Sabtu, 27 Februari 2016

KUDA LAUT (Hippocampus sp.) IKAN PEJANTAN TANGGUH YANG DAPAT MELAHIRKAN





MAKALAH

KUDA LAUT (Hippocampus sp.) IKAN PEJANTAN TANGGUH YANG DAPAT MELAHIRKAN
 
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Kuda laut adalah hewan yang unik, tidak hanya karena bentuknya saja. Kuda laut tidak memilki gigi dan lambung, monogami, serta yang bertugas melahirkan adalah kuda laut jantan. Kuda laut jantan memiliki kantong perut. Saat kawin, kuda laut betina menaruh hingga 1500 telur ke dalam kantong tersebut. Proses pembuahan terjadi secara internal. Lapisan dalam kantong perut dipenuhi oleh pembuluh darah, lalu kuda laut jantan membuahi telur-telurnya menjadi embrio. Kuda laut jantan mengandung telur selama 9-45 hari, hingga embrio berkembang menjadi bayi kuda laut yang ukurannya masih sangat kecil. Kemudian, bayi-bayi dilahirkan di dalam air. kuda laut jantan seakan menyemprotkan ratusan bayi keluar dari kantong perutnya, Jumlah rata-rata bayi yang dilahirkan antara 100 hingga 1000. Mekanisme penyesuaian juga ditunjukan oleh kuda laut ini, selain berfungsi sebagai tempat menyimpan telur, bagian kantung depan pada kuda laut jantan juga diketahui berfungsi untuk mengatur kadar garam yang berada di lingkungan sekitar ketika ia melahirkan anak-anaknya, sehingga begitu menetas dan keluar dari dalam kantung perutnya, sehingga anak kuda laut langsung bisa menyesuaikan keadaan dirinya.
Jadi, artikel ini akan menjelaskan bagaimana kuda laut jantan dapat melahirkan, walaupun populasi kuda laut terus menurun hingga 20% dalam 10 tahun terakhir. Ini dikarenakan perusakan habitat, polusi, dan perdagangan ilegal untuk digunakan sebagai obat tradisional di Asia.
1.2    Rumusan Masalah
Rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas yaitu:
a.    Bagaimana Klasifikasi dan ciri-ciri Kuda Laut (Hippocampus sp.)?
b.    Bagaimana Keanekaragaman Kuda laut (Hippocampus sp.)?
c.    Bagaimana Mekanisme Kuda laut (Hippocampus sp.) jantan dalam melahirkan?
d.   Apa manfaat Kuda laut (Hippocampus sp.) bagi masyarakat?   
1.3    Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas makalah ini bertujuan untuk:
a.    Untuk mengetahui Klasifikasi dan ciri-ciri Kuda laut (Hippocampus sp.)
b.    Untuk mengetahui keanekaragaman Kuda Laut (Hippocampus sp.)
c.    Untuk mengetahui mekanisme kuda laut (Hippocampus sp.) jantan dalam melahirkan
d.   Untuk mengetahui manfaat Kuda laut (Hippocampus sp.)

1.4    Manfaat
a.    Mahasiswa dapat mengetahui lebih dalam mengenahi ciri-ciri kuda laut(Hippocampus sp.)
b.    Mahasiswa dapat mengetahui keanekargaman kuda laut(Hippocampus sp.)
c.    Mahasiswa dapat mengetahui mekanisme kuda laut(Hippocampus sp.) jantan dalam berkembangbiak
d.   Mahasiswa dapat mengetahui manfaat kuda laut(Hippocampus sp.)
  
BAB 2. PEMBAHASAN

Kuda laut (Hippocampus sp.) adalah jenis ikan yang hidup di laut dari genus Hippocampus dan familia Syngnathidae. Hewan dengan ukuran yang bervariasi antara 16 mm sampai 35 cm ini dapat ditemukan di perairan tropis dan menengah di seluruh dunia. Kuda laut (Hippocampus sp.)  merupakan satu-satunya spesies yang jantannya dapat hamil.
2.1    Klasifikasi dan Ciri-ciri Kuda Laut (Hippocampus sp.)
Kuda laut (Hippocampus sp.) adalah hewan yang telah mengalami evolusi sejak 40 juta tahun lalu (Fritzhe, 1997). Diistilahkan ke dalam genus Hippocampus berasal dari bahasa Yunani yang berarti binatang laut berbentuk kepala kuda, (hippos = kepala kuda ; campus = binatang laut).
Klasifikasi Kuda laut menurut ITIS yaitu:
Kingdom         : Animalia         
Phylum            : Chordata        
Subphylum      : Vertebrata 
Class                : Actinopterygii
Order               : Gasterosteiformes 
Family             : Syngnathidae 
Genus              : Hippocampus           
Species            : Hippocampus Sp.     
Kuda laut (Hippocampus sp.) termasuk ke dalam jenis ikan yang memiliki penampilan berbeda dengan jenis ikan lainnya. Kepala kuda laut (Hippocampus sp.) berbentuk segitiga menyerupai kuda, mulutnya panjang dan runcing membentuk sudut 90˚ dari badannya, ekornya panjang meruncing di bagian ujung. Ekornya berfungsi untuk mengaitkan tubuhnya pada suatu substrat seperti rumpul laut, terumbu karang, atau benda-benda lain yang ada di lingkungan. Ukuran kuda laut berkisar antara 1,5 inci hingga 14 inci. Bagian tubuh kuda laut tertutup oleh keping tulang berlapis-lapis menyerupai perisai.
Menurut Vincent (1996) kuda laut (Hippocampus sp.) mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : tubuh agak pipih, melengkung, permukaan kasar, seluruh tubuh terbungkus dengan semacam baju baja yang terdiri atas lempengan-lempengan tulang atau cincin. Kepala mempunyai mahkota dan moncong denganmata kecil yang sama lebar. Ekor prehensil (dapat memegang) lebih panjang dari kepala dan tubuh. Sirip dada pendek dan lebar, sirip punggung cukup besar dan sirip ekor tidak ada. Pada kuda laut jantan mempunyai kantung pengeraman yang terletak dibawah perut.
Gambar 1. Morfologi kuda laut (Hippocampus sp).
Keterangan :
1. Sirip dada
2. Sirip punggung
3. Sirip anal
4. Kantong pengeraman (brood pouch).
Kuda laut menggunakan gerakan matanya secara bebas untuk melihat. Satu mata dapat melihat pada satu arah dan mata yang satu lagi bergerak ke semua arah. Kuda laut mempunyai pandangan ganda (binocular vision) yang berhubungan (Hansen, 2002).                                  
Ikan ini memang memiliki bentuk mulut seperti kuda yang hidup di darat namun memiliki perut yang membusung ke depan dan bagian kaki yang menyerupai ekor melilit ke arah belakang. Ukuran kuda laut bervariasi antara 16 mm hingga 35 cm dan dapat ditemukan di perairan tropis di seluruh dunia.
Beberapa spesies kuda laut memiliki warna tubuh yang transparan sehingga sering sekali tidak terlihat dan untuk mengambil gambarnyapun cukup sulit. Sama seperti ikan yang lainnya, kuda laut ini bernafas dengan insang dan memakan plankton atau hewan- hewan kecil lainnya yang ada di dalam laut.
Kuda laut juga memiliki sirip pada kedua bagian sisi tubuhnya yang berfungsi untuk menggerakan tubuhnya. Ketika kuda laut bergerak bukan hanya siripnya saja melainkan kepala kuda lautpun ikut bergerak. Kulit kuda laut juga sering disebut sebagai “baju baja” karena kulit kuda laut tersebut sangatlah keras seperti cangkang yang berfungsi melindungi diri dari ancaman musuh (Dames, 2000).
Kuda laut termasuk hewan karnivor, memakan segala jenis hewan kecil mulai dari kelompok crustasea hingga larva ikan. Kuda laut adalah pemangsa pasif yaitu menunggu makanan lewat dan menyerang mangsanya dengan cara menghisap ke moncongnya yang agak panjang. Kuda laut tidak mempunyai gigi dan mangsa ditelan langsung ke dalam sistem pencernaan (Simon dan Schuster, 1997).
Kemampuan daya cerna kuda laut sangat cepat, meskipun kuda laut mempunyai saluran pencernaan yang bergulung-gulung. Anak kuda laut dapat memakan lebih dari 3600 naupili Artemia selama waktu tertentu. Kuda laut yang berumur satu tahun dapat memakan 23 individu copepoda dan mencernanya selama 5-6 jam (Dames, 2000).
2.2    Keanekaragaman Kuda Laut (Hippocampus sp.)
Kuda laut dapat dijumpai hampir di seluruh perairan dunia, mulai dari kawasan beriklim tropis hingga beriklim sedang. Habitat kuda laut terutama di sepanjang pesisir pantai, tepian laut, teluk-teluk yang dangkal, mendiami tempat-tempat yang banyak terdapat terumbu karang, hutan bakau, dan padang lamun. Dari sejumlah species anggota kuda laut, Hippocampus kuda adalah jenis yang memiliki distribusi paling luas, terutama di sepanjang perairan tropis Indo-Pasifik. Wilayah persebaran hewan ini ke barat hingga Selat Inggris, ke timur hingga Kepulauan Hawaii, ke utara hingga Laut Jepang, dan ke selatan hingga Pantai Australia (Martine et al, 2005).
Populasi kuda laut terbesar terdapat diperairan Indo-pasifik. Kuda laut ditemukan di Australia sebanyak 10 spesies, Asia Tenggara ditemukan 7 spesies, Jepang ditemukan 7 spesies dan disebelah Barat Laut Amerika (Pasifik Selatan) 1 spesies, sedangkan disebelah barat Atlantik dan karibia ditemukan 3 spesies yang hidup disebelah selatan laut Amerika. Atlantik Selatan juga mempunyai beberapa spesies dimana tiga spesies terdapat di Afrika barat. Kuda laut umumnya hidup diperairan dangkal hingga kedalaman 20 meter, beberapa spesies ditemukan pada kedalaman lebih dari 150 meter (Lourie, et al. 1999). H. whitei, H. borbouniensis, H. erectus, H. guttulatus, dan H. zosterae hidup di perairan hangat dan daerah tropis diantara hamparan rumput laut (zosterae, possidonia, dan halopilla) atau padang lamun. Kuda laut juga hidup di dasar laut yang ditumbuhi bunga karang lunak (H. subelong), dijumpai pula diantara karang di daerah tropis (H. comes).
Kuda laut memang salah satu hewan unik yang juga cantik dari bawah laut, namun ternyata keberadaanya sendiri sudah cukup sulit ditemui dan sedang menghadapai ancaman kepunahan. Banyak faktor yang menyebabkan mereka punah, seperti rusaknya terumbu karang yang merupakan habitat mereka, perburuan oleh manusia yang menjadikannya sebagai hiasan atau juga di beberapa daerah dijadikan sebagai bahan obat (Wetzel dan Linkes, 1979).

2.3    Mekanisme Kuda laut (Hippocampus sp.) Jantan dalam Melahirkan
Kuda laut merupakan salah satu ikan yang juga berkembang biak untuk mempertahannya spesiesnya. Ikan ini berkembang biak dengan cara bertelur di dalam perutnya dan mengeluarkan bayi-bayi kuda laut bila sudah dirasa cukup waktu (Petplace, 2003).
Namun yang mengandung bayi-bayi kuda laut tersebut bukan kuda laut betina melainkan kuda laut jantan yang mengandung dan melahirkan bayi- bayi lucu tersebut sedangkan kuda laut betina hanya memproduksi telur. Jadi ketika sang betina telah menghasilkan telur, telur tersebut akan dikeluarkan oleh betina dan dimakan oleh sang jantan untuk kemudian disimpan di dalam perutnya.
Selain berperan sebagai ayah yang baik, kuda laut juga dikenal sebagai hewan yang melambangkan kesetiaan. Hal tersebut disebabkan oleh cara hidup ikan tersebut yang monogami atau hanya memiliki satu pasangan dalam hidupnya. Bahkan terdapat beberapa spesies kuda laut yang apabila salah satu pasangannya mati maka kuda laut tersebutpun tidak akan mencari pasangan betina kuda laut yang lainnnya hingga kuda laut tersebut akan mati(Hansen, 2002).
Dari sekian banyak keunikan hewan laut ini yang paling unik adalah fakta jika kuda laut merupakan satu-satunya binatang yang jantannya mengandung. Dengan periode kehamilan selama 6-10 minggu tergantung kondisinya masing-masing. Sebenarnya sama seperti kebanyakan jenis hewan, kuda laut betina yang mengeluarkan telur dan jantan akan membuahinya, namun skemanya berbeda pada kuda laut dan pada apa yang dilakukan oleh hewan lainnya, sebab proses pembuahan dilakukan oleh kuda laut ini tepat setelah kuda laut yang betina memasukan telurnya ke dalam bagian kantung depan kuda laut jantan (Vincent, 1996).
Kantung yang dimiliki kuda laut jantan tersebut diketahui memiliki sejenis spon dan pembuluh darah yang akan menjadi sumber makanan bagi para calon anak kuda laut. Pada saatnya ia melahirkan, maka dengan alami ia akan memompa menggunakan buntutnya hingga kuda laut kecil pada bagian perutnya keluar dari dalam perutnya. Mekanisme penyesuaian juga ditunjukan oleh kuda laut ini, selain berfungsi sebagai tempat menyimpan telur, bagian kantung depan pada kuda laut jantan juga diketahui berfungsi untuk mengatur kadar garam yang berada di lingkungan sekitar ketika ia melahirkan anak-anaknya, sehingga begitu menetas dan keluar dari dalam kantung perutnya, anak kuda laut langsung bisa menyesuaikan keadaan dirinya (Wetzel dan Linkens, 1979).
Kuda laut jantan memiliki kantong perut. Saat kawin, kuda laut betina menaruh hingga 1500 telur ke dalam kantong tersebut. Proses pembuahan terjadi secara internal. Lapisan dalam kantong perut dipenuhi oleh pembuluh darah, lalu kuda laut jantan membuahi telur-telurnya menjadi embrio (Dames, 2000).
Kuda laut jantan mengandung telur selama 9-45 hari, hingga embrio berkembang menjadi bayi kuda laut yang ukurannya masih sangat kecil. Kemudian, bayi-bayi dilahirkan di dalam air. Kuda laut jantan seakan menyemprotkan ratusan bayi keluar dari kantong perutnya, Jumlah rata-rata bayi yang dilahirkan antara 100 hingga 1000. Setelah melahirkan, peran sang kuda laut jantan sudah selesai. Bahkan, kuda laut seringnya langsung kawin lagi dalam kurun waktu beberapa jam atau hari di saat musim kawin.
Untuk melakukan pemijahan masing-masing kuda laut mencari pasangannya. Induk jantan yang matang kelamin aktif mencari induk betina, begitu pula sebaliknya apabila ikan betina siap memijah akan berusaha menemukan pasangan yang cocok. Ciri-ciri induk yang matang kelamin dan siap memijah adalah sebagai berikut :
a.    Jantan
Mengejar betina sambil menekuk ekor dan menggembungkan kantung pengeraman, serta warna tubuh berubah menjadi cerah.
b.    Betina
Bagian perut membesar, urogenital berwarna kemerah-merahan. Apabila disorot cahaya, bagian dalam perut berwarna kemerahmerahan. Warna tubuh berubah menjadi cerah. Bila dililit oleh ekor kuda laut jantan tidak berusaha melepaskan diri (Lourie, 1999).
Induk betina yang siap memijah akan memberikan respon pemijahan terhadap jantan yang mendekat dengan cumbuan yang menarik. Induk jantan dan betina saling mengait satu sama lain, berhadapan dan berenang bersama-sama. Gerakan percumbuan dapat terjadi berkali-kali sampai akhirnya induk betina benar-benar siap memijah. Pada puncak pemijahan ekor jantan dan betina pada posisi lurus, moncong saling menekan, secara berpasangan berenang menuju ke permukaan dengan posisi lubang kelamin betina diarahkan ke broodpouch (lubang kantung pengeraman) jantan. Kemudian, 5 – 6 detik telur betina dikeluarkan dalam bentuk gumpalan berwarna kemerah-merahan dan segera dimasukan ke kantung pengeraman. Setelah telur keluar seluruhnya, dengan cara yang unik induk betina melepaskan diri dari induk jantan dan induk induk jantan terus berusaha menyerap seluruh telur ke dalam kantung sambil menggoyang-goyang badannya untuk mengatur posisi telur di dalam kantung pengeraman(Martine et al, 2005).
Gambar 2. Kuda laut sedang melakukan perkawinan
Pengeraman dilakukan oleh kuda laut jantan di dalam kantung penetasan. Kantung ini dilapisi jaringan yang lembut dengan lekuk-lekuk kecil dimana telur diletakkan, pembuluh darah dalam jaringan tersebut membesar dan mengubah kantung tersebut menjadi seperti ovarium pada mamalia yang bentuknya menyerupai sepon(Hansen, 2002).
Induk betina dewasa dengan panjang tubuh antara 10 – 14 cm dapat memproduksi telur 300 – 600 butir. Jika ukuran jantan dan betina seimbang, pada proses pemasukan telur ke dalam kantong pengeraman, telur dapat masuk seluruhnya. Namun demikian apabila ukuran si jantan lebih kecil dari pada induk betina, sering terjadi sebagian telur tidak masuk ke dalam kantung jantan dan berhamburan di dasar bak. Telur yang tidak berhasil masuk ke dalam kantung akan mati, sedangkan telur-telur yang berhasil dimasukan akan menetas menjadi larva pada hari ke lima. Larva akan berada dalam kantung pengeraman hingga berubah menjadi juwana, yaitu sekitar 10 hari, kemudian juwana akan dilepaskan /dilahirkan ke dalam air media pemeliharaan.
Kelahiran atau proses pengeluaran juwana merupakan proses yang sangat meletihkan bagi kuda laut jantan. Induk jantan berpegang kuat-kuat atu berenang mondar-mandir dan menggosok-gosokan kantungnya pada dasar bak. Dengan cara menekuk tubuh dan membuka lubang kantungnya, disertai kontraksi kantung pengeraman maka juwana disemprotkan keluar dari kantung. Proses kelahiran juwana dilakukan secara bertahap. Setelah melahirkan, induk jantan diam dan beristirahat untuk beberapa jam(Petplace, 2003).
Gambar 3. Induk kuda laut jantan Hippocampus sp, saat melahirkan anak kuda laut melakukan gerakan ke depan dan ke belakang.
Juwana adalah sebutan bagi anakan kuda laut yang baru lahir sampai umur maksimal 30 hari atau panjang tubuh sekitar 2 cm dan atau masih bersifat planktonik, melayang dan belum mampu bertengger pada tempat bertengger. Penebaran juwana dilakukan pagi hari antara jam 08.00 – 10.00. seleksi juwana untuk untuk penebaran dengan kriteria : bergerak aktif di kolom air dan melawan arus, posisi tubuh tegak saat berenang, warna cerah dan ukuran panjang minimal 0,6 cm. kepadatan di bak pemeliharaan 2 – 5 ekor/liter. Apabila jumlah induk sedikit sehingga produksi juwana setiap harinya rendah, penebaran dapat dilakukan lebih dari 1 kali sampai kepadatan yang diinginkan namun dalam waktu tidak lebih dari 10 hari. Penebaran yang dilakukan beberapa kali akan menghasilkan ukuran benih yang berbeda pada saat panen umur 30 – 40 hari, dengan ukuran 2,5-3,5 cm. Pakan juwana kuda laut adalah zooplankton dalam kondisi hidup. Jenis zooplankton yang diberikan sesuai dengan umur dan ukuran juwana (Simon dan Schuster, 1997).
2.4    Manfaat Kuda Laut (Hippocampus sp.)
Kuda Laut bernama latin Hippocampus sp. atau yg lebih dikenal dengan nama tangkur kuda ternyata memberikan sebuah khasiat yg luar biasa. Kuda Laut sudah digunakan semenjak zaman kaisar-kaisar cina terdahulu sebagai obat untuk berbagai macam penyakit. Dari penyakit-penyakit ringan seperti diantaranya penyakit kulit, gangguan pencernaan, gangguan pernapasan, peradangan, penyakit saraf, hingga penyakit yg cukup berat seperti gangguan fungsi otak, hati, jantung dan ginjal dan juga penyakit kanker(Dames, 2000).
Selain itu menurut para Dokter hewan ini juga berkhasiat melancarkan perederan darah, meningkatkan vitalitas seksual, meningkatkan jumlah sperma, disfungsi ereksi, menguatkan rahim, anti penuaan dini, meremajakan kulit, mengatasi gangguan insomnia, mengatasi rasa nyeri di daerah lutut, serta mengatasi ancaman gangren (luka pada kulit yang membusuk) dan juga dapat mengatasi kanker payudara (Vincent, 1996).
Kuda laut sudah terkenal sejak zaman dulu. Namun saat ini orang mengenal manfaat kuda laut untuk mengatasi "masalah kejantanan Pria" tapi ternyata dari berbagai informasi yag dapat dipercaya, Khasiat atau manfaat kuda laut kering tidak selalunya untuk memperbaiki/meningkatkan masalah Kejantanan tetapi berbagai penyakit lain seperti berikut ini. Manfaat dan khasiat kuda laut kering (Hansen, 2002) :
a.         Menghangatkan sistem vital.
b.        Meningkatkan metabolise tubuh.
c.         Merangsang organ vital.
d.        Memperlancar peredaran darah.
e.         Menambah keperkasaan pria.
f.         Memperbaiki fungsi ginjal dan hati.
g.        Memperlambat proses penuaan.
h.        Meningkatkan kekebalan tubuh.
i.          Meningkatkan fungsi otak.
j.          Menambah imunitas.
k.        Mengatasi gangguan asma.
l.          Mengatasi gangguan insomnia.
m.      Menguatkan rahim.
n.        Mengatasi rasa nyeri di daerah lutut.
o.        Mengatasi gangguan gangren.
p.        Meminimalisasikan resiko kanker payudara.
q.        Meningkatkan frekwensi urine pada malam hari.
r.          Meminimalisasikan resiko ketidaksuburan.
s.         Meminimalisasikan resiko penyakit jantung.
t.          Mengatasi gangguan penyakit kulit.


BAB 3. PENUTUP

3.1    Kesimpulan
a.    Kuda Laut (Hippocampus sp.) adalah species dari genus Hippocampus dan termasuk pisces dari subfilum vertebrata yang hidupnya monogami, tidak memiliki rahang dan kuda laut jantan dapat melahirkan.
b.    Species Kuda laut (Hippocampus sp.) banyak di sepanjang perairan tropis Indo-Pasifik. Wilayah persebaran hewan ini ke barat hingga Selat Inggris, ke timur hingga Kepulauan Hawaii, ke utara hingga Laut Jepang, dan ke selatan hingga Pantai Australia, namun saat ini semakin punah
c.    Mekanisme Kuda laut (Hippocampus sp.) jantan dalam melahirkan dilakukan secara internal dengan memasukkan telur dari kuda laut betina kedalam kantung kuda laut jantan, lalu kuda laut jantan yang mengeraminya hingga melahirkannya.
d.   Kuda laut (Hippocampus sp.) sangat bermanfaat dalam pengobatan tradisional untuk kesehatan dan juga untuk ikan hias.