon
berperan utama dalam mengkoordinasikan fisiologi crustacea. Organ endokrin yang
terpenting adalah kompleks X organ
sinus gland (XOSG) complex yang terletak dekat saraf optic. Organ
endokrin yang terpenting lainnya adalah Y
organ, terletak pada bagian dasar setiap maksila. Hormon-hormon yang
dihasilkan oleh sistem XOSG adalah molt-inhibiting
hormone (MIH). MIH tersebut akan merintangi terjadinya molting dengan
menghambat sekresi ekdison dari organ Y(Radiopoetro,
1991:99).
Ketika
terjadi perubahan lingkungan sekitarnya seperti perubahan suhu atau panjang
hari, maka sekresi organ X terhambat dan organ Y terstimulus untuk
mensekresikan ekdison. Oleh karena itu, terjadinya molting hanya ketika adanya
perubahan lingkungan yang akan memicu kerja organ Y. Kompleks XOSG juga
mensekresikan hormone yang berfungsi mengontrol kromatofor, sehingga
memungkinkan hewan mengubah warna kulitnya(Radiopoetro,
1991: 99).
Salah satu
hormone yang menyebabkan pigmen menjadi lebih terkonsentrasi di sebelah dalam
kromatofor merah, akibatnya warna kulit hewan menjadi kurang merah. Hasil
sekresi lain adalah crustacean
hyperglycemic hormone yang analog dengan adrenalin glucagon di dalam
vertebrata. Hormone ini membantu meningkatkan glikogen yang disimpan menjadi
glukosa. Sistem XOSG juga mensekresi distal retinal-pigment hormone yang
berperan membantu proses adaptasi mata majemuk dalam cahaya redup. Udang karang
dan crustacea lain memiliki androgenic
glands yang menyebabkan sifat maskulin (Hambariksa
et al, 2014).
h. Regenerasi
dan Autotomi
Udang
memiliki daya regenerasi pada bagian-bagian tubuh yang rusak atau hilang.
Struktur baru tidak selalu sama dengan yang digantikan. Contohnya pada Orconectes
pellucidus testii memiliki mata yang tidak berfungsi. Namun setelah terjadi
regenerasi terbentuk bangunan seperti antena yang berfungsi sebagai alat
peraba. Regenerasi semacam ini disebut heteromorfis karena struktur baru tidak
serupa dengan struktur yang digantikan. Udang juga memiliki kemampuan
autotomi yaitu pemutusan kaki pada titik tertentu
(Brotowijoyo, 1990: 102)
i. Klasifikasi Crustacea
Menurut Hambariksa et al (2014) berdasarkan ukuran tubuhnya Crustacea
dikelompokkan sebagai berikut:
1. Entomostraca (udang tingkat rendah)
Kelompok Entomostraca umumnya merupakan penyusun
zooplankton, adalah melayang-layang di dalam air dan merupakan makanan ikan.
Adapun pembagian ordo yang termasuk Entomostraca antara lain :
a. Branchiopoda
Hewan ini sering disebut kutu air dan merupakan salah satu
penyusun zooplankton. Pembiakan berlangsung secara parthenogenesis. Contoh: Daphnia
pulex dan Asellus aquaticus.
b. Ostracoda
Hidup di air tawar dan laut sebagai plankton, tubuh kecil
dan dapat bergerak dengan antena. Contoh: Cypris candida, Codona
suburdana.
c. Copepoda
Hidup di air laut dan air tawar, dan merupakan plankton dan
parasit, segmentasi tubuhnya jelas. Contoh: Argulus indicus, Cyclops.
d. Cirripedia
Tubuh dengan kepala dan dada ditutupi karapaks berbentuk
cakram dan hidup di laut melekat pada batu atau benda lain. Cirripedia ada yang
bersifat parasit. Cara hidup Cirripedia beraneka ragam. Salah satu diantaranya
adalah Bernakel yang terdapat pada dasar kapal, perahu dan tiang-tiang yang
terpancang di laut atau mengapung di laut. Contoh : Balanus sp.
2. Malakostraca (udang tingkat tinggi)
Hewan ini kebanyakan hidup di laut, adapula yang hidup di
air tawar. Tubuhnya terdiri atas sefalotoraks yaitu kepala dan dada yang
bersatu serta perut (abdomen). Malakostraca dibagi menjadi 3 ordo, yaitu
Isopoda, Stomatopoda dan Decapoda.
a. Isopoda
Tubuh pipih, dorsiventral, berkaki
sama. Contoh:
Onicus asellus (kutu perahu) dan Limnoria lignorum. Keduanya
adalah pengerek kayu.
b. Stomatopoda
Hidup di laut, bentuk tubuh mirip belalang sembah dan
mempunyai warna yang mencolok. Belakang kepala mempunyai karapaks. Kepala
dilengkapi dengan dua segmen anterior yang dapat bergerak, mata dan antena.
Contoh: Squilla empusa (udang belalang).
c. Decapoda (si kaki sepuluh)
Yang termasuk ordo ini adalah udang dan ketam. Hewan ini
mempunyai sepuluh kaki dan merupakan kelompok udang yang sangat penting
peranannya bagi kehidupan manusia. Decapoda banyak digunakan sebagai sumber
makanan yang kaya dengan protein. Contohnya adalah udang, kepiting, ketam dan
rajungan. Kepala – dada menjadi satu (cephalothorax) yang ditutupi oleh
karapaks. Tubuh mempunyai 5 pasang kaki atau sepuluh kaki sehingga disebut juga
hewan si kaki sepuluh. Hidup di air tawar, dan beberapa yang hidup di laut.
Beberapa contoh Decapoda berikut uraiannya, yaitu:
a) Udang
1.
Penacus setiferus (udang windu), hidup di air payau, enak dimakan dan banyak
dibudidayakan.
2. Macrobrachium rasenbengi (udang galah), enak dimakan, hidup
di air tawar dan payau.
3. Cambarus virilis (udang air tawar)
4. Panulirus versicolor (udang karang), hidup di air laut
dan tidak memiliki kaki catut.
5.
Palaemon carcinus (udang sotong)
b) Ketam:
1.
Portunus sexdentatus (kepiting)
2. Neptunus peligicus (rajungan) / Pagurus sp.
3. Parathelpusa maculata (yuyu)
4. Scylla serrata (kepiting)
5.
Birgus latro (ketam kenari)
a.Branchiopoda
b. Ostracoda c.Copepoda
d.Stomatopoda e.Isopoda f. Decapoda
J. Peranan Crustacea
Di alam, Crustacea mempunyai peran yang cukup penting.
Sebagian besar zooplankton di laut dan samudra adalah Crustacea. Hewan ini
terdapat di laut mulai dari pantai sampai laut yang dalam. Crustacea juga mempunyai nilai ekonomi yang
sangat penting, karena beberapa jenis tertentu merupakan bahan makanan yang
baik bagi manusia, yaitu mengandung banyak protein. Selain itu, juga banyak
yang hidup sebagai zooplankton yang menjadi sumber makanan bagi beberapa jenis
ikan. Hanya sedikit Crustacea yang bersifat merusak, misalnya ada yang biasa
membuat lubang pada kayu bagian luar dari perahu atau kapal(Sunardi,
1991: 101).
Menurut Arif et al (2015) berikut peran Crustacea bagi Kehidupan Manusia, Jenis Crustacea yang
menguntungkan manusia dalam beberapa hal, antara lain:
1. Sebagai bahan makanan yang
berprotein tinggi, misal udang, lobster dan kepiting.
2. Dalam bidang ekologi, hewan yang
tergolong zooplankton menjadi sumber makanan ikan, misal anggota Branchiopoda,
Ostracoda dan Copepoda.
3. Udang rebon merupakan bahan baku
pembuatan terasi.
4. Telur artemia banyak diperdagangkan
karena naupliusnya merupakan makanan awal bagi anak ikan atau Udang.
Sedangkan beberapa Crustacea yang merugikan antara lain:
1. Merusak galangan kapal (perahu) oleh
anggota Isopoda.
2. Parasit pada ikan, kura-kura, misal
oleh anggota Cirripedia dan Copepoda.
3.
Merusak pematang sawah atau saluran irigasi misalnya ketam.
4.
Copepoda merupakan inang perantara penyakit cacing
pita ikan Dibotrio Cephalus Latus
5.
Tritip, yang merupakan pengganggu bagi manusia karena
mengotori lunas kapal, pelampung dan tiang tiang dilaut populasi tritip yang
padat dapat mengurangi kecepatan kapal.
BAB III
PEMBAHASAN
Crutacea
merupakan hewan akuatik (air) yang dapat hidup dilaut maupun air tawar. Kelas
crustacea adalah suatu kelompok besar dari arthropoda, terdiri dari kurang
lebih 52.000 spesies yang terdeskripsikan, dan biasanya dianggap sebagai suatu
subfilum.
Kelompok ini
mencakup hewan-hewan yang cukup dikenal seperti lobster, kepiting, udang, udang
karang, serta teritip. Mayoritas merupakan hewan akuatik, hidup di air tawar
atau laut, walaupun beberapa kelompok telah beradaptasi dengan kehidupan darat,
seperti kepiting darat. Mayoritas crustacean dapat bebas bergerak, walaupun
beberapa takson bersifat parasit dan hidup dengan menumpang pada inangnya.
Crustacean yang hidup dilaut sebagian besar merupakan zooplankton ukuran tubuh
bervariasi, ada yang kecil (plankton sampai ukuran besar kepiting dan udang.
Tubuh
Crustacea terdiri atas dua bagian, yaitu kepala dada yang menyatu
(sefalotoraks) dan perut atau badan belakang (abdomen). Bagian sefalotoraks
dilindungi oleh kulit keras yang disebut karapas dan 5 pasang kaki yang terdiri
dari 1 pasang kaki capit (keliped) dan 4 pasang kaki jalan. Selain itu, di
sefalotoraks juga terdapat sepasang antena, rahang atas, dan rahang bawah.
Sementara pada bagian abdomen terdapat 5 pasang kaki renang dan di bagian
ujungnya terdapat ekor. Pada udang betina, kaki di bagian abdomen juga
berfungsi untuk menyimpan telurnya. Sistem pencernaan Crustacea dimulai dari
mulut, kerongkong, lambung, usus, dan anus. Sisa metabolisme akan diekskresikan
melalui sel api. Sistem saraf Crustacea disebut sebagai sistem saraf tangga
tali, dimana ganglion kepala (otak) terhubung dengan antena (indra peraba),
mata (indra penglihatan), dan statosista (indra keseimbangan). Hewan-hewan
Crustacea bernapas dengan insang yang melekat pada anggota tubuhnya dan sistem
peredaran darah yang dimilikinya adalah sistem peredaran darah terbuka. O2
masuk dari air ke pembuluh insang, sedangkan CO2 berdifusi dengan arah
berlawanan. O2 ini akan diedarkan ke seluruh tumbuh tanpa melalui pembuluh
darah. Golongan hewan ini bersifat diesis (ada jantan dan betina) dan pembuhan
berlangsung di dalam tubuh betina (fertilisasi internal). Untuk dapat menjadi
dewasa, larva hewan akan mengalami pergantian kulit (ekdisis) berkali-kali.
Pada umumnya
peranan Crustacea yaituada yang menguntungkungkan dan ada yang merugikan. Menurut Arif et al (2015) berikut peran Crustacea bagi Kehidupan Manusia, Jenis Crustacea yang
menguntungkan manusia dalam beberapa hal, antara lain:
1. Sebagai bahan makanan yang
berprotein tinggi, misal udang, lobster dan kepiting.
2. Dalam bidang ekologi, hewan yang
tergolong zooplankton menjadi sumber makanan ikan, misal anggota Branchiopoda,
Ostracoda dan Copepoda.
3. Udang rebon merupakan bahan baku
pembuatan terasi.
4. Telur artemia banyak diperdagangkan
karena naupliusnya merupakan makanan awal bagi anak ikan atau Udang.
Sedangkan beberapa Crustacea yang merugikan antara lain:
1. Merusak galangan kapal (perahu) oleh
anggota Isopoda.
2. Parasit pada ikan, kura-kura, misal
oleh anggota Cirripedia dan Copepoda.
3.
Merusak pematang sawah atau saluran irigasi misalnya ketam.
4.
Copepoda merupakan inang perantara penyakit cacing pita
ikan Dibotrio Cephalus Latus
5.
Tritip, yang merupakan pengganggu bagi manusia karena
mengotori lunas kapal, pelampung dan tiang tiang dilaut populasi tritip yang
padat dapat mengurangi kecepatan kapal.
Namun tiap
ordo Cruustacea memiliki cirri-ciri dan peranan tersendiri yang khusus.
Ordo-ordo Crustacea tersebut yaitu:
1.
Ordo Euphausiacea
Mereka
adalah crustacea semi-transparan seperti udang kecil, sekitar 4-5 panjang ketika sudah dewasa, mereka dapat
hidup sampai 6 tahun yang cukup luar biasa mengingat berbagai macam binatang
yang memakan mereka dalam jumlah besar. Krill milik binatang yang membentuk
zooplankton. Para "kebun binatang" berarti bahwa mereka adalah
binatang, "plankton" berarti bahwa mereka mengapung di hulu kolom air
dan pada belas kasihan dari arus laut, mampu untuk mengubah posisi mereka di
kolom air, tetapi tidak dapat berenang melawan arus atau bermigrasi dalam arti
normal.
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Subphylum : Crustacea
Class : Malacostraca
Superorder : Eucarida
Order : Euphausiacea (krill)
Berdasarkan Karakteristiknya Euphausicea
yaitu:
·
Euphausiida (krill) adalah
holoplanktonic, Crustasea relatif besar.
·
Panjang dewasa 1 sampai 2 cm,
tetapi ada beberapa dapat mencapai 6 sampai 12 cm.
·
Chitinous exoskeleton terdiri
dari 3 bagian: Cephalon (kepala), dada dan perut
·
Mempunyai 2 antena
·
Hidup Berkoloni
·
Memiliki organ (photophores)
yang memancarkan cahaya. Fungsi yang tepat tidak diketahui; berpotensi untuk
kawin, interaksi sosial atau orientasi
Bedasarkan Manfaatnya yaitu:
a. Manfaat Ekologi
·
Krill merupakan elemen penting
dari rantai makanan. Antartika krill makan langsung pada fitoplankton, konversi
energi produksi primer menjadi bentuk yang sesuai untuk dikonsumsi oleh hewan
yang lebih besar yang tidak bisa makan secara langsung pada ganggang kecil.
Beberapa spesies seperti krill Utara memiliki keranjang penyaringan yang
relatif kecil dan aktif berburu copepoda dan zooplankton yang lebih besar
Banyak hewan memakan krill, mulai dari hewan kecil seperti ikan atau penguin
untuk yang lebih besar seperti anjing laut dan bahkan paus baleen.
·
Layar besar migrasi harian
vertikal, karena menyediakan makanan bagi predator permukaan pada malam hari
dan di perairan yang lebih dalam pada siang hari Dianggap batu kunci spesies
dekat bagian bawah foodchain karena mereka memakan fitoplankton dan
zooplankton. Sebagai Penyedia makanan bagi predator.
b. Manfaat bagi manusia
·
Minyak krill sebagai bahan
suplemen makanan
·
Sebagai sumber protein
·
Hewan peliharaan
·
Dipanen sebagai sumber makanan
bagi manusia (okiami)
2. Ordo
Decapoda
Kata Decapoda, berasal dari kata
Yunani deka yang berarti 'sepuluh' dan
Pous artinya 'kaki' digunakan untuk mengelompokkan berbagai akrab hewan
laut seperti udang,lobster, udang karang, kepiting . Decapoda mempunyai
morfologi yang tampak jelas. Mereka mempunyai 3 pasang apendik thorax yang
termodifikasi menjadi maksiliped dan 5 pasang apendik thorax berikutnya sebagai
kaki jalan atau periopod, sehingga Decapoda disebut juga dengan kaki sepuluh.
Decapods adalah invertebrata bertelur, dengan jenis kelamin terpisah.
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Subphylum : Crustacea
Class : Malacostraca
Subclass : Eumalacostraca
Superorder : Eucarida
Order : Decapoda
Berbagai jenis decapoda seperti udang, kepiting dan udang karang mempunyai
nilai niaga yang tinggi. Bahkan sejak tahun 1980 udang windu, Penaus monodon
merupakan komoditi ekspor Indonesia dan dibudidayakan dalam tambak. Udang
ronggeng dan kepiting kelapa juga digemari banyak orang dansudah masuk rumah
makan. Udang rebon, ordo Mysidacea, merupakan bahan baku pembuatan terasi, dan
juga diperdagangkan sebagai rebon kering asin.Semua ini memberi mata
pencaharian bagi nelayan, penangkap, pedagang pengumpul, pengangkutan dan rumah
makan. Selain itu decapoda juga ada yang merugikan seperti kepiting air tawar
dari family Potamonidae adapkali merusak benih padi di sawah.
Salah satu family dari ordo decapoda
yaitu panaidae, bagian ke tiga dari kaki jalan (periopod) mempunyai capit.
Cangkang penutup (pleuron) pada segmen abdominal ke dua tidak saling tumpang
tindih (overlapping). Gonad udang betina dapat dilihat dari ovarium yg terletak
pada bagian punggung atau dorsal udang. Organ kelamin jantan dan betina dapat
dilihat dari petasma pada pleopod pertama dan theticum yang terdapat di antara
kaki jalan (perlopod) ke lima.udang peneidae bersifat omnivore.
Kingdom : Animalia
Filum :
Arthropoda
Subfilum :
Mandibulata
Kelas :
Crustacea
Sub kelas :
Malacostraca
Ordo :
Decapoda
Sub ordo :
Natantia
Famili :
Penaidae
Manfaat udang penaidae :
·
Udang merupakan bahan makanan
yang mengandung protein tinggi, yaitu 21%, dan rendah kolesterol, karena
kandungan lemaknya hanya 0,2%. Kandungan vitaminnya dalam 100 gram bahan adalah
vitamin A 60 SI/100; dan vitamin B1 0,01 mg. Sedangkan kandungan mineral yang
penting adalah zat kapur dan fosfor, masing-masing 136 mg dan 170 mg per 100
gram bahan.
·
Udang dapat diolah dengan
beberapa cara, seperti beku, kering, kaleng, terasi, krupuk, dan lain-lain.
·
Limbah pengolahan udang yang
berupa jengger (daging di pangkal kepala) dapat dimanfaatkan untuk membuat
pasta udang dan hidrolisat protein.
·
Limbah yang berupa kepala dan
kaki udang dapat dibuat tepung udang, sebagai sumber kolesterol bagi pakan
udang budidaya.
·
Limbah yang berupa kulit udang
mengandung chitin 25% dan di negara maju sudah dapat dimanfaatkan dalam
industri farmasi, kosmetik, bioteknologi, tekstil, kertas, pangan.
·
Chitosan yang terdapat dalam
kepala udang dapat dimanfaatkan dalam industri kain, karena tahan api dan dapat
menambah kekuatan zat pewarna dengan sifatnya yang tidak mudah larut dalam air.
3. Ordo
Copepoda
Copepoda merupakan kelompok
entomostraca dengan jumlah spesies terbesar, yaitu sekitar 12.000 spesies dan sebagian
besar hidup bebas dan sekitar 25%-nya sebagian ektoparasit. Kebanyakan Copepoda
terdapat di laut dan sebagian lagi di air tawar, baik sebagai plankton maupun
fauna interstisial. Beberapa spesies hidup dalam hamparan lumut dan humus.
Rata-rata ukurannya antara 0,5-15 mm tetapi ada yang dapat mencapai 25 cm yang
biasanya sebagai parasit, misalnya Panella sebagai ektoparasit pada ikan laut
dan ikan hiu.
Kingdom : Animalia
Filum : Arthtropoda
Subfilum :
Crustacea
Kelas : Maxillopoda
Subkelas : Copepoda
Kelebihan
Copepoda:
·
Kandungan protein yang tinggi
(44-52%)
·
Kandungan asam amino yang
tinggi : meningkatkan daya reproduksi induk, mempercepat pertumbuhan,
meningkatkan daya tahan tubuh serta mencerahkan warna pada udang dan ikan.
·
Kandungan EFA (Essential fatty
acid), DHA , serta (n-3) HUFA (highly unsaturated fatty acid) sangat tinggi
pada tahap nauplius
·
Lebih mudah untuk dicerna
dibanding Artemia
·
Dapat didistribusikan dalam
berbagai tahap hidup (nauplii atau copepodit) sesuai kebutuhan
Kekurangan Copepoda
·
Sulit untuk diproduksi secara
masal, terkait dengan siklus hidup
4. Ordo Cirripedia
Cirripedia merupakan salah satu ordo yang termasuk dalam Entomostraca atau
Crustacea rendah. Tubuhnya terdiri dari kepala dan dada yang ditutupi karapaks
berbentuk cakram yang hidup melekat di laut. Cirripedia bersifat parasit dengan
cara hidupnya yang beranekaragam. Salah satu diantaranya yaitu Teritip.
Klasifikasi Teritip:
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Subfilum : Mandibulata
Kelas : Crustacea
Subclass : Cirripedia
Peranan bagi
kehidupan Teritip mengandung protein yang tinggi sehingga ia bisa dijadikan
sumber makanan bagi ikan-ikan. Fosilnya juga dapat dijadikan sebagai tempat
hidup hewan-hewan kecil. Tritip, yang merupakan pengganggu bagi manusia karena
mengotori lunas kapal, pelampung dan tiang tiang dilaut populasi tritip yang
padat dapat mengurangi kecepatan kapal.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Crutacea
merupakan hewan akuatik (air) yang dapat hidup dilaut maupun air tawar. Kelompok
ini mencakup lobster, kepiting, udang, udang karang, serta teritip.
Klasifikasi
Crustacea dibagi menjadi 2 subkelas :
1.
Enormostraca (Udang-udangan
kecil): Ordo Copepoda, Ordo Cladocera, Ordo Ostracoda, dan Ordo Amphipoda
2.
Malacostraca (Udang-udangan
besar): Ordo Isopoda dan Ordo Decapoda (berkaki sepuluh)
Crustacea berperan penting dalma kehidupan
sehari-hari:
a. Sebagai bahan makanan yang
berprotein tinggi, misal udang, lobster dan kepiting.
b. Dalam bidang ekologi, hewan yang
tergolong zooplankton menjadi sumber makanan ikan, misal anggota Branchiopoda,
Ostracoda dan Copepoda.
c. Udang rebon merupakan bahan baku
pembuatan terasi.
d. Telur artemia banyak diperdagangkan karena
naupliusnya merupakan makanan awal bagi anak ikan atau Udang.
4.2
Saran
Dalam
kehidupan sehari-hari seharusnya peranan Crustacea yang telah diketahui banyak
manfaatnya bagi kesehatan, maka lebih dikembangkan lagi bagaimana caranya
dikonsumsi masyarakat lebih mudah didapat dan dibeli. Sehingga dapat bermanfaat
dari berbagai sector baik ekonomi, sosial, dan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Mahasri, dan Mukti. 2015. Peningkatan Hasil
Panen Udang Pada Budidaya Udang Tradisional Di Deerah Permisan Kecamatan Jabon
Kabupaten Sidoarjo Untuk Mengurangi Waktu Panen Menggunakan Metode Best
Management Practice (BMP). Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Vol. 7 No. 1.
Surabaya: Universitas Airlangga
Brotowijoyo,
Mukayat. 1990 . Zoologi Dasar.
Jakarta : Erlangga.
Hambariksa, Oka, dan Suratma. 2014. Prevalensi dan
Intesitas Infeksi Parasit Crustacea pada Ikan Sulir Kuning (Caesio cuning) dan Ikan Pisang-pisang (Pterocaesio diagramma) yang Dipasarkan
Di Pasa Ikan Kedonganan Kabupaten Bandung. Jurnal
Kedokteran Hewan. Vol. 6 No.1. Bali: Universitas Udayana
Radiopoetro.
1991 . Zoology. Jakarta : Erlangga.
Sunardi, Drs. 1983 . Evolusi Avertebrata. Jakarta : Universitas Indonesia ( UI-Press).
Suwignyo. 2005 .
Avertebrata Air. Jilid 2 . Jakarta :
Penebar Swadaya.
makasih udah share infonya kak
BalasHapusElever Media Indonesia
Soccer Betting Rules | Soccer Bets | Best Bets | Bookmakers
BalasHapusThe best Soccer Bets in Kenya. Read the 바카라 사이트 bookmakers' soccer 1xbet korean bets to discover a winning soccer bet. septcasino