Kamis, 16 April 2015

laporan penggunaan mikroskop



I.          JUDUL
PENGGUNAAN MIKROSKOP

II.       TUJUAN
1.        Memperkenalkan komponen-komponen mikroskop dan cara penggunaannya.
2.        Menentukan luas bidang pandang mikroskop.
3.        Mempelajari cara menyiapkan  bahan-bahan yang akan di amati di bawah mikroskop.

III.    DASAR TEORI
Mikroskop merupakan alat utama dalam melakukan pengamatan dan penelitian dalam bidang Biologi, karena dapat di gunakan untuk mempelajari struktur dari benda-banda kecil (parjatmo, dkk, 1987:1).
Penemuan dan penelitian awal tentang sel menjadi maju berkat penciptaan mikroskop pada tahun 1590 dan peningkatan mutu alat tersebut selama tahun 1600-an. Mikroskop masih menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari penelitian sel. Antony Van Leuwenhoek orang yang pertama kali menggunakan mikroskop walaupun masih dalam bentuk yang sederhana pada bidang mikrobiologi. Kemudian pada tahun 1600 Hanz dan Z Jensen telah menemukan mikroskop yang lebih maju.
Mikroskop (bahasa Yunani: micro = kecil dan scopein = melihat) adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata (Supriyanto, 2012(online)).
Mikroskop merupakan alat terpenting dalam sitologi (cytology), bidang yang mempelajari struktur sel. Namun sekadar menjelaskan beraneka ragam organel dan struktur-struktur lainnya dalam sel hanya bisa sedikit mengungkapkan fungsi-fungsinya (Campbell, 2008:103).

3.1     Macam-macam Mikroskop
Mikroskop berdasarkan sumber cahayanya, dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Berdasarkan pada kenampakan obyek yang diamati, yaitu mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo).
1.        Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya menyediakan gambaran struktur dua-dimensional dengan perbesaran total dari 40x hingga 125x. Interpretasi citra seperti ini merupakan keterampilan dan memerlukan pengalaman serta masih memerlukan data tiga-dimensional mengenai sifat yang di amati. Komponen utama mikroskop-meja adalah (1) sistem penyinaran atau penerangan terdiri dari sumber cahaya dan aperatur yang dapat diatur , (2) lensa objektif dan lensa okuler (lensa mata) yang di pasang pada ujung tabung silindirs, dan (3) dudukan spesimen (tetap atau dapat di putar) (smallman, dkk, 2000:138).
Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa obyektif, lensa okuler, dan kondensor. Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat dudukan lensa obyektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi obyek dan lensa-lensa mikroskop yang lain.
Dua parameter penting dalam mikroskopi (teknik-teknik dalam penggunaan mikroskop) adalah perbesaran dan daya resolusi (atau resolusi saja) atau daya urai. Perbesaran (magnification) adalah perbandingan ukuran citra objek dengan ukuran sebenarnya. Resolusi adalah ukuran kejelasan citra, jarak minimum yang dapat memisahkan dua titik sehingga masih bisa dibedakan sebagai dua titik. Misalnya, benda yang tampak oleh mata telanjang sebagai satu bintang di langit mungkin diresolusi sebagai bintang kembar oleh teleskop (Campbell, 2008:103).
Seperti daya resolusi mata manusia yang terbatas, mikroskop cahaya tidak dapat meresolusi detail yang lebih kecil dari 0,2 mikrometer (µm), atau 200 nanometer (nm), seukuran dengan bakteri kecil, berapa pun faktor perbesarannya. Resolusi ini dibatasi oleh panjang gelombang cahaya terpendak yang digunakan untuk menyinari specimen. Mikroskop cahaya dapat memperbesar secara efektif sekitar 1.000 kali dari ukuran asli specimen. Pada perbesaran yang lebih tinggi, detail tambahan tidak lagi dapat dilihat dengan jelas. Parameter terpenting ketiga dalam mikroskopi adalah kontras, yang mempertajam perbedaan dalam bagian-bagian dari sampel. Faktanya, sebagian besar peningkatan mutu mikroskopi cahaya dalam seratus tahun terakhir melibatkan metode-metode terbaru dalam peningkatan kontras, misalnya pewarnaan atau pelabelan komponen-komponen sel agar terlihat menonjol (Campbell, 2008:103).

Beberapa teknik mikroskopi cahaya (Campbell, 2008:104) :
a.    Medan terang (spesimen tak diwarnai)
Meneruskan cahaya langsung melalui specimen. Citra memilikikontras yang kecil, kecuali jika sel berpigmen alami atau di warnai secara buatan.
b.    Medan terang (spesimen diwarnai)
Mewarnai dengan berbagai pewarna (dye) akan meningkatkan kontras. Sebagian besarprosedur pewarnaan mensyaratkan sel unuk difiksasi (diawetkan).
c.    Fase-kontras
Meningkatkan kontras pada sel yang tidak di warnai dengan memperbesar variasi densitas (kerapatan) dalam specimen, sangat berguna untuk mempelajari sel hidup yang tidak berpigmen.
d.   Diferensial-Interferensi-kontras (Nomarski)
              Seperti mikroskopi fase kontras, penggunaan modifikasi optik untuk melebih-lebihkan perbedaan densitas menjadikan citra terlihat nyaris seperti 3-D.
e.    Flouresensi
              Menunjukkan letak molekul spesifik dalam sel dengan cara melabeli molekul menggunakan pewarna atau antibodiflouresen. Zat-zat flouresen ini menyerap radisasi ultraviolet dan memancarkan cahaya tampak, seperti yang di tunjukkan disini pada sel arteri.
f.     Konfokus
            ‘Teknik pembagian’ optik flouresen yang menggunakan bukaan lubang jarum untuk melenyapkan cahaya yang tidak focus dari sampel yang tebal, menciptakan bidang flouresen pada citra.

2.        Mikroskop Elektron
            Mikroskop elektron merupakan sebuah mikroskop yang mampu melakukan peambesaran obyek sampai dua juta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro maknetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek dan resolusi yang jauh lebih bagus dari pada mikroskop cahaya. Mikroskop elektron ini dmenggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektro maknetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya (Supriyanto, 2012(online)).
       Biologi sel maju pesat pada tahun 1950-an ketika mikroskop elektron diperkenalkan. Sebagai ganti pemakaian cahaya, mikroskop elektron (electron microscope, EM) memfokuskan seberkas elektron melalui spesimen atau pada permukaannya. Resolusi berbanding terbalik dengan panjang gelombang radiasi yang digunakan mikroskop untuk mencitra, dan berkas elektron memiliki panjang gelombang yang jauh lebih pendek daripada cahaya tampak. Mikroskop elektron modern secara toeretis dapat mencapai resolusi sekitar 0,002 nm, walaupun untuk kegunaan praktis biasanya mikroskop semacam itu tidak dapat meresolusi struktur biologis yang lebih kecil daripada 2 nm. Tetap saja, resolusi ini merupakan peningkatan seratus kali lipat dari mikroskop cahaya. Istilah ultrastruktur sel mengacu pada anatomi selular yang terungkap melalui mikroskop electkon (Campbell, 2008:104).
Mikroskop elektron payar (scanning electron microscope, SEM) khususnya berguna untuk penelitian terperinci mengenai permukaan spesimen. Berkas elektron memindai permukaan sampel yang biasanya dilapisi selapis tipis emas. Berkas tersebut mengeksitasi elektron pada permukaan, dan elektron-elektron sekunder ini terdeteksi oleh alat yang menerjemahkan pola elektron menjadi sinyal elektronik ke layar video. Hasil yang diperoleh adalah citra topografi spesimen. SEM memiliki medan kedalaman yang besar, menghasilkan citra yang tampak berdimensi tiga (Campbell, 2008:104).
Mikroskop elektron transmisi (transmission elektron microscope, TEM)  digunakan untuk mempelajari ultrastruktur internal sel. TEM mengarahkan berkas elektron melalui irisan spesimen yang sangat tipis, mirip dengan cara mikroskop cahaya meneruskan cahaya malalui objek (slide). Spesimen ini telah diwarnai dengan atom-atom logam berat, yang melekat ke struktur selular tertentu, sehingga meningkatkan densitas (kerapatan) atom di beberapa bagian sel melebihi bagian lain. Elektron yang melewati spesimen lebih banyak yang dihamburkan di wilayah yang berdensitas tinggi, sehingga lebih sedikit yang diteruskan. Citra menampilkan pola elektron yang diteruskan. Sebagai ganti penggunaan lensa kaca, TEM menggunakan elektromagnet sebagai lensa untuk membengkokkan jalur elektron, dan akhirnya memfokuskan citra ke layar untuk dilihat atau ke film fotografi. Beberapa mikroskop dilengkapi dengan kamera digital untuk memotret citra di layar, yang lain memiliki detektor digital untuk menggantikan layar sekaligus kamera (Campbell, 2008:105).
3.        Mikrosop Stereo
                    Mikroskop  Stereo di gunakan untuk pengamatan benda-benda yang tidak terlalu halus, dapat tebal maupun tipis, transparan maupun tidak. Mikroskop stereo mempunyai sifat sebagai berikut (parjatmo, dkk, 1987:1) :
a.         Mempunyai 2 objektif dan 2 okuler, agar di dapatkan bayangan 3 dimensi dari pengamatan 2 mata.
b.        Perbesaran tidak terlalu kuat, tetapi lebih di utamakan adalah medan pandang yang luas dan jarak kerja yang panjang. Dengan demikian benda yang di amati cukup jauh, sehingga mikroskop ini dapat di gunakan untuk pembedahan. Mikroskop stereo yang lebih umum di jual atau di sediakan adalah dengan meja pengamatan putih. Kadang-kadang keeping bulat dalam meja tadi dapat di balik dan berwarna hitam. Mikroskop stereo macam ini sesuai untuk pengamatan dengan penyinaraan dari atas, dengan menggunakan lampu. Bila di pesan secara khusus penjual akan melengkapi mikrsoskop stereo dengan meja pengamatan yang tinggi dan dibuat dari kaca yang bening. Di bagian bawah dari kaca bening tadi ada cermin sehingga mikroskop stereo tadi dapat di gunakan untuk pengamatan dengan penyinaran dari atas maupun penyinaran dari bawah. Dapat pula di pesan dari penjual mikroskop stereo yang telah di lengkapi dengan lampu, untuk penyinaran dari atas maupun penyinaran dari bawah.
c.         Benda yang di amati dapat kering atau dalam medium air, dapat tebal maupun tipis. Pada mikroskop stereo yang di pean khusus, penyinaran dapat di atur dari atas maupun dari bawah.

3.2     Bagian-bagian Mikroskop dan Komponen-komponenya
Secara garis besar mikroskop terdiri dari dua bagian, yaitu :
1.        Bagian mekanik : statif, kubus, revolver, meja bneda, sekrup, pengatur kubus (kasar, makro meter dan halus ; micrometer), pengatur pentas mekanik.
2.        Bagian optik : lensa okuler, lensa objektif, kondensor dan cermin pengatur cahaya.
Komponen-komponen mikroskop terdiri dari :
                                               a.          Lensa okuler
Lensa okuler  berfungsi memperbesar benda yang dibentuk oleh lensa obyektif.


                                          b.         Lensa obyektif
Lensa obyektif berfungsi untuk menentukan bayangan obyektif serta memperbesar benda yang diamati. Umumnya ada empat lensa obyektif dengan perbesaran 4x, 10x, 40x,dan 100x.
                                          c.         Kondensor
Kondensor merupakan lensa tambahan yang berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk ke dalam mikroskop.
                                         d.         Tabung mikroskop
Tabung Mikroskop yang berfungsi untuk mengatur focus dan dapat dinaikkan dan diturunkan denganmenggunakan  tombol pengatur fokus kasar yang berfungsi untuk mencari fokus bayangan objek secara cepat sehingga tabung mikroskop turun dan naik secara cepat sedangkan tombol pengatur fokus halus berfungsi untuk memfokuskan bayangan objek secara lambat sehingga tabung mikroskop turun dan naik dengan lambat.
                                          e.         Revolver
Revolver berfungsi untuk memilih lensa objektif yang akan digunakan.
                                           f.         Gagang Mikroskop
Gagang mikroskop berfungsi sebagai pegangan saat membawa mikroskop.
                                          g.         Meja preparat (meja sediaan)
Meja preparat berfungsi untuk meletakkan benda/objek yang akan diamati.
                                          h.         Penjepit kaca objek
Berfungsi untuk menjepit preparat diatas meja preparat agar preparat tidak bergeser.
                                            i.         Diafragma
Berupa lubang-lubang yang ukurannya dari kecil sampai selebar lubang pada meja objek dan berfungsi mengatur banyak sedikitnya cahaya yang akan masuk mikroskop.
                                            j.         Cermin
Berfungsi untuk memantulkan dan mengarahkan cahaya ke dalam mikroskop.
                                          k.         Kaki Mikroskop
Berfungsi untuk menjaga mikroskop agar dapat berdiri dengan baik diatas meja.

IV.    METODE PENELITIAN
4.1    Alat
a.         Mikroskop         
      
              Mikroskop binokuler

b.        Gelas obyek dan gelas penutup




                  Gelas obyek                                gelas penutup
4.2    Bahan
a.         Potongan kertas yang bertuliskan huruf “d” atau “b”

4.3    Cara kerja
1.        Pengamatan potongan huruf “d” atau “b”

Meletakkan potongan huruf “d” atau “b” pada gelas obyek dan menutup perlahan-lahan dengan gelas penutup
Memandang ke dalamokuler dan menggeser preparat dari kiri ke kanan.
menggambar bayangan tersebut
mengamati preparat dengan menggunakan perbesaran lensa obyektif lemah
Membandingkan letak bayangan dengan letak obyek yang di amati menggambar bayangan tersebut
 














2.        Mengukur luas bidang pandang
Meletakkan potongan huruf “d” atau “b” pada gelas obyek dan menutup perlahan-lahan dengan gelas penutup
Mengamati preparat dengan menggunakan perbesaran lensa obyektif lemah
 




Memperhatikan di bagian samping kiri dan di belakang meja preparat terdapat skala yang menentukan dua sumbu.
Menghitung luas bidang pandang dengan menghitung selisih antara kedua titik(diameter bidang panjang) dengan rumus: L = πr2

Menandai pada angka berapa letak titik dengan melihat angka pada skala  
Mengamati lewat okuler di mana letak huruf “d” atau “b”, kemudian menggeser ke arah kanan sampai batas terakhir huruf terlihat.  
Menggeser ke arah kiri sampai sampai posisi yang sama di capai oleh bagian kanan
 














V.       HASIL PENGAMATAN
5.1    Pengamatan potongan huruf “d” atau “b”
1.    Letak bayangan adalah terbalik, bayangan yang di bentuk bukan bayangan cermin.



 


                (Obyek)                       (Bayangan)                     (Obyek)                     (Bayangan)
2.    Jika preparat di geser ke kanan, maka bayangan bergeser ke kiri. Jika preparat di geser ke kiri, bayangan bergeser ke kanan. Jika preparat di geser ke belakang, bayangan bergeser ke depan.
5.2    Mengukur luas bidang pandang huruf “b” atau “d”
1.    Pengamatan I
Objek pada preparat digeser ke :
Kanan (x1 = 105 mm)                        Kiri (x2 = 110 mm)
X = x2  x1
    = 110 – 105
    = 5 mm

  Atas (y1 = 28 mm)                             Bawah (y2 = 30 mm)

                                                                                            Y = y2 – y1
                                                                                                                              = 30 – 28
                                                                                                         = 2 mm

        D =  =  = 3,5 mm
 r = 3,5/2 = 1,75 mm
L = πr2
   = 3,14 (1,75)2
   = 9,61625 mm2
   = 9,62 mm2
    = 0,00962 cm2
2.      Pengamatan II
Objek pada preparat digeser ke :
Kanan (x1 = 132 mm)                             Kiri (x2 = 138 mm)
X = x2  x1
              = 138 – 132
              = 6 mm

Atas (y1 = 8 mm)                                    Bawah (y2 = 14 mm)

                                                                                                       Y = y2 – y1
                                                                                                                                         = 14 – 8
                                                                                                                    = 6 mm

D  =  =  = 6 mm
 r   = 6/2 = 3 mm
 L  = πr2
    = 3,14 (3)2
     = 28,26 mm2
     = 0,283 cm2

VI.    PEMBAHASAN
6.1  prosedur penggunaan mikroskop
Jenis mikroskop yang digunakan dalam percobaan ini adalah mikroskop cahaya. Mikroskop cahaya memiliki bagian-bagian yang dapat menunjang kerjanya mikroskop dengan baik.
Cara menggunakan mikroskop cahaya untuk pengamatan :
1.        Letakkan mikroskop di atas meja dengan cara memegang lengan mikroskop sedemikian rupa sehingga mikroskop berada persis di hadapan pemakai.
2.        Colokkan mikroskop pada stopkontak sehingga terambung dengan arus listrik.
3.        Putar revolver sehingga lensa obyektif dengan perbesaran lemah berada pada posisinya satu poros dengan lensa okuler pada revolver.
4.        Mengatur cermin dan diafragma untuk melihat kekuatan cahaya masuk, hingga dari lensa okuler tampak terang berbentuk bulat.
5.        Tempatkan preparat pada meja benda tepat pada lubang preparat dan jepit dengan penjepit obyek/benda.
6.        Aturlah fokus untuk memperjelas gambar obyek dengan cara memutar pemutar kasar, sambil dilihat dari lensa okuler. Untuk mempertajam putarlah pemutar halus.
7.        Apabila bayangan obyek sudah ditemukan, maka untuk memperbesar gantilah lensa obyektif dengan ukuran dari 10 X,40 X atau 100 X, dengan cara memutar revolver.
8.        Setelah selesai menggunakan perbesaran lensa 100x lalu kembalikan mikroskop dengan perbesaran lensa lemah. Lalu cabut kembali colokan mikroskop tersebut sehingga tidak tersambung arus listrik lagi.
Hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan mikroskop:
1.        Peganglah erat-erat mikroskop dengan satu tangan, sedangkan tangan yang lain pakailah untuk menyangga kaki mikroskop.
2.        Meja preparat harus terap horisontal untuk menjaga agar preparat tidak jatuh.
3.        Bersihkan lensa hanya dengan kertas/ kain khusus untuk lensa (soft tissue)
4.        Biasakan kedua mata tetap terbuka ketika mengambil preparat.
5.        Setelah menggunakan mikroskop, putar pengatur kasar agar terdapat jarak antara lensa obyektif dengan meja mikroskop, aturlah posisi cermin dalam posisis tegak. Bersihkan lensa obyektif bila terkena minyak emersi dan bersihkan pula meja mikroskop dari kotoran atau tumpahan medium dengan menggunakan tissue.
6.        Simpan mikroskop dalam lemari yang diberi pengatur suhu.
6.2    Sifat Bayangan Mikroskop
Sebuah mikroskop terdiri atas dua buah lensa cembung (lensa positif). lensa yang dekat dengan objek (benda) dinamakan lensa objektif, sedangkan lensa yang dekat mata dinamakan lensa okuler. Jarak fokus lensa okuler lebih besar dari pada jarak fokus lensa objektifMaka dari itu, sifat bayangan yang dibentuk mengikuti sifat bayangan lensa cembung yaitu maya, terbalik, diperbesar.
Obyek yang diamati diletakkan di depan lensa obyektif diantara titik fob dan 2 fob. Bayangan yang terbentuk oleh lensa obyektif adalah I1, yang berada dibelakang lensa obyektif dan didepan lensa okuler. Bayangan ini bersifat nyata, terbalik, dan diperbesar.
Bayangan I1, akan menjadi benda bagi lensa okuler dan terletak di depan lensa okuler antara pusat optik O dan titik fokus okuler fok. Disini lensa okuler akan berfungsi sebagai lup dan akan membentuk bayangan akhir I2 didepan lensa okuler. Bayangan akhir I2 yang terbentuk bersifat maya, diperbesar dan terbalik terhadap obyek semula. Perbesaran yang dihasilkan mikroskop adalah gabungan dari perbesaran lensa obyektif dan perbesaran lensa okuler. Perbesaran lensa obyektif adalah Pob   dimana Pob adalah perbesaran lensa obyektif, Sob adalah jarak bayangan lensa obyektif dan Sob adalah jarak obyek di depan lensa obyektif.
6.3    Mengetahui Hasil Pengamatan
1.    Pengamatan pada potongan huruf “d” atau “b”
Pada percobaan ini potongan huruf “d” atau “b” di letakkan pada preparat dan diletakkan pada meja mikroskop dan di jepit dengan penjepit, agar tidak bergeser. Karena pada percobaan ini menggunakan mikroskop yang mempunyai alat penerang, jadi tidak perlu mengatur cermin. Saat objek diamati, akan terlihat bayangan benda tidak sama bentuknya dengan bendanya. Letak bayangan juga tidak sama dengan benda atau objek yang diamati, atau dengan kata lain bayangan yang dihasilkan terbalik. Bayangan tersebut bukan merupakan bayangan cermin, tetapi bayangan tersebut merupakan bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif dan lensa okuler pada mikroskop. Jika huruf yang diamati “b” maka bayangan yang terlihat pada mikroskop adalah huruf “q”. Sedangkan jika huruf yang diamati huruf “d” maka bayangan yang terlihat pada mikroskop dalah huruf “p”. Dan jika benda digeser ke kanan atau ke kiri, maka bayangan yang ada pada mikroskop akan bergeser ke arah yang berlawanan.
2.    Mengukur luas bidang pandang
Potongan huruf “d” atau “b” yang sudah diletakkan di preparat, di taruh di atas meja mikroskop dan di jepit dengan penjepit agar tidak bergeser. Dengan mengamati objek lewat okuler, objek di geser ke kanan sampai batas terakhir huruf terlihat, dan menandai pada angka berapa letak titik dengan mengamati angka pada skala. Selanjutnya menggeser objek ke kiri sampai posisi yang dicapai oleh bagian kanan. Dengan demikian luas bidang pandang dapat ditentukan dengan mengukur selisih kedua titik tersebut sehingga diperoleh diameter. Karena untuk mendapatkan luas bidang pandang membutuhkan jari-jari, maka diameter tersebut harus di bagi 2 terlebih dahulu. Rumus yang digunakan untuk menghitung luas bidang pandang adalah L = πr2.
Setelah luas bidang pandang bisa ditentukan, bisa diamati bahwa luas yang diperoleh dari penggeseran ke kanan-kiri dengan ke atas-bawah menghasilkan luas yang berbeda. Pada data ini, seharusnya luas yang diperoleh sama, mengingat bentuk pada mikroskop adalah lingkaran. Namun menurut data yang sudah diperoleh di atas, menunjukkan bahwa bentuk huruf yang diamati juga berpengaruh pada luas bidang gambar. Karena huruf yang diamati memiliki panjang dan lebar yang tidak sama, maka luas bidang gambar yang di hasilkan juga tidak akan sama.

VII. PENUTUP
7.1         Kesimpulan
            Mikroskop cahaya yang di gunakan saat praktikum terdiri dari komponen-komponen, yaitu kaki berfungsi menopang dan memperkokoh kedudukan mikroskop, lengan yang digunakan untuk memegang mikroskop, cermin yang berfungsi untuk mengarahkan cahaya yang bersumber dari luar ke dalam kondensor, meja preparat yang  merupakan tempat meletakkan objek (preparat) yang akan dilihat, lensa objektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama, lensa okuler berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif, dan yang terakhir pengatur kasar dan halus berfungsi untuk mengatur kedudukan lensa objektif terhadap objek yang akan dilihat.
Untuk menentukan luas bidang pandang mikroskop dapat ditentukan dengan mencari diameter terlebih dahulu dengan menggeser objek ke kanan-kiri dan atas-bawah. Luas bidang pandang dipengaruhi oleh bentuk objek yang diamati. Lalu akan mengetahui jari-jari nya obyek tersebut. Setelah mengetahui jar-jari maka luas bidang pandang dapat di ketahui pula. Apabila objek memiliki panjang dan lebar yang berbeda, maka luas yang diperoleh akan berbeda pula.
Dalam melakukan penelitian menggunakan mikroskop, yang harus di siapkan adalah bahan-bahan yang akan diamati di bawah mikroskop. Bahan-bahan tersebut harus memiliki ukuran yang kecil dan tipis sehingga bisa ditembus oleh cahaya dan bisa diamati di bawah mikroskop.
7.2         Saran
            Seharusnya di meja praktikum atau di bawah meja praktikum di sediakan tempat untuk menyambung listrik atau stopkontak pada mikroskop. Sehingga saat melakukan pengamatan kita tidak harus berdiri dan desak-desakan untuk antri mengamati obyek mengunakan mikroskop  kita bisa duduk dimeja praktikum sambil menunggu giliran. Tidak harus berdiri di pinggir ruang utama laboratorium.




























DAFTAR PUSTAKA
Smallman. R. E., dkk. 2000. Metalurgi Fisik Modern dan Rekayasa Material. Jakarta: Erlangga.
Campbell, Neil A., dkk. 2008. Biologi edisi 8, jilid 1. Jakarta: Erlangga.
parjatmo, Widjojo, dkk. 1987. Panduan praktikum Biologi Umum 1. Bandung: Angkasa.
Kaligis, Jenny RE, Dra., M.Sc., 1986. Biologi I . Jakarta : Karunika Jakarta.
Joko supriyanto. 2012. Macam-macam Mikroskop Beserta Fungsinya. http://mansaba.sch.id/web_saba/science-/527-macam-macam-mikroskop-beserta-fungsinya. html#bagian-dan-fungsinya (19/9/2014).





















1 komentar: