Selasa, 16 Juni 2015

Laporan PUSLIT



TPA Pakusari dan Pusat Penelitian Kebun Renteng Jember
1. TPA Pakusari
TPA (tempat pembuangan akhir) Pakusari merupakan tempatpembuangan sampah dari tiga kecamatan di kota Jember, yaitu Patrang, Kaliwates, dan Sumbersari, yang  mencakup desa Sukowono, Kalisat, Mayang, Silo, dan Rambi. Setiap hari  sampah dapat mencapai 600 m3/hari dengan jumlah truk pengangkut 32 armada pengantar sampah. Biasanya dari pasar tanjung 4 m3/ hr dan dari 10 titik pembuangan sampah dapat mencapai 50 m3/hari untuk pasar-pasar. TPA Pakusari berdiri mulai tahun 1991 dengan luas 6,8 hektare, namun lahan ini tidak mencukupi untuk menampung sampah. Area akan menjadi ideal jika di tambah 4.5 hektar lagi. Sampah terus meningkat setiap harinya, di perkirakan satu rumah tangga 1 kg. Namun yang di tangani hanya 600 m3 dan sisanya tidak tahu kemana. Mungkin di setiap rumah tangga menggunakan sistem juglangan, ada yang di buang ke sungai, dan ada juga yang di olah sendiri. Sudah 2 tahun TPA Pakusari mengajukan penambahan lokasi dan wacana “Sanitary Landfill”, tapi tidak ada respon dari pemerintah.
Dulu sampah-sampah ini di jadikan kompos, lalu vakum selama 2 tahun karena investor tidak ada lagi. Jadi, hanya di lakukan metoda “open dumping” terhadap sampah yaitu penimbunan sampah secara terbuka. Namun terkadang juga menggunakan metoda “Sanitary Landfill” yaitu diganti dengan system lahan uruk saniter, sampah di masukkan ke lahan lalu di tutup, jadi setiap hari sampah-sampah di ratakan hingga ketinggian 1 meter lalu di kasih tanah 20 cm.
Namun sampah-sampah tertentu  di bakar, seperti sampah medis karena ada kandungan bakterinya jadi di pisah terlebih dahulu. Pada sampah medis penanganannya berbeda, tapi dengan teknik sederhana. Ada beberpa masyarakat yang ikut mengambil dan memisahkan beberapa sampah untuk reduce, reuse, dan recycle. Mereka hanya mendaftarkan nama di TPA namun  tidak ada pengumutan apapun untuk mereka, jadi hanya untuk pendataan saja. Jika mereka ada masalah karena terkait dengan TPA maka di bantu. Pada tahun 2000-2007 ada pihak kesahatan 1 minggu satu kali memeriksa para pekerja dan pemulung di TPA. Namun karena tidak ada keluhan dari para pekerja dan pemulung jadi pihak dari kesehatan hanya akan datang jika di panggil saja. Disana para pemulung membangun tenda-tenda tempat bernaung hanya  sementara untuk istirahat, bukan untuk tempat tinggal. Hasil yang di ambil pemulung di jual sendiri untuk di timbang dan menghasilkan uang. Sedangkan sampah yang tidak di ambil di hancurkan dan di ratakan.
2. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Kebun Renteng
Indonesia merupakan Negara yang memproduksi kopi terbesar no.3 di Dunia. Pusat penelitian kopi dan kakao kebun Renteng sangat startegis berkontirbusi dalam pengembangan kopi dan kakao. Pusat penelitian kopi dan kakao berdiri sejak 1 januari tahun 1911-2015 sejak zaman belanda “Besoekisch Proesfstation” yang terletak di Jl. PB. Sudirman No. 90 desa Kaliwining Kecamatan Rambipuji Jember, di 45 m dari permukaan air laut. Kebun kakao ini memiliki luas 160 hektare dan beriklim D. Kelebihan kebun ini yaitu Untuk penelitian kopi dan kakao. Kebun kopi dan kako ini memiliki 3 fungsi, yang pertama sebagai pusat penelitian karena memiliki kopi robusta dan kakao 1000 lebih, dan yang kedua sebagai plasma nutfah jadi sebagai kebun induk dan kebun produksi.sedangkan yang ketiga yaitu sebagai agrowidia wisata. Selain di desa Kaliwining ini ada 2 kebun lagi di malang selatan, yang bernama “kebun percobaan sumber asin” yang berada di ketinggian 600 m dari permukaan air laut dengan luas 100 hektare. Di sana meneliti kopi robusta dan kakao. Lalu, di Bondowoso di namakan “kebun percobaan andong sari” kecamatan pakem yang terletak pada ketinggian 1100 m dari permukaan air laut dengan luas 60 hektare. Disana meneliti kopi arabika dan kopi loak.
Kakao berasal dari Amerika Tengah dan tumbuh di bawah pohon besar yang jadi ada naungannya. Jika terlalu panas karena sinar matahari maka akan mati. Disini ada Naungan tetap yaitu lamtoro tanpa biji dan kelapa, sedangkan naungan sementaranya yaitu jagung, tebu, pisang. Namun mahoni disini sebagai wine briger karena kako tidak kuat terhadap angin. Jenis tumbuhan  kakao yang di budidayakan adalah Kakao biji ungu ”Lindak Hibrida” dan kakao biji putih. Namun lebih banyak kakaobiji ungu daripada biji putih karena biji putih produksinya rendah. Tanaman kakao sangat strategis pada ketinggisn 600 m dari permukaan air laut dengan pH 6-7 curah hujan 1500-2500. Jadi, di bantu dengan penyiraman.
Kakao di olah menjadi cokelat dengan melalui 5 tahapan pokok. Yaitu penyaringan, pengupasan kulit ari, pemastaan dan penghalusan pasta atau adonan cokelat. Untuk mendapatkan produksi cokelat dari biji kakao di lakukan penyangraian dengan wajan atau dengan alat penyangraian sederhana dengan silinder berputar yang dipanasi api. Lalu kulit ari di kupas menggunakan mesin desheller yang dilengkapi dengan ayakan pemisah kulit sistem winnowing, selanjutnya proses pemastaan dan penghalusan adonan cokelat dengan sistem ballmill. Lalu cokelat tersebut bisa di jadikan lemak kakao dan bubuk cokelat melalui proses pengempaan, juga bisa di jadikan permen cokelat dengan sistem ballmill tadi. Bahan utama pembuatan permen cokelat berupa pasta cokelat, lemak, gula, dan susu dicampur. Semuanya di campur menjadi adonan dengan mesin penghalus. Untuk mendapatkan penampilan mengkilap dan homogen maka di tambahkan sedikit lesitin sebagai emulsifier.
Sedangkan pengolahan biji kopi ada yang primer dan skunder. Pengolahan biji primer dapat di olah secara basah dan kering.  Buah kopi yang sudah masak disortasi secara teliti untuk memisahkan buah yang superior. Sedangkan kotoran seperti daun, ranting, tanah dan kerikil harus di buang karena dapat merusak mesin pengupas. Buah merah terpilih di olah dengan metoda basah agar diperoleh biji kopi HS kering dengan tampilan yang bagus. Sedangkan buah yang hijau-kuning diolah dengan cara pengolahan kering. Proses pengolahan basah di awali dengan pengupasan kulit buah dengan mesin pengupas tipe silinder. Mesin pengupas kopi brkapasitas 200-300 kg buah kopi perjam di gerakkan dengan motor bakar bensin 5 PK. Alat ini juga dapat di operasikan secara manual tanpa menggunakan mesin, akan tetapi hanya berkapasitas 80-100 kg buah kopi perjam. Pengupasan buah kopi dilakukan dengan menyemprotkan air kedalam silinder bersama dengan buah yang di kupas. Biasanya konsumsi air mencapai 7-9 m3 per ton buah kopi. Aliran air berfungsi untuk membantu mekanisme pengaliran buah kopi sekaligus membersihkan lender. Lapisan air juga berfungsi untuk mengurangi tekanan geseran silinder terhadap buah kopi sehingga kulit tanduknya tidak pecah.   Setelah di kupas lalu biji kopi di fermentasi untuk menghilangkan sisa-sisa lender. Biasanya hanya untuk kopi Arabika yang menghilangkan rasa pahit, tidak untuk kopi Robusta. Fermentasi dapat di lakukan secara basah dengan air dan secara kering tanpa air. Setelah proses fermentasi lalu dilakukan proses pencucian untuk menghilangkan sisa lendir hasil fermentasi. Lalu biji kopi di keringkan untuk mengurangi kandungan air dari dalam biji kopi.proses pengeringan dapat dilakukan dengan penjemuran, mekanis, dan keduanya. Setelah di keringkan lalu biji kopi di kupas kulit tanduknya agar menjadi biji kopi beras. Lalu biji kopi beras harus disortasi secara fisik atas dasar ukuran dan cacat bijinya. Sortasi ukuran dilakukan dengan ayakan mekanis tipe meja getar dengan kapasitas 400-1200 kg per jam.lalu setelah itu di lakukan penggudangan yng bertujuan untuk menyimpan hasil panen setelah disortasi dengan kondisi aman sebelum di pasarkan ke konsumen. Penyimpanan harus memperhatikan kadar air, kebersihan gudang dan kelembapan. Kelembapan tidak boleh lebih dari 70% dan kadar air sekitar 20%. Untuk daerah tropis untuk pengkondisian gudang maka menggunakan kolektor tenaga surya.
Pada pengolahan kopi sekunder, biji kopi beras di jadikan kopi bubuk untuk siap secara langsung dapat di seduh. Tahap pertama yaitu proses penyangraian, dilakukan dengan cara di panaskan lalu didinginkan dengan kipas. Selama pendinginan biji kopi diaduk secara manual agar proses sangria menjadi rata dan warna menjadi hitam. Biasanya penyangrain mmbutuhkan proses 7-30 menit. Lalu setelah itu dilakukan proses pencampuran dengan beberapa jenis bahan baku atas dasar biji kopi berasnya. Pencampuran dilakukan dengan alat pencampur tipe hexagonal. Lalu setelah pencampuran biji kopi beras di haluskan menjadi bubuk kopi dengan menggunakan alat penghalus tipe burrmill. Setelah penghalusan tersebut biji kopi di kemas untuk mempertahankan aroma dan citarasa kopi bubuk. Kemudian hasil kemasan dilakukan pengepakan untuk pemasaran pada konsumen.
Pusat penelitian kebun kopi dan kakao merupakan salah satu pabrik yang menerapkan kegiatan tanpa limbah (zero waste). Jadi, dengan berbagai kegiatan pabrik yang menimbulkan sampah dan limbah tidak menimbulkan penemaran lingkungan, karena semua sampah dan limbah dimanfaatkan kembali untuk digunakan.  
Limbah dari kebun kopi dan kakao merupakan limbah pangkasan hijauan kakao  yang dalam 1 tahun mencapai 5 ton. Sedangkan limbah dari pangkasan lamtoro 15 ton setahun.  Limbah dari buah kakao sendiri mencapai 70% dari kulit kakao dan dari biji 30%. Limbah kulit mencapai 27 ton setahun. Limbah di manfaatkan lagi dengan di buat kompos dan untuk makan ternak. Limbah kakao 1 ha biasanya untuk 15 ekor kambing dalam 1 tahun.  Limbah kotoran kambing mencapai 8 ton untuk 15 ekor. Jadi, setelah menjadi pupuk maka tanaman kopi dan kakao sudah di pupuk 1,5 dari pupuk anjuran. Kotoran kambing untuk di buat biogas dan pakan cacing. Lalu cacing di jadikan pupuk atau pakan ikan.  Jadi, sumber biomassa di perkebunan kopi dan kakao berasal dari kebun dan limbah pabrik. Dari pabrik pengolahan sendiri akan dihasilkan kurang lebih 15-22m3 kulit kakao dan 5-10 m3 kulit kopi perhektar pertahun. Potensi produksi gas dari bahan baku limbah tersebut maka semakin hari akan semakin besar. Secara teknis, beberapa biomassa dapat di gunakan sebagai bahan baku produksi biogas dengan cara mencampurnya pada produksi tertentu. Namun ada beberapa persyaratan yang hasrus di penuhi agar produksi gas dapat berlangsung secara optimal.
Tahap awal proses produksi biogas adalah pengenceran dengan cara mencampur kotoran ternak dengan air pada nisbah padatan dan air 1:1. Namun, jika kotoran ternak sudah kering maka jumlah air harus di tambahkan lenih banyak, sampai batas kekentalan yang diinginkan. Untuk kapasitas kecil, bahan baku biogas dan air dapat dicampur secara manual menggunakan ember plastik. Sedangkan untuk kapasitas besar dapat menggunakan mesin pencampur dngan kapasitas 0.15 m3 per proses dengan waktu pencampuran antara 5-10 menit lalu dimasukkan ke dalam reaktor biogas sampai gas yang di hasilkan stabil. Rancangan reaktor yang digunakan adalah tipe fixed dome baik untuk skala individu maupun skala kelompok tani di pedesaan. Produksi biogas akan optimal jika campuran di masukkan di dalam reaktor yang memiliki pH 6-7. Bakteri metanogen akan tumbuh pada suhu 25-35 oC. Biogas yang di hasilkan akan di tampung beberapa hari di dalam ban bekas. Lalu dapat langsung di alirkan ke kompor untuk di gunakan sebagai sumber panas pembakaran. Setiap 1 reaktor drum skala individu dengan bahan baku 1-2 kg kotoran ternak mampu menghasilkan 0,48 m3 biogas perhari. Gas tersebut dapat di simpan dalam beberapa ban dengan panen minimal 2 kali sehari. Di lihat dari kalor pembakarannya, 1 m3 biogas setara dengan kalor pembakaran minyak tanah sebanyak 0.50-0.60 liter. Kompor mampu mendidihkan air sebanyak 2 liter selama 9-13 menit. Hasil survei menunjukkan bahwa 1 keluarga petani  dengan anggota 4 orang membutuhkan minyak tanah 0,75 liter perhari. Dengan demikian, 1 reaktor drum biogas dapat mensubsitusi setengah dari kebutuhan petani sebagai ganti minyak tanah.

esai




MORFOLOGI TUMBUHAN PARE (Momordica charantia L.)
1. PERAWAKAN TUMBUHAN (HABITUS)     
Adapun klasifikasi tanaman Pare (Momordica charantia L.) yaitu:
Kingdom                : Plantae
Subkingdom           : Tracheobionta
Super Divisi            : Spermatophyta
Divisi                      : Magnoliophyta
Kelas                      : Magnoliopsida
Sub Kelas               : Dilleniidae
Ordo                       : Violales
Famili                     : Cucurbitaceae
Genus                     : Momordica
Spesies                    : Momordica charantia L.
Tanaman pare adalah tanaman semak ysng beurmur setahun, tanaman pare terrmasuk tumbuhan semusim (annual) yang besifat menjalar atau merambat, dan berbau tidak enak. Pare banyak terdapat di daerah tropika, tumbuh baik di dataran rendah dan dapat ditemukan tumbuh liar di tanah terlantar, tegalan, dibudidayakan atau ditanam di pekarangan dengan dirambatkan di pagar, untuk diambil buahnya. Tanaman ini tidak memerlukan banyak sinar matahari, sehingga dapat tumbuh subur di tempat-tempat yang agak terlindung. Tanaman pare terdiri dari akar, batang, daun, bunga, buah,dan biji. 
2. AKAR (RADIX)
            Akar merupakan bagian pokok tumbuhan selain batang dan daun, bagi tumbuhan yang tubuhnya telah kormus. Akar merupakan bagian tumbuhan yang ada di dalam tanah yang memiliki fungsi untuk memperkuat berdirinya tumbuhan, alat untuk menyerap air dan zat-zat makanan dan juga sebagai tempat penimpunan makanan.
Pare memiliki sistem akar tunggang yang biasanya juga di sebut sebagai akar primer yang berasal dari radikula, dan akar sekunder sebagai cabangnya. Akar pare merupakan akar tunggang yang bercabang (ramosus) yaitu akar tunggang yang berbentuk kerucut dan bercabang cabang, cabangnya bercabang lagi hingga amat luas darah perakarannya karena pare berasal dari biji. Akar pare warnanya putih kekuningan. Akarnya bentuknya meruncing hingga lebih mudah untuk menembus tanah. Bagian-bagian akar pare yaitu pangkal akar, ujung akar, batang akar, cabang akar, serabut akar, tudung akar. Akar cabang memiliki panjang + 16 cm dan diameternya 0.5 cm yang jumlahnya ada dua dan tersusun berseling. Besar sudut akar cabang dengan induknya > 90o karena percabangannya terkulai dari akar induknya. Akar cabangnya bercabang lagi seperti akar tunggang dan ukurannya lebih kecil + 10 cm dan diameternya 0.1 cm.
2. BATANG (CAULIS)
            Batang merupakan bagian sumbu tumbuhan yang bersifat aktinomorf dan terdiri dari ruas-ruas yang di batasi oleh buku-buku dan tumbuhnya terus ke atas menuju cahaya matahari. Batang memiliki pertumbuhan yang tidak terbatas dan mengadakan percabangan.
Pare memiliki batang pokok yang arah tumbuhnya memanjat, yang batangnya termasuk pada batang basa, yaitu batang yang lunak dan berair dan tidak berkayu. Batang pare memiliki sistem percabangannya simpodial karena cabang dan batang pokonya sulit untuk di bedakan dan cabangnya tumbuh cepat di bandingkan dengan batang pokoknya. Bentuk batangnya segi lima dan permukaan batangnya berusuk yaitu terdapat garis-garis bergerigi membujur pada batang, dan permukaan batangnya juga berambut. Batangnya berambut kasar saat masih muda, namun permukaannya gundul saat sudah tua. Batangnya memanjat karena batangnya menggunakan sulur daun atau daun pembelit untuk memanjat pada benda atau tumbuhan lain, dan pada buku-bukunya tidak terdapat akar.
Cabang batang memanjat dengan sulur yang berbentuk seperti pilin. Sulur terletak di setiap buku-buku batang (nodus) tepatnya pada ketiak daun. Sulur berfungsi sebagai pengait agar tumbuhan tersebut dapat memanjat. Arah tumbuh cabangnya tidak berdasarkan sudut karena pare merupakan tumbuhan memanjat. Warna batangnya hijau muda saat masih muda, kemudian menjadi hijau tua. Dan pare ini termasuk tumbuhan annual (annuus) karena umumnya hidup kurang dari satu tahun sudah mati.

3. DAUN  (FOLIUM)
            Daun merupakan suatu bagian yang penting dalam tumbuhan yang terdapat pada buku (nodus) batang. Daun berfungsi sebagai alat pengambilan zat makanan dan pengolahannya, dan untuk penguapan air juga pernafasan.
Daun pare merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki tangkai dan helaian daun saja, tidak memiliki pelepah. Tangkai daun pare berfungsi untuk mendukung helaian daunnya dan menempatkan helaian pada posisi sedemikian rupa hingga mendapatkan cahaya matahari sebanyak-banyaknya. Tangkai daunnya berwarna hijau muda dan memiliki panjang sekitar 6 cm. Di lihat dari penampang melintangnya tangkai daunnya bulat dan berambut.
Helaian daun pare memiliki sifat tertentu dalam bentuk bangunanya, ujungnya, pangkalnya susunan tulangnya, daging daunnya dan permukaannya dan warnanya. Bentuk helaian daun pare berdasarkan bagian terlebarnya yaitu berbentuk bulat (orbicularis) karena bagian yang terlebar terdapat di tengah yang panjang dan lebarnya berbanding sama biasanya panjangnya dan lebarnya berkisar 3-8 cm. Ujung daun (Apex folii) bentuknya membulat (rotundatus) karena ujungnya tampak tumpul. Sedangkan pangkal daunnya (basis folii) bentuknya juga membulat. Berdasarkan tulang daunnya, daun pare termasuk pada daun yang bertulang menjari (palminervis), karena pada ujung tangkai daun keluar beberapa tulang yang memperlihatkan susunan seperti jari-jari pada tangan. Dan tepi daunnya bertoreh(divisus) bergerigi(serratus) dan berbagi (partitus) menjadi 5-7 karena torehnya melebihi setengah panjang tulang-tulang daun kanan kirinya. Daging daunnya  tipis lunak (herbaceus). Warna daun bagian bawahnya hijau muda dan bagian atasnya hijau tua. Permukaan daunnya berbulu halus (pilosus) biasanya terdapat bintik-bintik tembus cahaya. Daun pare termasuk daun tunggal (folium simplex) yang menjari karena pada satu tangkai daun hanya terdapat satu helaian saja. Jadi, tata letak daun pare pada setiap buku hanya satu daun saja, biasanya di sebut tersebar (folia sparsa).

5. ALAT TAMBAHAN
            Tumbuhan pare memiliki alat tambahan berupa sulur di setiap ketiak daunnya. Sulur berfungsi sebagai pengait agar tumbuhan tersebut dapat memanjat. Sulurnya berwarna hijau, berbentuk pilin, dan memiliki panjang + 11 cm, dengan diameter 0,01 cm. Biasanya sulur membelit ke tumbuhan lain atau pada benda-benda yang terdapat di dekat tumbuhan tersebut. Sehingga tumbuhan pare dapat memanjat.
6. BUNGA (FLOS)
            Bunga merupakan penjelmaan suatu tunas batang atau daun yang bentuk, warna, dan susunannya di sesuaikan dengan kepentingan tumbuhan, sehingga pada bunga dapat berlangsung penyerbukan dan pembuahan dan akhirnya dapat di hasilkan alat perkembangbiakan. Bunga merupakan alat perkembangbiakan generatif bagi tumbuhan.
Bunga pare merupakan bunga berkelamin tunggal namun dalam satu pohon terdapat bunga jantan dan bunga betina yang keduanya terletak di ketiak daun. Jadi, tumbuhan pare termasuk tumbuhan berumah dua (dioecus). Bunga pare bersimetri banyak karena berbentuk bintang, jadi bisa di buat banyak bidang simetri untuk membagi bunga menjadi dua bagian yang setangkup. Pada pangkal tangkai bunga pare juga terdapat daun yang helaiannya berbentuk jantung (cordatus) dan melekat pada ketiak tangkai daun di buku (nodus) batang.
Bunga pare memiliki bagian-bagian bunga yaitu dasar bunga, hiasan bunga (kelopak dan mahkota), dan alat-alat kelamin (benang sari dan putik). Sedangkan bunga pare merupakan bunga yang tidak lengkap karena hanya mempunyai satu alat kelamin. Bunga jantan memiliki bagian yaitu kelopak, mahkota, dan benang sari. Kelopak merupakan bagian paling luar dari bunga yang masih berwarna hijau. Kelopak pada bunga jantan terdiri dari 5 daun kelopak dan warnanya kuning muda. Mahkota merupakan bagian bunga yang terdapat di dalam kelopak dan biasanya warnanya menarik. Pada bunga pare jantan terdapat 5 daun mahkota yang warnanya kuning menyala. Dan memiliki 3 benang sari yang ruang sarinya berbentuk S dan serbuk sarinya berwarna kuning. Biasanya panjang tangkai pada bunga jantan berkisar 3-5.5 cm. Rumus bunganya ♂ * K 5, C 5, A 3.
            Sedangkan bunga betina pada tumbuhan pare terdiri dari dasar bunga, kelopak, mahkota, dan putik. Dasar bunga pada bunga pare berbentuk mangkuk bersifat epigin, jadi letak kelopak dan mahkotanya lebih tinggi dari pada putik, dan bakal buahnya tenggelam. Bunga betina memiliki kelopak bunga yang terdiri dari 5 daun kelopak yang berwarna hijau. Dan memiliki 5 daun mahkota yang berwarna kuning muda. Bunganya memilki tangkai yang tangkainya berkisar 3-10 cm. bunga betina memiliki 3 putik yang warnanya hijau dan terdiri dari 5 kepala putik. Sedangkan bakal buahnya tenggelam dan berwarna hijau. Dan rumus bunganya  ♀ * K 5, C 5, G (3). Biasanya bunga betina akan tumbuh setelah 14 bunga jantan tumbuh. Jadi perbandingannya antara bunga jantan dan bunga betina 14:1.

7. BUAH (FRUCTUS)
            Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah. Buah berfungsi melindungi dan membungkus biji.
Buah pare merupakan buah sejati karena terbentuk dari bakal buah. Buah pare termasuk buah sejati tunggal yang brdaging tipe buni, karena buah buni memiliki dua lapisan.lapisan luar tipis menjangat dan lapisan dalamnya lunak, dan berdaging. Daging buahnya tebal dandapat di makan, rasanya pahit. Bila masak terbagi menjadi 3 daun buah, jadi terdapat 3 ruang dalam satu buah. Di dalam buah terdapat sejumlah biji. Bijinya terdapat bebas dalam bagian yang lunak. Buah pare berbentuk bulat telur agak panjang. Biasanya buahnya berukuran 2-7 cm. diameternya 1-5 cm. berat buahnya 5 gr. Warnaya hijau tua saat masih muda. Saat masak menjadi kuning sampai jingga. Permukaan buahnya bergerigi dan berbintil-bintil tidak beraturan.

8. BIJI (SEMEN)
Biji merupakan  alat generatif  tumbuhan yang terbentuk dari bakal biji. Biji tumbuhan pare termasuk tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) jadi memiliki 2 lapisan, lapisan kulit dalam dan lapisan kulit luar. Kulit luarnya tipis namun agak kasar dan berwarna cokelat. Setelah tua kulit luar di selaputi pembungkus merah. Warna bijinya cokelat dan bijinya keras dan tebal. Bentuk biji pare kotak agak lonjong. Dalam satu buah biji pare terdapat + 5 biji dalam setiap ruang, karena bijipare memiliki 3 ruang buah maka ada bijinya + 15 biji dalam satu buah.
Inti biji merupakan bagian yang ada di dalam kulit biji. Pada inti biji buah pare terdapat lembaga (embryo) yang berbentuk bengkok. Dan di dalam bijinya terdapat endospermium sebagai cadangan makanan sebelum bijitumbuh menjadi individu baru yang dapat mencari makanannya sendiri.
             

Kamis, 16 April 2015

laporan bentuk dan struktur sel



I.          JUDUL
BENTUK DAN STRUKTUR SEL
II.       TUJUAN
1.      Menjelaskan struktur sel hewan dan sel tumbuhan.
2.      Menggambarkan bermacam-macam bentuk sel.
III.    DASAR TEORI
Sel adalah bagian struktural dan fungsional dari setiap organisme. Beberapa organisme, misalnya bakteri, merupakan uniseluler, yaitu terdiri dari hanya satu sel saja. Beragam organism lainnya, misalnya manusia, adalah multiseluler (manusia di perkirakan memiliki 100.000 miliar sel dalam tubuhnya)(Waluyo, 2010:2).
 Dalam jenjang organisasi biologis, sel merupakan kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup. Bahkan terdapat beraneka ragam bentuk kehidupan yang hadir sebagai organisme bersel tunggal. Organisme yang lebih kompleks, termasuk tumbuhan dan hewan, bersifat multiselular, tubuh organisme semacam itu merupakan hasil kerja sama antara banyak jenis sel yang terspesialisasi yang tidak dapat bertahan hidup (survive, sintas) dalam waktu lama secara sendiri. Akan tetapi, bahkan ketika tersusun kedalam tingkat organisasi yang lebih tinggi, misalnya jaringan dan organ, sel merupakan unit dasar bagi struktur dan fungsi organisme (Cambell, 2013:102).
Teori sel
Teori sel tidak langsung membawa perioda baru dalam ilmu pengetahuan walaupun mikroskop sudah di manfaatkan, penelitian merenik tentang sel masih menunggu perkembangan lain dalam teknologi, yaitu zat warna yang menyebabkan struktur sel dapat terlihat lebih jelas. Hal ini terjadi dengan pesatnya berkat perkembangan pengetahuan kimia di sekitar tahun 1850 dan 1860-an. Tidak lama kemudian proses hidup di hubungkan dengan suatu tipe sel. Segera sel di pandang tidak hanya sebagai satuan struktur, tetapi juga sebagai satuan fungsi (soenarwoto, 1980:152).
Sesudah penelitian Scheleiden dan Schwann, para peneliti mengungkapkan bahwa sel biasanya terbentuk dengan teratur melalui pembagian sel induk. Segera di tetapkan pembagian berikut, yaitu bahwa: (1) semenjak permulaan kehidupan, penurunan sel hidup dari sel lain yang ada lebih dahulu tidak pernah terputus, (2) semua unsur pewarisan dan semua unsur evolusi harus terdapat di dalam sel (soenarwoto, 1980:153).
Sekarang, teori sel mungkin dapat disimpulkan dalam 3 pengertian utama: (1) sel adalah satuan struktur organism hidup. (2) semua sel berasal dari sel yang telah ada (soenarwoto, 1980:153).
Fungsi sel
            Setiap sel memenuhi kebutuhannya sendiri dan merawat dirinya sendiri pula. Mereka bisa mengambil zat-zat nutrisi, mengubahnya menjadi energy, menjalankam fungsi-fungsi khususnya, dan bereproduksi jika di butuhkan. Setiap sel menyimpan seperangkat instruksinya sendiri untuk melakukan aktivitas-aktivitas tersebut. Kemampuan-kemampuan yang di miliki sel, antara lain (Waluyo, 2010;2) :
a.       Metabolisme, termasuk mengambil bahan baku, memproduksi molekul-molekul berenergi dan melepaskan hasil produksinya.
b.      Pembuatan protein-protein, mesin bagi sel-sel tersebut,misalnya enzim sebuah sel mamalia rata-rata terdiri dari 10.000  jenis protein yang berbeda.
c.       Memberikan respon terhadap rangsangan eksternal dan internal seperto perubahan tertentu, pH atau kandungan nutrisi.
Ukuran Sel
a.         Ukuran dan Bentuk Sel : Ukuran sel biasanya bevariasi antara 10 µm – 100 µm.
b.         Ukuran sel yang terkecil pada Pleuropneumonia yaitu 0,1 – 0,5 µm.
c.         Ukuran sel yang terpanjang pada serat Sclerenchymatous pada Boehmenia nevia, yaitu ± 55 cm.
Macam-macam sel
            Makhluk hidup dapat dilihatberdasarkan jumlah selnya, yaitu :
a.     Uniseluler
b.    Multiseluler
Mahluk hidup uniseluler atau bersel tunggal, tubuhnya terdiri atas satu sel saja. Semua dimasukkan ke dalam kelompok besar mahluk hidup berlangsung dalam satu sel itu saja, mulai dari makan, bernafas (transfer energi), sampai berkembang biak.
Mahluk hidup multiseluler atau bersel banyak, tubuhnya terdiri atas banyak sel. Dapat dibagi atas dua kelompok yaitu:
1.    Sederhana
2.    Komplek
Mahluk hidup yang digolongkan sederhana jika tubuhnya hanya terdiri atas beberapa puluh sel daun dan terorganisasi atas berbagai tugas. Mahluk hidup multiseluler komplek mengandung sel-sel yang terorganisir atas berbagai macam jaringan. Jaringan-jaringan tersebut bekerjasama membina suatu alat.
Bentuk-bentuk sel terutama yang mempunyai fungsi khusus atau terkumpul menjadi suatu jaringan tertentu sangat bervariasi. Contohnya pada jaringan tumbuhan, jaringan tumbuhan yang sifatnya masih meristem atau jaringan muda bentuk sel cenderung hampir seragam dan kebanyakan isodiametris, artinya diameter panjang dan lebarnya relatif sama. Pada jaringan yang berfungsi sebagai jaringan pelindung dimana berfungsi menutup permukaan tubuh, maka sel-sel penyusunnya relatif pipih dan melebar; misalnya jaringan epidermis pada permukaan daun maupun batang. Jaringan pengangkut yang fungsinya mengangkut air dan mineral dari tanah ke arah tubuh tumbuhan maupun hal fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan mempunyai bentuk panjang-panjang. Struktur sel tumbuhan relatif mempunyai bentuk yang stabil karena mempunyai dinding sel. Sel hewan bentuknya tidak ditentukan oleh adanya dinding sel tetapi lebih ditentukan oleh kedudukannya terhadap sel-sel lain di dalam jaringan serta fungsinya. Yang berpengaruh terhadap bentuk sel hewan adalah mikro filamen dan mikro tubula yang berperan sebagai endoskeleton sel (Tim Dosen Pembina, 2013: 5).
Type sel
Sejak jutaan tahun yang lalu sudah ada kehidupan berbagai macam organsime. Untuk kelangsungan hidup dan mempertahankan jenisnya, setiap organisme mengalami perubahan struktural dan fungsional dalam kurun waktu ratusan tahun. Sehingga organisme membuat dua kelompok besar, yaitu :
1.    Sel prokariotik
            Sel Prokariotik; yaitu sel dimana mitokondria, kloroplas, dan nucleus tidak terlihat secara jelas. Type sel ini ditemukan pada bakteri dan alga biru hijau yang tergolong dalam kingdom Monera .
2.    Sel eukariotik
            Sel-sel eukariotik memiliki struktur yang lebih maju dari pada sel-sel prokariotik. Sel pada umumnya terlihat sebagai massa yang jernih dengan bentuk yang tidak teratur, di batasi oleh suatu selaput dan di tengah-tengahnya terdapat bangunan yang lebih pucat yang bentuknya bulat, di sebut nucleus atau inti sel. Jadi, secara umum sel itu di bentuk oleh selaput atau membran sel, plasma sel, dan inti sel (waluyo, 2010:5).
Perbedaan antara sel eukariotik dan prokariotik dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Aspek Pembeda
Prokariotik
Eukariotik
Organisme
Bakteri & Sianobakteri
Fungi, Tumbuhan, Hewan
Ukuran Sel
Dengan matra linier 1-10µm
Dengan matra linier 10-100µm
Metabolisme
Anaerobik atau aerobik
Aerobik
Organela
Tidak jelas
Nukleus, mitokondria, kloroplas, RE, dll.
DNA
·      Letak : pada sitoplasma
·      Bentuk : Sirkular
·      Letak : pada nukleoplasma
·      Bentuk : Benang halus panjang
RNA & Protein
RNA & protein disintesis pada ruangan yang sama
RNA disintesis di nukleus, Protein disintesis di sitoplasma
Sitoplasma
Tanpa sitokelet, tidak ada gerakan sitoplasmik, proses endositosis / eksositosis
Memiliki sitokelet, terjadi gerakan sitoplasmik, proses endositosis maupun eksositosis
Pembelahan sel
Kromatin ditarik dengan jalan melekat pada selaput plasma
Aparatus mitosis yang terdiri atas filamen sitokeletik
Organisai sel
Sebagian uniseluler
Sebagian besar multisel, dengan diferensiasi menjadi sel khsus




























Struktur sel
Meskipun antara sel hewan dan sel tumbuhan berbeda namun terdapat persamaan-persamaan dasar tertentu mengenai sifat, bentuk, dan fungsi dari bagian sel tersebut. Secara umum bagian-bagian sel tersebut adalah membran sel, sitoplasma, mitokondria, retikulum endoplasma, aparatus golgi, lisosom, plastida, kloroplas, sentrosom, ribosom, vakuola, inti sel, membran inti, mikrofilamen, dan dinding sel (Risal, 2012(online)).
            Secara umum setiap sel memiliki :
a.  Membran sel
b.  Sitoplasma
c. Inti sel atau nukleus
Adapun perbedaan organel-organel pada sel tumbuhan dan hewan adalah sebagai berikut :
a.  Dinding sel
1.    Hanya ada pada tumbuhan 
2.    Tersusun atas zat kayu yaitu selulosa yang terbuat dari glukosa. Pectin terbuat dari polisakarida Hemiselulosaterbuat dari polisakarida Glikoprotein.
3.    Dibentuk oleh diktiosom
4.    Berperan dalam turgiditas sel (kekakuan sel)
5.    Pada dinding sel terdapat noktah (pori) yaitu : bagian dinding sel yang tidak mengalami penebalan untuk berhubungan dengan sel tetangga
6.    Pada noktah tersebut terdapat plasmodesmata
7.    Terdapat 2 jenis dinding sel :
Dinding sel primer
Pada sel-sel muda yang sedang tumbuh, sel parenkim dan sel kolenkim tersusun atas: 9-25 % selulosa hemiselulosa pectin beberapa senyawa.
Dinding sel sekunder
Pada sel dewasa yang dibentuk disebelah dalam dinding primer tersusun atas :
1. Kandungan selulosa lebih banyak (41-45)%
2. Hemiselulosa
3. Lignin
Beberapa sel mengalami penambahan lignin yang keras dan kaku
b.  Plastida  
1.    Hanya pada tumbuhan 
2.    Bermembran rangkap Membrane luar untuk melewatkan molekul berukuran kecil Membrane dalam bersifat selektif permeable, memilih molekul yang keluar masuk dengan transport aktif
3.    Organel yang mengandung pigmen Jenis-jenisnya adalah :
1.      Kloroplas
Plastida yang mengandung klorofil Hanya dijumpai pada sel autotrof eukariotik Membrane dalam membentuk tilakoid (tempat terjadinya fotosintesis) dan Membungkus cairan kloroplasStroma untuk penyimpanan hasil fotosintesis Tilakoid bertumpuk disebut grana
2.      Kromoplas
Bertugas menyintesis dan menyimpan pigmen merah, jingga, atau kuning Misal : pada tomat dan wortel
3.      Leukoplas
Tidak mengandung pigmen warna Terdapat pada jaringan yang tidak terkena cahaya Yaitu terdapat pada sel-sel embrional, empulur batang, bagian tumbuhan di dalam tanah yang berwarna putih
4.      Amiloplas
Tidak mengandung pigmen Berfungsi dalam penyimpanan amilum (pati) Misal pada umbi.
c.     vakuola
1.     Bermembran 
2.     Berisi cairan vakuola
3.     Pada hewan vesikula
4.     Pada tumbuhan : Tumbuhan muda vakuola kecil Tumbuhan dewasa vakuola besar-besar
5.     Berhubungan dengan tekanan turgor
6.     Tekanan turgor berguna untuk mengatur gerakan osmosis cairan dari luar ke dalam sel Vakuola berisi: Senyawa cadangan makanan (as.amino, gula, beberapa asam.organik dan protein) Metabolit sekunder (senyawa yang tidak diperlukan oleh sel itu sendiri)
d.      Sentriol
1.     Hanya terdapat pada sel hewan 
2.     Sepasang structur seperti silinder yang memiliki lubang tengah
3.     Tersusun dari protein mikrotubulus
4.     Pasangan sentriol terletak menyudut
5.     Tampak seperti jala berlekatan dengan kromosom saat sel membelah
6.     Jala tersebut disebut benang spindle fungsi : Mengatur polaritas pembelahan sel hewan Mengatur pemisahan kromosom selama pembelahan sel Dapat kami simpulkan bahwa bentuk dan susunan sel yang terdapat pada preparat berbeda-beda, namun secara mendasar perbedaan tersebut dapat kita lihat antara sel hewan dan sel tumbuhan yang dimana antara keduanya memiliki perbedaan yang sangat mencolok.
IV.    METODE PENELITIAN
4.1     Alat
a.    Mikroskop
b.    Gelas objek dan gelas penutup
c.    Pipet tetes
d.   Beaker glass
e.    Silet baru
f.     Lap dari kain kaos
g.    skalpel
4.2     Bahan
a.    Sel epitel rongga mulut
b.    Umbi lapis bawang merah
c.    Serabut buah kapuk randu
d.   Helaian daun bayam
e.    Helaian daun rumput
f.     Jaringan meristem tumbuhan (awetan)
g.    Penampang melintang batang (awetan)
h.    Air
i.      Alkohol 70%
j.      Larutan Methilen Blue
k.    Kertas Hisap/tisu
4.3     Cara Kerja
a.      Mengamati sel hewan (bahan: epitel rongga mulut)








Down Arrow Callout: Membersihkan tangkai skalpel dengan alkohol 70%


Down Arrow Callout: Mengorek bagian dalam pipi dengan menggunakan skalpel



Down Arrow Callout: Mengoleskan korekan tadi pada gelas benda



Down Arrow Callout: Menetesi dengan larutan methilen blue



Menggambar 2 atau 3 sel dan member keterangan bagian-bagian sel yang tampak

 
 















b.      Mengamati sel tumbuhan (bahan: sel umbi lapis bawang merah)






Down Arrow Callout: Mengambil selaput bagian dalam umbi lapis bawang merah


Down Arrow Callout: Meletakkan di atas gelas benda



Down Arrow Callout: Menetesi dengan air, kemudian menutup dengan gelas penutup



Down Arrow Callout: Mengamati di bawah mikroskop



Menggambar 2 atau 3 sel dan memberi keterangan bagian-bagian sel yang tampak

 
 














c.       Mengamati sel tumbuhan yang berbentuk panjang(serabut kapuk randu)





Down Arrow Callout: Menyiapkan kaca benda



Down Arrow Callout: Memberi setetes air
 











Down Arrow Callout: Meletakkan 1 atau 2 helai serabut kapuk randu



Down Arrow Callout: Menutup dengan kaca penutup


Mengamati di bawah mikroskop dari perbesaran lemah ke kuat

 
 








d.      Melihat sel berbentuk pipih (epidermis daun bayam)













Down Arrow Callout: Menyiapkan kaca benda



Down Arrow Callout: Menyayat bagian epidermis (kulit) pada daun bayam



Down Arrow Callout: Meletakkan di atas kaca benda dan menetesi dengan air



Down Arrow Callout: Menutup dengan kaca penutup


Down Arrow Callout: Mengamati di bawah mikroskop dari perbesaran lemah ke kuat


Menggambar 3 atau 4 sel yang saling berdekatan

 
 















e.       Melihat sel berbentuk kubus panjang (epidermis daun rumput)





Down Arrow Callout: Menyiapkan kaca benda


Down Arrow Callout: Menyayat bagian epidermis (kulit) pada rumput


Down Arrow Callout: Meletakkan di atas kaca benda dan menetesi dengan air


Down Arrow Callout: Menutup dengan kaca penutup


Down Arrow Callout: Mengamati di bawah mikroskop dari perbesaran lemah ke kuat



Menggambar beberapa sel yang bentuknya berlainan

 
 















f.       Jaringan meristem ujung batang (preparat awetan)






Down Arrow Callout: Meletakkan preparat di bawah mikrosokop


Down Arrow Callout: Mengamati dengan perbesaran lemah ke kuat



Menggambar beberapa sel

 
 







g.      Mengamati berbagai bentuk sel penampang lintang batang (preparat awetan)







Down Arrow Callout: Meletakkan preparat di bawah mikroskop


Down Arrow Callout: Mengamati dengan perbesaranlemah ke kuat


Menggambar beberapa sel

 
 








V.       HASIL PENGAMATAN
5.1         Sel hewan (bahan : epitel rongga mulut)
Hasil pengamatan untuk bahan a :
                Inti sel                     Membran sel
                           sitoplasma
gelembung udara


Perbesaran : 100x                
Keterangan :
1.         Membran sel
2.         Sitoplasma
3.         Inti sel/nukleus
4.         Bentuk tidak teratur
5.         Inti sel selalu ditengah
6.         Gelembung udara









5.2         Sel tumbuhan (bahan : sel umbi lapis bawang merah)
Hasil pengamatan untuk bahan b :
Dinding sel         sitoplasma



Perbesaran : 100x
Keterangan :
1.         Membran sel
2.         Sitoplasma
3.         Inti sel / nucleus
4.         Dinding sel
5.         Bentuk teratur



5.3         Sel tumbuhan yang berbentuk panjang (serabut kapuk randu)
Hasil pengamatan untuk bahan c :
Dinding sel            gelembung udara
                                         Sitoplasma (ruang sel)



Perbesaran : 100x
Katerangan :
1.             Dinding sel
2.             Gelembung udara
3.             Ruang sel
4.             Sitoplasma











5.4         Sel berbentuk pipih (epidermis daun bayam)
Hasil pengamatan untuk bahan d :
sitoplasma                    Dinding sel
 



Perbesaran : 100x
Keterangan :
1.             Dinding sel
2.             Ruang sel
3.             Bentuk sel tidak beraturan


5.5         Sel berbentuk kubus panjang (epidermis daun rumput)
Hasil pengamatan untuk bahan e :

Dinding sel           sitoplasma


Perbesaran : 100x
Keterangan :
1.    Dinding sel
2.    Ruang sel
3.    Sel bentuk kubus
4.    Sel bentuk panjang




5.6         Jaringan meristem ujung batang (preparat awetan)
Hasil pengamatan untuk bahan f :
xilem                    ruang sel
                              floem



Perbesaran : 100x
Keterangan :
1.         Dinding sel
2.         Ruang sel
3.         Inti sel
4.         Xylem
5.         Floem

5.7         Sel penampang lintang batang (preparat awetan)
Hasil pengamatan untuk bahan g :
Floem    xilem      jaringan korteks
                Ruang sel     Dinding sel



Perbesaran : 100x
Keterangan :
1.    Dinding sel
2.    Ruang sel
3.    Jaringan epidermis
4.    Jaringan korteks
5.    Xylem
6.    Floem
7.    Sel berbentuk teratur


VI.    PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, sel hewan dan tumbuhan memiliki suatu perbedaan tertentu, tetapi juga memiliki beberapa persamaan dasar tertentu mengenai sifat, bentuk, dan fungsi dari bagian-bagian selnya.
Tabel perbedaan antara sel tumbuhan dan sel hewan :
Bagian-bagian sel
Sel Tumbuhan
Sel Hewan
Membran sel
Ada
Ada
Dinding sel
Ada
Tidak Ada
Nukleus
Ada
Ada
Sitoplasma
Ada
Ada
RE
Ada
Ada
Ribosom
Ada
Ada
Aparatus Golgi
Ada
Ada
Lisosom
Tidak Ada
Ada
Mitokondria
Ada
Ada
Kloroplas
Ada
Tidak Ada
Vakuola
Ada
Tidak lazim ada
Sentrosom
Tidak Ada
Ada
Plastida
Ada
Tidak Ada

Dari beberapa sel tumbuhan dan sel hewan yang di amati dalam praktikum tersebut, dapat di ketahui bahwa 7 (tujuh) sel tersebut tergolong pada sel tumbuhan atau sel hewan :
a.       Sel tumbuhan
1.      Umbi lapis bawang merah
2.      Serabut buah kapuk randu
3.      Helaian daun bayam
4.      Helaian daun rumput
5.      Jaringan meristem tumbuhan (awetan)
6.      Penampang melintang batang (awetan)
b.      Sel hewan
1.      Sel epitel rongga mulut
Jadi, sebagian besar dari beberapa sel yang kita amati dengan perbesaran 100x adalah sel tumbuhan. Sebab, dari berbagai ciri-ciri yang di temukan di dalam sel saat menggunakan mikroskop sebagian besar memiliki dinding sel. Diding sel merupakan ciri-ciri utama sel tumbuhan. Sedangkan yang bukan sel tumbuhan hanyalah sel epitel rongga mulut, sebab di dalam sel tersebut tidak terdapat dinding sel dari yang kita amati.
Di dalam sel tumbuhan dan sel hewan terdapat organel-organel sel yang yang memiliki berbagai fungsi. Dari pengamatan tersebut kita dapat mengetahui organel-organel sel dan fungsinya. Walaupun ada beberapa organel sel yang tidak sama antara sel tumbuhan dan sel hewan. Akan tetapi banyak persamaannya.
Organel-organel sel tumbuhan dan hewan yaitu :
1.         Membran plasma
Membran plasma merupakan lapisan paling luar sel yang tersusun atas lemak berlapis rangkap yang terdiri atas fosfolipid dan protein. Membran ini bersifat semipermiabel (hanya dapat dilalui air dan zat tertentu).
Berfungsi   :
·      Untuk melindungi organel-organel di dalam sel.
·      Untuk mengatur keluar masuknya zat (alat transportasi).
·      Sebagai respirator dari rangsangan luar sel.
2.         Dinding sel
Dinding sel hanya terdapat pada sel tumbuhan. Dinding sel terdiri dari selulosa (kebanyakan), pektin, lignin, kitin, garam karbonat dan dari Ca dan Mg.
Berfungsi   :
·      Memberi bentuk sel pada tumbuhan.
·      Melindungi isi sel.
3.         Nekleus (inti)
Nekleus merupakan pusat pengaturan seluruh proses yang terjadi di dalam sel. Didalam nukleus terdapat nukleolus yang berfungsi menyintesis berbagai macam molekul RNA yang digunakan dalam perakitan ribosom, juga terdapat nukleoplasma dan benang kromatin.
Berfungsi:
·      Menjaga integritas gen.
·      Pengendali seluruh kegiatan sel.
·      pengatur warisan sifat dan pengatur pembelahan sel.

4.         Sitoplasma
Sitoplasma adalah protoplasma yang menyerupai selai dan terletak di luar inti, dan di sebelah dalam dari membran sel.
Berfungsi:
·      Sumber bahan kimia penting bagi sel.
·      Tempat terjadiya reaksi metabolism sel.
5.         Retikulum Endoplasma (RE)
Retikulum Endoplasma merupakan jejaring membran yang sedemikian ekstensif sehingga menyusun lebih dari separuh total membran dalam banyak sel eukariotik. Struktur retikulum endoplasma menyerupai kantung berlapis-lapis, yang disebut sisterna. Retikulum Endoplasma dibagi menjadi dua yaitu:
·      RE kasar
Cirinya yaitu ada ribosom yang berfugsi sebagai tempat sisntesis protein.
·      RE halus
Cirinya yaitu tidak ada ribosom dan memiliki fungsi yaitu: sintesis lipid pada proses metabolisme, metabolisme karbohidrat dan konsentrasi kalsium, tetoksifikasi obat, reseptor adhesi pada protein membran sel, mensitesis lemak, dan menetralisir racun.
6.         Ribosom
Ribosom merupakan kompleks yang terbuat dari RNA ribosom dan protein.
Berfungsi:
·      Tempat sintesis protein.
7.         Kompleks golgi
Kopmpleks golgi terdiri dari kantong-kantong pipih bermembran sisterna yang terlihat seperti tumpukan pita bread (roti pipih yang bisa dipotong untuk di beri isi).
Berfungsi:
·      Berperan dalam ekskresi sel.
·      Menampung dan mengolah protein.
·      Pembentukan dinding sel.
·      Pembentukan lisosom.
8.         Lisosom
Lisosom adalah kantong bermembran yang berisi enzim-enzim hidrolitik.
Berfungsi:
·      Mencerna makanan yang masuk kedalam sel (pencernaan intraseluler) dan prosesnya disebut fagositosis.
9.         Mitokondria
Mitokondria diselubungi oleh dua membran, yang masing-masing merupakan lapisan ganda fosfolipid dengan sekumpulan unik protein yang tertanam didalamnya. Membran luar bertekstur mulus, namun membran dalam berlipat-lipat, dengan pelipatan ke dalam yang disebut krista (crista). Membran dalam membagi mitokondria menjadi 2 kompartemen internal yaitu ruang antarmembran dan matriks mitokondria.
Berfungsi:
·      Tempat respirasi pada makhluk hidup.
·      Penghasil energi ATP
10.     Vakuola
Vakuola adaah vesikel yang dibatasi membran dengan fungsi yang berbeda-beda pada jenis sel yang berbeda-beda. Ada dua jenis vakuola yaitu:
·      Vakuola makanan (food vacuole), yang terbentuk melalui fagositosis. Fungsinya yaitu mencerna makanan dan mengedarkan makanan.
·      Vakuola kontraktil (contractile vacuole), yang fungsinya yaitu untuk mengatur tekanan osmotik sel atau ekskresi.
11.     Sentrosom
Pada umumnya sel hewan memiliki sentrosom, letaknya pada sitoplasma dekat membran inti. Pada saat pembelahan mengandung dua sentriol, sebuah sentrosom terbentuk dari sembilan sel tabung masing-masing terdiri atas tiga buah mikrotobula, berfungsi menggerakkan kromosom pada saat pembelahan sel. Sentrosom berfungsi untuk proses pembelahan sel.
12.     Plastida
Plastida adalah organel sel yang menghasilkan warna pada sel tumbuhan.
Ada 3 macam plastida yaitu:
·      Leukoplas             : plastida yang berbentuk amilum (tepung).
·      Kloroplas              : plastida yang umumnya berwarna hijau, terdiri dari: klorofil a dan
  b (untuk fotosintesis), xantofil, dan karoten.
·      Kromoplas            : plastida yang banyak mengandung karoten.
Plastida pada tumbuhan dibedakan kedalam beberapa bentuk, tergantung fungsinya dalam sel. Plastida yang belum terdeferensiasi berkembang menjadi:
o   Amiloplas                    : untuk menyimpan cairan.
o   Kloroplas                     : untuk fotosintesis.
o   Etioplas                       : kloroplas yang belum terkena cahaya.
o   Elaioplas                      : untuk menyimpan lemak.
o   Kromoplas                   : untuk sintesis dan menyimpan pigmen.
o   Leukoplas                    : untuk mensintesis monoterpan.
Fungsi umum plastid              :
·      Untuk fotosintesis
·      Sintesis lemak.
·      Memberikan warna pada sel tumbuhan.
Tujuan dari pemberian methilen blue pada pengamatan sel hewan (sel epitel rongga mulut) di gelas obyek adalah supaya pengamatan pada sel tersebut dapat terlihat. Sel epitel rongga mulut berwarna putih dan akan samar-samar jika dilihat saat terkena cahaya dan saat diamati d bawah mikroskop. Oleh karena itu, sebelum diamati ditetesi methilen blue agar sel epitel rongga mulut dapat dilihat. Dan akibat dari tetesan methilen blue tersebut  sel epitel rongga mulut akan berwarna biru dan tampak terlihat jelas saat diamati dengan perbesaran 100x. Pengamatan dibawah mikroskop, sel-sel epitel berwarna biru agak keunguan.
Nukleus sel epitel menjadi lebih biru karena nukleus bersifat asam akan berwarna oleh pewarna basa yaitu methylene blue. Saat pengamatan sel masih dalam bentuk asalnya, tidak terjadi plasmolisis atau krenasi karena menggunakan zat warna netral yaitu pada kosentrasi setara dengan kosentrasi cairan tubuh 0,9% larutan. Didalam preparat masih terdapat kotoran hal ini diduga berasal dari kotoran yang ada di dalam mulut yang ikut terambil saat pengambilan epitelium mukosa menggunakan tangkai skalpel.
Dan tujuan dari pemberian air pada gelas obyek terlebih dahulu sebelum spesimen adalah untuk mencegah terjadinya goresan specimen pada gelas obyek, meminimalisir adanya gelembung udara saat pengamatan,dan agar hasilpengamatan tersebut terlihat lebih jelas.
VII.      PENUTUP
7.1         Kesimpulan
Struktur sel hewan dan sel tunbuhan memiliki banyak persamaan, namun juga memiliki beberapa perbedaan. Di dalam struktur sel tumbuhan dan sel hewan terdapat organel-organel yang sama, yaitu : membran sel, sitoplasma, mitokondria, retikulum endoplasma, aparatus golgi, ribosom, vakuola, inti sel, dan membran inti. Namun dalam sel hewan terdapat organel sel yang tidak ada dalam tumbuhan, yaitu : sentrosom, lisosom, dan sentriol. Sedangkan dalam sel tumbuhan terdapat organel sel yang tidak terdapat di dalam sel hewan, yaitu : dinding sel, plastida, vakuola sentral, dan glioksisom.
Kaitannya dalam sel, bentuk-bentuk sel sangat bervariasi. Sel yang fungsinya sebagai jaringan pelindung umumnya mempunyai bentuk relatif pipih dan melebar karena fungsinya untuk menutupi permukaan tubuh. Sedangkan sel yang fungsinya sebagai jaringan pengangkut bentuk selnya relatif panjang, karena sel tersebut berfungsi sebagai alat transportasi air dan mineral dari dalam tanah ke arah tubuh tumbuhan maupun hasil fotosintesis ke seluruh bagian tubuh tumbuhan.
7.2         Saran
Seharusnya saat pengamatan membawa kamera digital, sehingga tidak kesulitan untuk mengambil gambar hasil pengamatandan hasil gambarnya dapat lebih jelas dari pada kamera HP. Atau di ruang laboratorium di sediakan kamera digital, sehingga mahasiswa tidak kesulitan mencari kamera.









































DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A., dkk. 2008. Biologi edisi 8, jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Waluyo, Joko. 2010. Biologi Umum. Jember: EWSP UNIVERSITY.
Soenarwoto, Idjah. 1980. Biologi Umum 2. Jakarta: Gramedia.
Tim Dosen Pembina. 2013. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember: Universitas Jember
Muhammad, Risal. 2012. Makalah perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan. http://www.artikelbagus.com/2012/04/makalah-perbedaan-sel-tumbuhan-dan-sel-hewan. (3/10/2014)