Senin, 20 Oktober 2014

Wawancara

Wawancara

Narasumber   :    Asrinindias
Wartawati      :    Nikmatin Mabsutsah

            Pada acara PAB(pelantikan angkatan baru) 2014, saya Nikmatin mabsutsah yang sering di panggil aniex dan kini di panggil unik bertugas untuk wawancara kepada kakak tingkatan 2013 yang ber-
Nama                           : Arinindias
Nama panggilan    : Dias
Tempat tanggal lahir      : Lumajang, 11 juni 1995
            Seorang gadis berdarah asli Indonesia, kelahiran lumajang ini memiliki hobi yang sangat menarik. Yang kita kenal dengan kak “Dias” ini, sangat suka membaca, terutama membaca novel, baik itu novel karangan Ilanatan maupun novel motivasi, dan juga suka membaca komik terutama yang berjambul kuning itu, yakni Naruto. Kak dias juga sangat suka mengarang sebuah puisi, artikel-artikel maupun sebuah tulisan-tulisan motivasi. Jangan salah loh.. sudah ada beberapa karangan cerpen juga yang kak dias tulis. Dan tidak hanya itu, kak dias sangat suka memasak, terutama memasak tumis kacang panjang, namun kak dias tidak bisa memasak makanan yang berbau santan, atau yang ribet-ribet. Selain itu, kak dias juga sangat menyukai olah raga, terutama dalam bidang voly. Yang kita tahu, seorang wanita jarang sekali menyukai voly, kak dias memang benar-banar unik yakni barbed dengan yang lain. Kak dias juga sangat rajin dalam mengoleksi film, tertutama film korea.
            Anak pertama dari tiga bersaudara ini pernah bersekolah di SMA senduru Lumajang, dan memiliki cita-cita atau impian menjadi seorang dokter, namun ada beberapa hambatan yang mungkin kita doakan saja, semoga suatu hari nanti tercapai. Walaupun begitu, kak dias tetap semangat untuk meraih cita-citanya yang lain, yaitu menjadi seorang dosen biologi, rupanya kak dias sangat menyukai ilmu yang berkaitan dengan makhluk hidup. Walaupun tidak menjadi dokter tetapi menjadi dosen biologi, yang masih berkaitan dengan ilmu kedokteran. Tidak jauh beda lah..
            Saat ini kak dias bertempat tinggal/kos di jawa VI no.2. kak dias sengaja untuk mencari kosan yang sangat dekat dengan FKIP agar tidak terlalu jauh untuk ke kampuz. Sebab jika berangkat kuliah dari lumajang terlalu banyak resiko yang harus di tanggung akibatnya. Jadi untuk menghindari itu, kak dias kos di sekitar kampus.
            Selama kak dias menjadi mahasiswa beliau juga pernah kecapean dan merasa bosan dengan suasana di kampus sebab numpuknya laporan-laporan. Dengan adanya laporan-laporan kak dias juga masih kesulitan mengatur waktu makan, minum, tidur maupun hanya istirahat, saat ini semua itu masih belum teratur dengan baik. Namun selama di kampus,kak dias juga merasa senang karena memiliki banyak teman baru, walaupun harus jauh dari sahabat karib yang dulu di SMA.
            Menurut kak dias, manfaat pelantikan angkatan baru ini, yaitu agar kita sesama program studi pendidikan biologi saling akrab dan saling bersilaturrahmi untuk berkenalan, sebab tak kenal maka tak sayang. Jadi, di dalam PAB kita kenalan lintas angkatan, baik dengan kakak angkatan 2013 dan 2012. PAB juga bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan menambah wawasan. Jadi, di dalam kegiatan ini di harapkan mahaiswa memiliki karaktermandiri, dan mental bukan SMA, akan tetapi mental mahasiswa.
           


MABA TERLANGKA

MABA TERLANGKA

          Bagi saya, Mahasiswa terlangka dalam satu angkatan yaitu ber

Nama                               : Asura waemayi
Nama panggilan                : Diya
Tempat, tanggal lahir       : Thailand, 21 April 1996

Seorang gadis berdarah asli Thailand ini memiliki hobi melukis, dia suka melukis. Namun Diya termasuk orang paling langka di Program studi pendidikan biologi yang berasal dari Thailand. Namun sejak bulan Mei dia sudah berada di Indonesia tepatnya di Jawa VIII no.7.
          Saat ini dia masih dalam masa beradaptasi dengan lingkungan yang benar-banar baru. Dia mulai belajar bahasa Indonesia sedikit demi sedikit, namun masih kesulitan dalam menerima pelajaran dengan cepat sebab perbedaan bahasa. Selain bahasa Thailand Dya bisa bahasa melayu. Namun dosen-dosen di Program Studi pendidikan Biologi tidak ada yang menggunakan bahasa melayu saat mengajar. Jadi, Diya sedikit kesulitan memahami penjelasan-penjalasan dari materi yang di sampaikan oleh dosen, terutama dengan nada yang cepat.
          Diya sengaja mendaftarkan diri untuk kuliah di luar negeri, yakni di Indonesia, terutama di universitas Jember ini untuk mencari pengalaman yang baru, dan untuk memberi suatu kebanggaan pada orang tuanya.
          Diya cenderung pendiam dari pada mahasiswa yang lain, dan sangat sopan. Diya tidak banyak bicara pada teman-teman sekelasnya. Sebab, masih dalam proses beradaptasi bahasa yang sangat sulit. Jadi dia sering ketinggalan informasi dari teman-teman seangkatan.
          Diya seorang gadis yang asli beragama Islam sejak lahir, sebab dia berasal dari Thailand selatan yang trkenal sangat kental dan kuat agama islamnya.

          Tidak heran, terkadang teman-teman menyruruh dia untuk berbicara bahas Thailand yang bagi  kita itu sangat lucu. Namun Diya sangat senang dan penuh percaya diri saat berbicara bahasa Thailand dengan kita-kita.

 LINGKUNGAN KITA SAAT INI

 LINGKUNGAN KITA SAAT INI

Kerusakan lingkungan akibat proses alam adalah kerusakan terhadap lingkungan hidup yang disebabkan oleh faktor alam. Kerusakan ini terjadi secara alami tanpa campur tangan atau peranan manusia. Meskipun terkadang manusia pun bisa menjadi pemicu awal terjadi proses kerusakan lingkungan secara tidak langsung. Kerusakan lingkungan hidup adalah proses deteriorasi atau penurunan mutu (kemunduran) lingkungan. Jika dilihat dari faktor penyebabnya, kerusakan lingkungan dapat dikategorikan menjadi kerusakan yang diakibatkan oleh peristiwa alam dan diakibatkan oleh manusia.
Kerusakan lingkungan hidup oleh faktor alam disebabkan terjadinya gejala atau peristiwa alam yang terjadi secara hebat sehingga memengaruhi keseimbangan lingkungan hidup. Peristiwa-peristiwa tersebut terjadi di luar pengaruh aktifitas manusia sehingga manusia tidak mampu mencegah terjadinya.
Beberapa peristiwa alam yang dapat memengaruhi kerusakan lingkungan, antara lain letusan gunung berapi, gempa bumi, tanah longsor, banjir, badai dan angin topan, kemarau panjang (kekeringan), dan tsunami.
Kerusakan Lingkungan Akibat Gunung Meletus


Keusakan lingkungan yang diakibatkan oleh gunung meletus
Gunung meletus adalah peristiwa keluarnya endapan magma dari perut bumi yang didorong oleh gas bertekanan tinggi yang terjadi pada gunung-gunung berapi. Hasil letusan gunung berapi antara lain lava, lahar, gas vulkanik, hujan abu, dan awan panas yang dapat mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Bentuk kerusakan lingkungan yang dapat diakibatkan oleh meletusnya gunung berapi antara lain :
  • Material padat yang dilemparkan oleh gunung api berupa batuan, kerikil, dan pasir yang dapat merusak, menimpa, bahkan menimbun lahan pertanian, hutan, perkebunan, hingga pemukiman penduduk dan sumber air bersih.
  • Hujan abu vulkanik yang menyertai letusan gunung berapi menyebabkan gangguan pernafasan, mempengaruhi jarak pandang dan intensitas cahaya matahari, menutup dan merusak tanaman pertanian, mengganggu aktifitas transportasi, dan sebagainya sebagainya, sehingga akan mengurangi produksi dan aktivitas manusia.
  • Lava panas (pijar) yang meleleh merusak daerah yang dilaluinya, baik berupa hutan, perkebunan, lahan pertanian hingga pemukiman penduduk.
  • Awan panas dengan berbagai material yang dibawanya, bergerak dalam kecepatan tinggi dan suhu yang mencapai ratusan derajat dapat menghanguskan wilayah yang diterjangnya termasuk menewaskan manusia dan makhluk hidup lainnya.
  • Aliran lahar dapat menyebabkan pendangkalan sungai, atau menyebabkan terjadinya banjir bandang saat musim penghujan.
  • Gas yang mengandung racun dapat mengancam keselamatan manusia, hewan, dan tumbuhan di sekitarnya.
Kerusakan Lingkungan Akibat Gempa Bumi
Gempa bumi adalah peristiwa alam berupa getaran atau gerakan bergelombang pada kulit bumi yang ditimbulkan oleh tenaga dari dalam secara tiba-tiba. Gempa bumi  mengakibatkan kerusakan lingkungan berupa :
  • Kerusakan bangunan.
  • Tanah longsor.
  • Perubahan struktur tanah dan batuan
  • Degradasi lahan dan kerusakan bentang lahan
  • Pencemaran udara
  • Krisis air bersih
  • Tsunami (gempa bumi di laut)
  • Jatuhnya korban baik manusia, hewan, maupun tumbuhan.
Kerusakan Lingkungan Akibat Tanah Longsor
Tanah longsor adalah peristiwa geologi yang diakibatkan oleh pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Tanah longsor dapat diakibatkan oleh erosi karena gerusan air pada kaki lereng yang curam, melemahnya lereng dari bebatuan dan tanah akibat saturasi yang diakibatkan hujan lebat, getaran dari gempa bumi, gunung meletus, maupun mesin dan lalu lintas kendaraan, serta dipicu oleh minimnya pepohonan pada tebing-tebing curam.
Tanah longsor mengakibatkan kerusakan lingkungan seperti kerusakan bangunan, kerusakan lahan pertanian dan perkebunan, memutus jalur transportasi, krisis air bersih hingga jatuhnya korban.
Kerusakan Lingkungan Akibat Banjir
Banjir adalah peristiwa terendamnya daratan oleh air yang berlebihan. Banjir mengakibatkan kerusakan mulai dari kerusakan fisik, terkontaminasinya air bersih, membunuh tumbuhan yang tidak tahan air dan hewan, pencemaran lingkungan, penyebaran penyakit, hingga bencana susulan seperti longsor serta jatuhnya korban.
Kerusakan Lingkungan Akibat Badai dan Angin Topan
Badai, angin topan, angin puting beliung, angin ribut, dan sejenisnya adalah bencana alam yang disebabkan oleh pergerakan udara yang sangat kencang yang dipicu perbedaan tekanan udara. Bencana ini mengakibatkan kerusakan lingkungan diantaranya robohnya (rusaknya) bangunan dan pepohonan, rusaknya area pertanian dan perkebunan, dan tingginya ombak di laut.
Kerusakan Lingkungan Akibat Tsunami
Tsunami adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Tsunami dapat diakibatkan oleh gempa bumi yang terjadi di laut, letusan gunung berapi bawah laut, ataupun longsor di dasar laut. Tsunami meninggalkan kerusakan lingkungan di dalam laut maupun di sekitar pantai. Kerusakan-kekrusakan tersebut diantaranya adalah rusaknya terumbu karang dan lamun, kerusakan fisik di sekitar pantai, serta jatuhnya korban manusia.
Kerusakan Lingkungan Akibat Kekeringan

Kekeringan mengakibatkan kerusakan lingkungan
Kekeringan adalah kurangnya pasokan air pada suatu lokasi yang berlangsung berkepanjangan dan umumnya terjadi pada musim kemarau. Kekeringan dapat menimbulkan kerusakan lingkungan berupa kerusakan lahan pertanian dan perkebunan, menurunnya kualitas tanah, hingga matinya organisme.
Bencana-bencana alam yang menyebabkan kerusakan lingkungan sebagaimana tersebut di atas, beberapa diantaranya murni karena proses alam. Sehingga terjadinya mutlak dipengaruhi faktor alam tanpa campur tangan manusia. Namun pada beberapa peristiwa alam, sering kali, secara tidak langsung terkait juga dengan aktifitas yang dilakukan manusia. Sebagai contoh bencana banjir dan tanah longsor yang kerap kali menjadi imbas dari aktifitas manusia yang tidak ramah lingkungan. Pun pada bencana alam kekeringan yang bisa dipicu aktifitas manusia yang menyebabkan kurangnya air yang terserap sebagai cadangan air di dalam tanah.



IMAM SYAFI’I

IMAM SYAFI’I

Imam syafi’i, salah satu tokoh dunia yang paling mngispirasi warga dunia. Beliau bernama Muhammad dengan kun-yah Abu Abdillah. Nasab beliau secara lengkap adalah Muhammad bin Idris bin al-‘Abbas bin ‘Utsman bin Syafi‘ bin as-Saib bin ‘Ubayd bin ‘Abdu Zayd bin Hasyim bin al-Muththalib bin ‘Abdu Manaf bin Qushay. Nasab beliau bertemu dengan nasab Rasulullah pada diri ‘Abdu Manaf bin Qushay. Dengan begitu, beliau masih termasuk sanak kandung Rasulullah karena masih terhitung keturunan paman-jauh beliau , yaitu Hasyim bin al-Muththalib.
Bapak beliau, Idris, berasal dari daerah Tibalah (Sebuah daerah di wilayah Tihamah di jalan menuju ke Yaman). Dia seorang yang tidak berpunya. Awalnya dia tinggal di Madinah lalu berpindah dan menetap di ‘Asqalan (Kota tepi pantai di wilayah Palestina) dan akhirnya meninggal dalam keadaan masih muda di sana. Syafi‘, kakek dari kakek beliau, -yang namanya menjadi sumber penisbatan beliau (Syafi‘i)- menurut sebagian ulama adalah seorang sahabat shigar (yunior) Nabi. As-Saib, bapak Syafi‘, sendiri termasuk sahabat kibar (senior) yang memiliki kemiripan fisik dengan Rasulullah saw. Dia termasuk dalam barisan tokoh musyrikin Quraysy dalam Perang Badar. Ketika itu dia tertawan lalu menebus sendiri dirinya dan menyatakan masuk Islam.
Para ahli sejarah dan ulama nasab serta ahli hadits bersepakat bahwa Imam Syafi‘i berasal dari keturunan Arab murni. Imam Bukhari dan Imam Muslim telah memberi kesaksian mereka akan kevalidan nasabnya tersebut dan ketersambungannya dengan nasab Nabi, kemudian mereka membantah pendapat-pendapat sekelompok orang dari kalangan Malikiyah dan Hanafiyah yang menyatakan bahwa Imam Syafi‘i bukanlah asli keturunan Quraysy secara nasab, tetapi hanya keturunan secara wala’ saja.
Adapun ibu beliau, terdapat perbedaan pendapat tentang jati dirinya. Beberapa pendapat mengatakan dia masih keturunan al-Hasan bin ‘Ali bin Abu Thalib, sedangkan yang lain menyebutkan seorang wanita dari kabilah Azadiyah yang memiliki kun-yah Ummu Habibah. Imam an-Nawawi menegaskan bahwa ibu Imam Syafi‘i adalah seorang wanita yang tekun beribadah dan memiliki kecerdasan yang tinggi. Dia seorang yang faqih dalam urusan agama dan memiliki kemampuan melakukan istinbath.
Beliau dilahirkan pada tahun 150H. Pada tahun itu pula, Abu Hanifah wafat sehingga dikomentari oleh al-Hakim sebagai isyarat bahwa beliau adalah pengganti Abu Hanifah dalam bidang yang ditekuninya.
Tentang tempat kelahirannya, banyak riwayat yang menyebutkan beberapa tempat yang berbeda. Akan tetapi, yang termasyhur dan disepakati oleh ahli sejarah adalah kota Ghazzah (Sebuah kota yang terletak di perbatasan wilayah Syam ke arah Mesir. Tepatnya di sebelah Selatan Palestina. Jaraknya dengan kota Asqalan sekitar dua farsakh). Tempat lain yang disebut-sebut adalah kota Asqalan dan Yaman.
Ibnu Hajar memberikan penjelasan bahwa riwayat-riwayat tersebut dapat digabungkan dengan dikatakan bahwa beliau dilahirkan di sebuah tempat bernama Ghazzah di wilayah Asqalan. Ketika berumur dua tahun, beliau dibawa ibunya ke negeri Hijaz dan berbaur dengan penduduk negeri itu yang keturunan Yaman karena sang ibu berasal dari kabilah Azdiyah (dari Yaman). Lalu ketika berumur 10 tahun, beliau dibawa ke Mekkah, karena sang ibu khawatir nasabnya yang mulia lenyap dan terlupakan.
Di Mekkah, Imam Syafi ‘i dan ibunya tinggal di dekat Syi‘bu al-Khaif. Di sana, sang ibu mengirimnya belajar kepada seorang guru. Sebenarnya ibunya tidak mampu untuk membiayainya, tetapi sang guru ternyata rela tidak dibayar setelah melihat kecerdasan dan kecepatannya dalam menghafal. Imam Syafi‘i bercerita, “Di al-Kuttab (sekolah tempat menghafal Alquran), saya melihat guru yang mengajar di situ membacakan murid-muridnya ayat Alquran, maka aku ikut menghafalnya. Sampai ketika saya menghafal semua yang dia diktekan, dia berkata kepadaku, “Tidak halal bagiku mengambil upah sedikitpun darimu.” Dan ternyata kemudian dengan segera guru itu mengangkatnya sebagai penggantinya (mengawasi murid-murid lain) jika dia tidak ada. Demikianlah, belum lagi menginjak usia baligh, beliau telah berubah menjadi seorang guru.
Setelah rampung menghafal Alquran di al-Kuttab, beliau kemudian beralih ke Masjidil Haram untuk menghadiri majelis-majelis ilmu di sana. Sekalipun hidup dalam kemiskinan, beliau tidak berputus asa dalam menimba ilmu. Beliau mengumpulkan pecahan tembikar, potongan kulit, pelepah kurma, dan tulang unta untuk dipakai menulis. Sampai-sampai tempayan-tempayan milik ibunya penuh dengan tulang-tulang, pecahan tembikar, dan pelepah kurma yang telah bertuliskan hadits-hadits Nabi. Dan itu terjadi pada saat beliau belum lagi berusia baligh. Sampai dikatakan bahwa beliau telah menghafal Alquran pada saat berusia 7 tahun, lalu membaca dan menghafal kitab Al-Muwaththa’ karya Imam Malik pada usia 12 tahun sebelum beliau berjumpa langsung dengan Imam Malik di Madinah.
Beliau juga tertarik mempelajari ilmu bahasa Arab dan syair-syairnya. Beliau memutuskan untuk tinggal di daerah pedalaman bersama suku Hudzail yang telah terkenal kefasihan dan kemurnian bahasanya, serta syair-syair mereka. Hasilnya, sekembalinya dari sana beliau telah berhasil menguasai kefasihan mereka dan menghafal seluruh syair mereka, serta mengetahui nasab orang-orang Arab, suatu hal yang kemudian banyak dipuji oleh ahli-ahli bahasa Arab yang pernah berjumpa dengannya dan yang hidup sesudahnya. Namun, takdir Allah telah menentukan jalan lain baginya. Setelah mendapatkan nasehat dari dua orang ulama, yaitu Muslim bin Khalid az-Zanji -mufti kota Mekkah-, dan al-Husain bin ‘Ali bin Yazid agar mendalami ilmu fiqih, maka beliau pun tersentuh untuk mendalaminya dan mulailah beliau melakukan pengembaraannya mencari ilmu.
Beliau mengawalinya dengan menimbanya dari ulama-ulama kotanya, Mekkah, seperti Muslim bin Khalid, Dawud bin Abdurrahman al-‘Athar, Muhammad bin Ali bin Syafi’ –yang masih terhitung paman jauhnya-, Sufyan bin ‘Uyainah –ahli hadits Mekkah-, Abdurrahman bin Abu Bakar al-Maliki, Sa’id bin Salim, Fudhail bin ‘Iyadh, dan lain-lain. Di Mekkah ini, beliau mempelajari ilmu fiqih, hadits, lughoh, dan Muwaththa’ Imam Malik. Di samping itu beliau juga mempelajari keterampilan memanah dan menunggang kuda sampai menjadi mahir sebagai realisasi pemahamannya terhadap ayat 60 surat Al-Anfal. Bahkan dikatakan bahwa dari 10 panah yang dilepasnya, 9 di antaranya pasti mengena sasaran.
Setelah mendapat izin dari para syaikh-nya untuk berfatwa, timbul keinginannya untuk mengembara ke Madinah, Dar as-Sunnah, untuk mengambil ilmu dari para ulamanya. Terlebih lagi di sana ada Imam Malik bin Anas, penyusun al-Muwaththa’. Maka berangkatlah beliau ke sana menemui sang Imam. Di hadapan Imam Malik, beliau membaca al-Muwaththa’ yang telah dihafalnya di Mekkah, dan hafalannya itu membuat Imam Malik kagum kepadanya. Beliau menjalani mulazamah kepada Imam Malik demi mengambil ilmu darinya sampai sang Imam wafat pada tahun 179. Di samping Imam Malik, beliau juga mengambil ilmu dari ulama Madinah lainnya seperti Ibrahim bin Abu Yahya, ‘Abdul ‘Aziz ad-Darawardi, Athaf bin Khalid, Isma‘il bin Ja‘far, Ibrahim bin Sa‘d dan masih banyak lagi.
Setelah kembali ke Mekkah, beliau kemudian melanjutkan mencari ilmu ke Yaman. Di sana beliau mengambil ilmu dari Mutharrif bin Mazin dan Hisyam bin Yusuf al-Qadhi, serta yang lain. Namun, berawal dari Yaman inilah beliau mendapat cobaan –satu hal yang selalu dihadapi oleh para ulama, sebelum maupun sesudah beliau-. Di Yaman, nama beliau menjadi tenar karena sejumlah kegiatan dan kegigihannya menegakkan keadilan, dan ketenarannya itu sampai juga ke telinga penduduk Mekkah. Lalu, orang-orang yang tidak senang kepadanya akibat kegiatannya tadi mengadukannya kepada Khalifah Harun ar-Rasyid, Mereka menuduhnya hendak mengobarkan pemberontakan bersama orang-orang dari kalangan Alawiyah.
Sebagaimana dalam sejarah, Imam Syafi‘i hidup pada masa-masa awal pemerintahan Bani ‘Abbasiyah yang berhasil merebut kekuasaan dari Bani Umayyah. Pada masa itu, setiap khalifah dari Bani ‘Abbasiyah hampir selalu menghadapi pemberontakan orang-orang dari kalangan ‘Alawiyah. Kenyataan ini membuat mereka bersikap sangat kejam dalam memadamkan pemberontakan orang-orang ‘Alawiyah yang sebenarnya masih saudara mereka sebagai sesama Bani Hasyim. Dan hal itu menggoreskan rasa sedih yang mendalam pada kaum muslimin secara umum dan pada diri Imam Syafi‘i secara khusus. Dia melihat orang-orang dari Ahlu Bait Nabi menghadapi musibah yang mengenaskan dari penguasa. Maka berbeda dengan sikap ahli fiqih selainnya, beliau pun menampakkan secara terang-terangan rasa cintanya kepada mereka tanpa rasa takut sedikitpun, suatu sikap yang saat itu akan membuat pemiliknya merasakan kehidupan yang sangat sulit.
Sikapnya itu membuatnya dituduh sebagai orang yang bersikap tasyayyu‘, padahal sikapnya sama sekali berbeda dengan tasysyu’ model orang-orang syi‘ah. Bahkan Imam Syafi‘i menolak keras sikap tasysyu’ model mereka itu yang meyakini ketidakabsahan keimaman Abu Bakar, Umar, serta ‘Utsman , dan hanya meyakini keimaman Ali, serta meyakini kemaksuman para imam mereka. Sedangkan kecintaan beliau kepada Ahlu Bait adalah kecintaan yang didasari oleh perintah-perintah yang terdapat dalam Alquran maupun hadits-hadits shahih. Dan kecintaan beliau itu ternyata tidaklah lantas membuatnya dianggap oleh orang-orang syiah sebagai ahli fiqih madzhab mereka.
Tuduhan dusta yang diarahkan kepadanya bahwa dia hendak mengobarkan pemberontakan, membuatnya ditangkap, lalu digelandang ke Baghdad dalam keadaan dibelenggu dengan rantai bersama sejumlah orang-orang ‘Alawiyah. Beliau bersama orang-orang ‘Alawiyah itu dihadapkan ke hadapan Khalifah Harun ar-Rasyid. Khalifah menyuruh bawahannya menyiapkan pedang dan hamparan kulit. Setelah memeriksa mereka seorang demi seorang, ia menyuruh pegawainya memenggal kepala mereka. Ketika sampai pada gilirannya, Imam Syafi‘i berusaha memberikan penjelasan kepada Khalifah. Dengan kecerdasan dan ketenangannya serta pembelaan dari Muhammad bin al-Hasan -ahli fiqih Irak-, beliau berhasil meyakinkan Khalifah tentang ketidakbenaran apa yang dituduhkan kepadanya. Akhirnya beliau meninggalkan majelis Harun ar-Rasyid dalam keadaan bersih dari tuduhan bersekongkol dengan ‘Alawiyah dan mendapatkan kesempatan untuk tinggal di Baghdad.
Di Baghdad, beliau kembali pada kegiatan asalnya, mencari ilmu. Beliau meneliti dan mendalami madzhab Ahlu Ra’yu. Untuk itu beliau berguru dengan mulazamah kepada Muhammad bin al-Hassan. Selain itu, kepada Isma‘il bin ‘Ulayyah dan Abdul Wahhab ats-Tsaqafiy dan lain-lain. Setelah meraih ilmu dari para ulama Irak itu, beliau kembali ke Mekkah pada saat namanya mulai dikenal. Maka mulailah ia mengajar di tempat dahulu ia belajar. Ketika musim haji tiba, ribuan jamaah haji berdatangan ke Mekkah. Mereka yang telah mendengar nama beliau dan ilmunya yang mengagumkan, bersemangat mengikuti pengajarannya sampai akhirnya nama beliau makin dikenal luas. Salah satu di antara mereka adalah Imam Ahmad bin Hanbal.
Ketika kamasyhurannya sampai ke kota Baghdad, Imam Abdurrahman bin Mahdi mengirim surat kepada Imam Syafi‘i memintanya untuk menulis sebuah kitab yang berisi khabar-khabar yang maqbul, penjelasan tentang nasikh dan mansukh dari ayat-ayat Alquran dan lain-lain. Maka beliau pun menulis kitabnya yang terkenal, Ar-Risalah.
Setelah lebih dari 9 tahun mengajar di Mekkah, beliau kembali melakukan perjalanan ke Irak untuk kedua kalinya dalam rangka menolong madzhab Ash-habul Hadits di sana. Beliau mendapat sambutan meriah di Baghdad karena para ulama besar di sana telah menyebut-nyebut namanya. Dengan kedatangannya, kelompok Ash-habul Hadits merasa mendapat angin segar karena sebelumnya mereka merasa didominasi oleh Ahlu Ra’yi. Sampai-sampai dikatakan bahwa ketika beliau datang ke Baghdad, di Masjid Jami ‘ al-Gharbi terdapat sekitar 20 halaqah Ahlu Ra ‘yu. Tetapi ketika hari Jumat tiba, yang tersisa hanya 2 atau 3 halaqah saja.
Beliau menetap di Irak selama dua tahun, kemudian pada tahun 197 beliau balik ke Mekkah. Di sana beliau mulai menyebar madzhabnya sendiri. Maka datanglah para penuntut ilmu kepadanya meneguk dari lautan ilmunya. Tetapi beliau hanya berada setahun di Mekkah.
Tahun 198, beliau berangkat lagi ke Irak. Namun, beliau hanya beberapa bulan saja di sana karena telah terjadi perubahan politik. Khalifah al-Makmun telah dikuasai oleh para ulama ahli kalam, dan terjebak dalam pembahasan-pembahasan tentang ilmu kalam. Sementara Imam Syafi‘i adalah orang yang paham betul tentang ilmu kalam. Beliau tahu bagaimana pertentangan ilmu ini dengan manhaj as-salaf ash-shaleh –yang selama ini dipegangnya- di dalam memahami masalah-masalah syariat. Hal itu karena orang-orang ahli kalam menjadikan akal sebagai patokan utama dalam menghadapi setiap masalah, menjadikannya rujukan dalam memahami syariat padahal mereka tahu bahwa akal juga memiliki keterbatasan-keterbatasan. Beliau tahu betul kebencian meraka kepada ulama ahlu hadits. Karena itulah beliau menolak madzhab mereka.
Dan begitulah kenyataannya. Provokasi mereka membuat Khalifah mendatangkan banyak musibah kepada para ulama ahlu hadits. Salah satunya adalah yang dikenal sebagai Yaumul Mihnah, ketika dia mengumpulkan para ulama untuk menguji dan memaksa mereka menerima paham Alquran itu makhluk. Akibatnya, banyak ulama yang masuk penjara, bila tidak dibunuh. Salah satu di antaranya adalah Imam Ahmad bin Hanbal. Karena perubahan itulah, Imam Syafi‘i kemudian memutuskan pergi ke Mesir. Sebenarnya hati kecilnya menolak pergi ke sana, tetapi akhirnya ia menyerahkan dirinya kepada kehendak Allah. Di Mesir, beliau mendapat sambutan masyarakatnya. Di sana beliau berdakwah, menebar ilmunya, dan menulis sejumlah kitab, termasuk merevisi kitabnya ar-Risalah, sampai akhirnya beliau menemui akhir kehidupannya di sana.
Sebagai seorang yang mengikuti manhaj Ash-habul Hadits, beliau dalam menetapkan suatu masalah terutama masalah aqidah selalu menjadikan Alquran dan Sunnah Nabi sebagai landasan dan sumber hukumnya. Beliau selalu menyebutkan dalil-dalil dari keduanya dan menjadikannya hujjah dalam menghadapi penentangnya, terutama dari kalangan ahli kalam. Beliau berkata, “Jika kalian telah mendapatkan Sunnah Nabi, maka ikutilah dan janganlah kalian berpaling mengambil pendapat yang lain.” Karena komitmennya mengikuti sunnah dan membelanya itu, beliau mendapat gelar Nashir as-Sunnah wa al-Hadits.
Terdapat banyak atsar tentang ketidaksukaan beliau kepada Ahli Ilmu Kalam, mengingat perbedaan manhaj beliau dengan mereka. Beliau berkata, “Setiap orang yang berbicara (mutakallim) dengan bersumber dari Alquran dan sunnah, maka ucapannya adalah benar, tetapi jika dari selain keduanya, maka ucapannya hanyalah igauan belaka.” Imam Ahmad berkata, “Bagi Syafi‘i jika telah yakin dengan keshahihan sebuah hadits, maka dia akan menyampaikannya. Dan prilaku yang terbaik adalah dia tidak tertarik sama sekali dengan ilmu kalam, dan lebih tertarik kepada fiqih.” Imam Syafi ‘i berkata, “Tidak ada yang lebih aku benci daripada ilmu kalam dan ahlinya” Al-Mazani berkata, “Merupakan madzhab Imam Syafi‘i membenci kesibukan dalam ilmu kalam. Beliau melarang kami sibuk dalam ilmu kalam.”
Ketidaksukaan beliau sampai pada tingkat memberi fatwa bahwa hukum bagi ahli ilmu kalam adalah dipukul dengan pelepah kurma, lalu dinaikkan ke atas punggung unta dan digiring berkeliling di antara kabilah-kabilah dengan mengumumkan bahwa itu adalah hukuman bagi orang yang meninggalkan Alquran dan Sunnah dan memilih ilmu kalam.
Karena kesibukannya berdakwah dan menebar ilmu, beliau menderita penyakit bawasir yang selalu mengeluarkan darah. Makin lama penyakitnya itu bertambah parah hingga akhirnya beliau wafat karenanya. Beliau wafat pada malam Jumat setelah shalat Isya’ hari terakhir bulan Rajab permulaan tahun 204 dalam usia 54 tahun. Semoga Allah memberikan kepadanya rahmat-Nya yang luas.
Ar-Rabi menyampaikan bahwa dia bermimpi melihat Imam Syafi‘i, sesudah wafatnya. Dia berkata kepada beliau, “Apa yang telah diperbuat Allah kepadamu, wahai Abu Abdillah ?” Beliau menjawab, “Allah mendudukkan aku di atas sebuah kursi emas dan menaburkan pada diriku mutiara-mutiara yang halus”.
Sekalipun beliau hanya hidup selama setengah abad dan kesibukannya melakukan perjalanan jauh untuk mencari ilmu, hal itu tidaklah menghalanginya untuk menulis banyak kitab. Jumlahnya menurut Ibnu Zulaq mencapai 200 bagian, sedangkan menurut al-Marwaziy mencapai 113 kitab tentang tafsir, fiqih, adab dan lain-lain. Yaqut al-Hamawi mengatakan jumlahnya mencapai 174 kitab yang judul-judulnya disebutkan oleh Ibnu an-Nadim dalam al-Fahrasat.
Yang paling terkenal di antara kitab-kitabnya adalah al-Umm, yang terdiri dari 4 jilid berisi 128 masalah, dan ar-Risalah al-Jadidah (yang telah direvisinya) mengenai Al-Quran dan As-Sunnah serta kedudukannya dalam syariat.
Kitab-kitab Karya Imam Syafi`i.
1. Al-Risalah al-Qadimah (kitab al-Hujjah)
2. Al-Risalah al-Jadidah.
3. Ikhtilaf al-Hadits.
4. Ibthal al-Istihsan.
5. Ahkam al-Qur`an.
6. Bayadh al-Fardh.
7. Sifat al-Amr wa al-Nahyi.
8. Ikhtilaf al-Malik wa al-Syafi`i.
9. Ikhtilaf al- Iraqiyin.
10. Ikhtilaf Muhammad bin Husain.
11. Fadha`il al-Quraisy
12. Kitab al-Umm
13. Kitab al-Sunan

Sumber :
1. Al-Umm, bagian muqoddimah hal 3-33.
2. Siyar A‘lam an-Nubala’
3. Manhaj Aqidah Imam asy-Syafi‘, terjemah kitab Manhaj al-Imam Asy-Syafi ‘i fi Itsbat al-‘Aqidah karya DR. Muhammad AW al-Aql terbitan Pustaka Imam Asy-Syafi‘i, Cirebon.


MERANTI JAWA

MERANTI JAWA

Pada umumnya orang mengenal jenis pohon Meranti hanya berasal dari Kalimantan, tetapi sebenarnya paling tidak terdapat 4 jenis Meranti Jawa yang tumbuh di Provinsi jawa Tengah. Jenis-jenis pohon Meranti yang tumbuh di Provinsi Jawa Tengah tersebut antara lain Dipterocarpus gracilis, Dipterocarpus littoralis, Dipterocarpus retussus dan Dipterocarpus haseltii. Tiga jenis Dipterocarpus yang pertama tersebut mempunyai nama daerah yang sama yaitu Plalar, sedangkan Dipterocarpus haseltii memiliki nama daerah Dermolo.
Tempat tumbuh ke-empat Meranti Jawa tersebut juga berbeda-beda, Dipterocarpus gracilis tumbuh di daerah Subah (Kabupaten Batang), Dipterocarpus littoralis merupakan flora endemic Pulau Nusakambangan bagian Tengah hingga Barat (Kabupaten Cilacap), Dipterocarpus retussus dapat ditemui di Kabupaten Banjarnegara, sedangkan Dipterocarpus haseltii untuk sementara ini hanya dapat dijumpai di Kabupaten Jepara.
Meranti jawa yang termasuk famili Dipterocarpaceae ini telah di ambang kepunahan karena penyebarannya sangat terbatas namun perkembangbiakannya sulit serta mempunyai nilai ekonomi yang tinggi karena karakteristik habitus (penampilan) pohonnya sangat bagus, berbatang lurus dan silindris dengan bebas cabang yang tinggi.
Menurut buku Tumbuhan Berguna Indonesia yang ditulis Heyne pada tahun 1987, Plarar banyak dimanfaatkan sebagai bahan bangunan dan perahu. Kayunya cukup berat dan agak keras, berstruktur agak kasar, warnanya coklat terang pudar hingga coklat pudar.
Kedudukan Meranti Jawa yang tumbuh di Jawa tengah dalam taksonomi tumbuhan adalah sebagai berikut :
Divisi                 : Spermatophyta
Sub Divisi             : Angiospermae
Kelas                  : Dicotyledonae
Bangsa                 : Theales
Famili                 : Dipteroscarpacea
Genus                  : Dipterocarpus
Spesies                : Dipterocarpus gracilis
                         Dipterocarpus littoralis
                         Dipterocarpus retusus
                         Dipterocarpus haseltii
Diduga pada jaman keemasannya, jenis-jenis ini dimanfaatkan secara berlebihan namun lupa untuk melestarikannya. Secara ekologi, tipikal tumbuhan seperti Plarar yang tinggi dan emerged disenangi oleh burung-burung pemangsa raptor) seperti Elang maupun lebah untuk dijadikan tempat bersarang.
Dalam dunia perdagangan, Plapar (Dipterocarpus gracilis) termasuk dalam kelompok kayu keruing. Kayunya cukup berat dan agak keras, berstruktur agak kasar, warnanya coklat terang pudar hingga coklat pudar. Berdasarkan warna batangnya, masyarakat setempat mengeanal 2 jenis yaitu Plarar kayu merah dan plarar kayu putih. Hasil penelitian identifikasi sifat morfologi daun Pelalar di Laboratorium Botani dan Ekologi Hutan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konvervasi Alam Bogor menunjukan bahwa Plarar kayu merah dan Plarar kayu putih memiliki nama ilmiah yang sama, yaitu Dipterocarpus gracilis Blume.
Untuk mencegah kepunahan Meranti-meranti Jawa ini perlu upaya penelitian lebih lanjut dalm bentuk budidaya pembibitan agar dapat dilakukan penanaman kembali jenis-jenis ini sehingga populasinya kembali meningkat, disamping pencegahan terhadap penebangan liar.


KAKATUA RAJA si JAMBUL HITAM

KAKATUA RAJA si JAMBUL HITAM



Salah satu hewan langka saat ini adalah kakatua hitam. Kakatua raja (Probosciger aterrimus) atau Kakatua Hitam merupakan salah satu jenis burung kakatua Indonesia. Berbeda dengan jenis kakatua lainnya, kakatua raja mempunyai bulu berwarna hitam serta jambul yang berwarna hitam pula. Ukurannya sangat besar, mencapai 60 cm, menjadikannya sebagai spesies kakatua terbesar di Indonesia.
Nama latin hewan dari famili Cacatuidae ini adalah Probosciger aterrimus (Gmelin, 1788), dengan nama sinonim Probosciger aterrinus (Gmelin, 1788). Terdapat empat subspesies kakatua raja yaitu P.a. aterrimus, P.a. goliath, P.a. stenolophus, dan P.a. macgillivrayi.
Klasifikasi Ilmiah Kakatua Raja : Kerajaan: Animalia. Filum: Chordata. Kelas: Aves. Ordo: Psittaciformes. Famili: Cacatuidae. Genus: Probosciger. Spesies: Probosciger aterrimus.
Di beberapa daerah Kakatua Raja disebut dengan berbagai nama yang berbeda. Nama-nama lokal tersebut antara lain alkai (Aru), awehie (Membramo), Kasmalas (Papua barat-laut), Mampais (Doreh), Sangya (Sorong), dan Siong (Andai). Sedangkan dalam bahasa Inggris burung paruh bengkok ini dinamai Palm Cockatoo, Cape York Cockatoo, Great Palm Cockatoo, Black Macaw, Great Black Cockatoo, atau Goliath Cockatoo.
Kakatua Raja berukuran besar dengan panjang tubuh mencapai antara 51-64 cm. Bulu tubuhnya berwarna hitam, jambul berwana hitam, dan pipi berwarna merah. Jambul ini dapat ditegakkan. Ukuran paruh sangat besar dan panjang (paruh betina lebih kecil) yang berwarna kehitaman. Lidah berwarna merah dengan ujung hitam. Sedangkan warna pada lingkar mata hitam, mata berwarna coklat gelap dan kaki abu-abu. Selain bulunya yang berwarna hitam, ciri khas burung kakatua raja adalah saat terbang, bulu jambulnya terangkat tinggi (tegak berdiri). Suara burung kakatua raja saat memanggil berupa pekikan keras seperti bunyi keeyaank!, eeyohn! atau raah!. Juga suara siulan uree uree uree yurrr dengan berirama. Hidup sendirian atau dalam kelompok kecil beranggota hingga 5 ekor burung. Burung Kakatua raja (Probosciger aterrimus) merupakan hewan diurnal yang aktif di siang hari. Makanan utamanya adalah biji-bijian yang besar dan keras, selain memakan buah dan tunas daun.
Selama kawin burung jantan dan betina berdekatan satu sama lain dengan sayap dibuka lebar. Sebelum melakukan perkawinan jantan akan membuat siulan yang keras dan menunduk-nundukkan kepalanya berkali-kali hingga kulit diwajahnya berubah menjadi sangat merah. Kakatua raja adalah monogami dan tinggal bersama pasangannya sempanjang hidupnya. Musim kawin bervariasi sesuai dengan iklim setempat. Tetapi biasanya dari bulan Agustus hingga Januari. Kakatua raja tidak dapat membuat lubang sarang sendiri, melainkan mereka menggunakan lubang di pohon besar yang telah dilubangi sebelumya. Burung kakatua raja hanya bertelur satu telur per sarang, dimana telur tersebut akan dierami selama 30-33 hari.
Kakatua Raja merupakan burung asli Indonesia yang mendiami hampir di seluruh pulau Papua. Juga dijumpai di kepulauan Aru, pulau Misool (Kepulauan Raja Ampat) dan beberapa pulau kecil lainnya. Selain itu, burung paruh bengkok berwarna hitam ini hidup pula di Australia dan Papua New Guinea.Burung Kakatua Raja mendiami habitat hutan hujan tropis dataran rendah, hutan meranggas, hutan sekunder, hingga kawasan tepi hutan hingga pada ketinggian 1.300 meter dpl.
Populasi secara global belum dapat dipastikan. Namun diperkirakan masih cukup banyak yang hidup di alam liar. Untuk subspesies Probosciger aterrimus macgillivrayi diperkirakan mempunyai populasi yang stabil dijumlah 3.000-an ekor dewasa. Karena itu International Union for Conservation of Nature dalam IUCN Red List hanya memasukkannya sebagai spesies Least Concern. Sedangkan Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) memasukkannya dalam daftar Appendix I sejak 22 Oktober 1987.
Di Indonesia, Kakatua Raja merupakan salah satu burung yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999.


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI UNIVERSITAS JEMBER

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS JEMBER

Visi, misi, tujuan dan sasaran Program studi Biologi mengacu visi, misi, tujuan dan sasaran Fakultas dan Statuta Universitas Islam Jember. Visi, misi, tujuan dan sasaran juga berdasarkan pada tuntutan stake holders. Karenanya apabila terjadi perubahan visi, misi, tujuan dan sasaran Fakultas dan Universitas, maka dengan sendirinya terjadi perubahan visi, misi, tujuan dan sasaran Program Studi. Penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran Program Studi melibatkan seluruh staf akademis Program Studi Pendidikan Biologi.
Guna mensinergiskan masyarakat pengguna serta dinamika masyarakat, maka dilakukan penyelarasan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi dilakukan melalui beberapa tahapan. Pertama, pada hari Senin 18 April 2011, program studi membentuk tim kecil yang diketuai oleh  Dra. Siti Roudlotul Hikamah, M.Kes.untuk menyusun darft visi, misi. Selanjutnya Draft visi, misi, tujuan dan sasaran Program Studi ditampilkan dalam rapat prodi, yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 21 April 2011. Saat itu draft visi, misi, tujuan dan sasaran mendapatkan masukan dari dosen, pimpinan Fakultas, mahasiswa, alumni dan  stakeholders.
Draft yang telah relatif jadi ini diajukan ke senat fakultas dan dirapatkan pada hari Jum’at, tanggal 13 Mei 2011 untuk mendapatkan koreksi, pertimbangan dan persetujuan dari yayasan, Rektorat, senat Fakultas, pimpinan fakultas, dosen, mahasiswa, karyawan, alumni dan stakeholders.
1.  Visi
Menjadi Program Studi yang adaptif dan responsif, serta menghasilkan sarjana pendidikan biologi yang berkarakter islam  ahlussunnah waljama’ah.
2.  Misi
  • Menyelenggarakan pembelajaran yang efektif dan efesien dalam rangka menciptakan tenaga pendidik, khususnya dalam bidang biologi sesuai dengan tuntutan masyarakat pengguna lulusan dan perkembangan ilmu pengetahuan terkini.
  • Menyelenggarakan pembelajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di bidang biologi yang berkarakter islam ahlussunnah wal jama’ah.
3.   Tujuan
  • Mencetak Sarjana Pendidikan Biologi yang berdedikasi dan kompeten.
  • Mencetak sarjana pendidikan biologi yang berkualitas dan berkarakter serta peka terhadap tuntutan zaman.
  • Mencetak lulusan yang mampu memelihara dan mengembangkan ilmu pengetahuan biologi dan teknologi yang berdaya guna di masyarakat.
  • Menjalin kerjasama mutualisme dengan alumni dan para stakeholder dalam kerangka akademik dan non-akademik.
4.   Sasaran dan Strategi Pencapaiannya
Sasaran yang ingin dicapai oleh Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Islam Jember mengacu pada visi, misi, dan tujuan di atas adalah terwujudnya:
  • Mahasiswa lulus dalam durasi waktu 4 tahun dengan IPK minimal 3,0.
  • Peningkatan produktivitas penelitian dan pengabdian kepada masyarakat pada Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Islam Jember.
  • Menugaskan dosen dan tenaga pendidik di Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Islam Jember dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Strategi Pencapaiannya adalah:
  • Peningkatan kapabilitas tenaga pendidik dan kependidikan dengan cara mengirimkan dalam kegiatan workshop, seminar dan kegiatan ilmiah yang relevan.
  • Peningkatan kemampuan paedagogik mahasiswa biologi dengan cara melaksanakan studi lapangan, praktikum laboratorium dan studi banding serta Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) keguruan.
  • Peningkatan kualitas pembimbingan akademik bagi mahasiswa.
5. Fasilitas
  • Gedung & Ruang kuliah
  • Hotspot Area
  • Laboratorium
  • Lapangan Olahraga
  • Perpustakaan
6.  Sosialisasi
Sosialisasi visi, misi, tujuan dan sasaran Program Studi Pendidikan Biologi dilakukan dengan berbagai cara:
  • Dicantumkan dalam buku pedoman akademik.
  • Dilakukan melalui rapat prodi, pertemuan informal, dan pada setiap kegiatan yang melibatkan dosen prodi pendidikan biologi.
  • Dilakukan melalui PK2 (Pengenalan Kehidupan Kampus)
  • Disosialisakan melalui organisasi mahasiswa, Himpunan Mahasiswa Program studi  “Biosver”.
  • Ditempelkan pada ruang dosen, laboratorium, ruang ketua Program Studi kantor, dan  masing-masing ruang  perkuliahan.