I.
JUDUL
PENGGUNAAN MIKROSKOP
II.
TUJUAN
1.
Memperkenalkan komponen-komponen
mikroskop dan cara penggunaannya.
2.
Menentukan luas bidang pandang
mikroskop.
3.
Mempelajari cara menyiapkan bahan-bahan yang akan di amati di bawah mikroskop.
III.
DASAR
TEORI
Mikroskop
merupakan alat utama dalam melakukan pengamatan dan penelitian dalam bidang
Biologi, karena dapat di gunakan untuk mempelajari struktur dari benda-banda
kecil (parjatmo, dkk, 1987:1).
Penemuan
dan penelitian awal tentang sel menjadi maju berkat penciptaan mikroskop pada
tahun 1590 dan peningkatan mutu alat tersebut selama tahun 1600-an. Mikroskop
masih menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari penelitian sel. Antony Van Leuwenhoek orang yang pertama
kali menggunakan mikroskop walaupun masih dalam bentuk yang sederhana pada
bidang mikrobiologi. Kemudian pada tahun 1600 Hanz dan Z Jensen telah menemukan
mikroskop yang lebih maju.
Mikroskop (bahasa Yunani: micro =
kecil dan scopein = melihat) adalah sebuah alat untuk melihat objek yang
terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Ilmu yang mempelajari benda
kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil,
tidak mudah terlihat oleh mata (Supriyanto, 2012(online)).
Mikroskop merupakan alat terpenting dalam sitologi (cytology), bidang yang mempelajari struktur sel. Namun sekadar
menjelaskan beraneka ragam organel dan struktur-struktur lainnya dalam sel
hanya bisa sedikit mengungkapkan fungsi-fungsinya (Campbell, 2008:103).
3.1 Macam-macam Mikroskop
Mikroskop berdasarkan sumber cahayanya, dibedakan menjadi
mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Berdasarkan pada kenampakan obyek yang
diamati, yaitu mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga
dimensi (mikroskop stereo).
1.
Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya menyediakan gambaran
struktur dua-dimensional dengan perbesaran total dari 40x hingga 125x.
Interpretasi citra seperti ini merupakan keterampilan dan memerlukan pengalaman
serta masih memerlukan data tiga-dimensional mengenai sifat yang di amati.
Komponen utama mikroskop-meja adalah (1) sistem penyinaran atau penerangan
terdiri dari sumber cahaya dan aperatur yang dapat diatur , (2) lensa objektif
dan lensa okuler (lensa mata) yang di pasang pada ujung tabung silindirs, dan
(3) dudukan spesimen (tetap atau dapat di putar) (smallman, dkk, 2000:138).
Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem
lensa, yaitu lensa obyektif, lensa okuler, dan kondensor. Lensa obyektif dan
lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop. Lensa okuler pada
mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler).
Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat dudukan lensa obyektif yang bisa
dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja
mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah
kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi obyek dan lensa-lensa mikroskop
yang lain.
Dua parameter penting dalam mikroskopi
(teknik-teknik dalam penggunaan mikroskop) adalah perbesaran dan daya resolusi
(atau resolusi saja) atau daya urai. Perbesaran (magnification) adalah
perbandingan ukuran citra objek dengan ukuran sebenarnya. Resolusi adalah
ukuran kejelasan citra, jarak minimum yang dapat memisahkan dua titik sehingga
masih bisa dibedakan sebagai dua titik. Misalnya, benda yang tampak oleh mata
telanjang sebagai satu bintang di langit mungkin diresolusi sebagai bintang
kembar oleh teleskop (Campbell, 2008:103).
Seperti daya resolusi mata manusia yang terbatas,
mikroskop cahaya tidak dapat meresolusi detail yang lebih kecil dari 0,2
mikrometer (µm), atau 200 nanometer (nm), seukuran dengan bakteri kecil, berapa
pun faktor perbesarannya. Resolusi ini dibatasi oleh panjang gelombang cahaya
terpendak yang digunakan untuk menyinari specimen. Mikroskop cahaya dapat
memperbesar secara efektif sekitar 1.000 kali dari ukuran asli specimen. Pada
perbesaran yang lebih tinggi, detail tambahan tidak lagi dapat dilihat dengan jelas.
Parameter terpenting ketiga dalam mikroskopi adalah kontras, yang mempertajam perbedaan dalam bagian-bagian dari
sampel. Faktanya, sebagian besar peningkatan mutu mikroskopi cahaya dalam
seratus tahun terakhir melibatkan metode-metode terbaru dalam peningkatan
kontras, misalnya pewarnaan atau pelabelan komponen-komponen sel agar terlihat
menonjol (Campbell, 2008:103).
Beberapa teknik mikroskopi cahaya (Campbell,
2008:104) :
a.
Medan terang (spesimen
tak diwarnai)
Meneruskan cahaya langsung melalui specimen. Citra
memilikikontras yang kecil, kecuali jika sel berpigmen alami atau di warnai
secara buatan.
b. Medan terang (spesimen diwarnai)
Mewarnai dengan berbagai pewarna (dye) akan
meningkatkan kontras. Sebagian besarprosedur pewarnaan mensyaratkan sel unuk
difiksasi (diawetkan).
c. Fase-kontras
Meningkatkan kontras pada sel yang tidak di warnai
dengan memperbesar variasi densitas (kerapatan) dalam specimen, sangat berguna
untuk mempelajari sel hidup yang tidak berpigmen.
d. Diferensial-Interferensi-kontras (Nomarski)
Seperti
mikroskopi fase kontras, penggunaan modifikasi optik untuk melebih-lebihkan
perbedaan densitas menjadikan citra terlihat nyaris seperti 3-D.
e. Flouresensi
Menunjukkan
letak molekul spesifik dalam sel dengan cara melabeli molekul menggunakan
pewarna atau antibodiflouresen. Zat-zat flouresen ini menyerap radisasi
ultraviolet dan memancarkan cahaya tampak, seperti yang di tunjukkan disini
pada sel arteri.
f. Konfokus
‘Teknik
pembagian’ optik flouresen yang menggunakan bukaan lubang jarum untuk
melenyapkan cahaya yang tidak focus dari sampel yang tebal, menciptakan bidang
flouresen pada citra.
2.
Mikroskop
Elektron
Mikroskop elektron
merupakan sebuah mikroskop yang mampu melakukan peambesaran obyek sampai dua
juta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro maknetik untuk
mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran
objek dan resolusi yang jauh lebih bagus dari pada mikroskop cahaya. Mikroskop
elektron ini dmenggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektro maknetik
yang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya (Supriyanto, 2012(online)).
Biologi
sel maju pesat pada tahun 1950-an ketika mikroskop elektron diperkenalkan. Sebagai
ganti pemakaian cahaya, mikroskop elektron (electron
microscope, EM) memfokuskan seberkas elektron melalui spesimen atau pada
permukaannya. Resolusi berbanding terbalik dengan panjang gelombang radiasi
yang digunakan mikroskop untuk mencitra, dan berkas elektron memiliki panjang
gelombang yang jauh lebih pendek daripada cahaya tampak. Mikroskop elektron
modern secara toeretis dapat mencapai resolusi sekitar 0,002 nm, walaupun untuk
kegunaan praktis biasanya mikroskop semacam itu tidak dapat meresolusi struktur
biologis yang lebih kecil daripada 2 nm. Tetap saja, resolusi ini merupakan
peningkatan seratus kali lipat dari mikroskop cahaya. Istilah ultrastruktur sel
mengacu pada anatomi selular yang terungkap melalui mikroskop electkon
(Campbell, 2008:104).
Mikroskop elektron payar (scanning electron microscope, SEM) khususnya berguna untuk penelitian terperinci mengenai permukaan
spesimen. Berkas elektron memindai permukaan sampel yang biasanya dilapisi
selapis tipis emas. Berkas tersebut mengeksitasi elektron pada permukaan, dan
elektron-elektron sekunder ini terdeteksi oleh alat yang menerjemahkan pola
elektron menjadi sinyal elektronik ke layar video. Hasil yang diperoleh adalah
citra topografi spesimen. SEM memiliki medan kedalaman yang besar, menghasilkan
citra yang tampak berdimensi tiga (Campbell, 2008:104).
Mikroskop
elektron transmisi (transmission elektron
microscope, TEM) digunakan untuk
mempelajari ultrastruktur internal sel. TEM mengarahkan berkas elektron melalui
irisan spesimen yang sangat tipis, mirip dengan cara mikroskop cahaya
meneruskan cahaya malalui objek (slide).
Spesimen ini telah diwarnai dengan atom-atom logam berat, yang melekat ke
struktur selular tertentu, sehingga meningkatkan densitas (kerapatan) atom di
beberapa bagian sel melebihi bagian lain.
Elektron yang melewati spesimen lebih banyak yang dihamburkan di wilayah yang
berdensitas tinggi, sehingga lebih sedikit yang diteruskan. Citra menampilkan
pola elektron yang diteruskan. Sebagai ganti penggunaan lensa kaca, TEM menggunakan
elektromagnet sebagai lensa untuk membengkokkan jalur elektron, dan akhirnya
memfokuskan citra ke layar untuk dilihat atau ke film fotografi. Beberapa
mikroskop dilengkapi dengan kamera digital untuk memotret citra di layar, yang
lain memiliki detektor digital untuk menggantikan layar sekaligus kamera (Campbell,
2008:105).
3.
Mikrosop Stereo
Mikroskop Stereo di gunakan untuk pengamatan
benda-benda yang tidak terlalu halus, dapat tebal maupun tipis, transparan
maupun tidak. Mikroskop stereo mempunyai sifat sebagai berikut (parjatmo,
dkk, 1987:1) :
a.
Mempunyai 2
objektif dan 2 okuler, agar di dapatkan bayangan 3 dimensi dari pengamatan 2
mata.
b.
Perbesaran tidak
terlalu kuat, tetapi lebih di utamakan adalah medan pandang yang luas dan jarak
kerja yang panjang. Dengan demikian benda yang di amati cukup jauh, sehingga
mikroskop ini dapat di gunakan untuk pembedahan. Mikroskop stereo yang lebih
umum di jual atau di sediakan adalah dengan meja pengamatan putih. Kadang-kadang
keeping bulat dalam meja tadi dapat di balik dan berwarna hitam. Mikroskop
stereo macam ini sesuai untuk pengamatan dengan penyinaraan dari atas, dengan
menggunakan lampu. Bila di pesan secara khusus penjual akan melengkapi
mikrsoskop stereo dengan meja pengamatan yang tinggi dan dibuat dari kaca yang
bening. Di bagian bawah dari kaca bening tadi ada cermin sehingga mikroskop
stereo tadi dapat di gunakan untuk pengamatan dengan penyinaran dari atas
maupun penyinaran dari bawah. Dapat pula di pesan dari penjual mikroskop stereo
yang telah di lengkapi dengan lampu, untuk penyinaran dari atas maupun
penyinaran dari bawah.
c.
Benda yang di
amati dapat kering atau dalam medium air, dapat tebal maupun tipis. Pada mikroskop
stereo yang di pean khusus, penyinaran dapat di atur dari atas maupun dari
bawah.
3.2 Bagian-bagian Mikroskop
dan Komponen-komponenya
Secara garis
besar mikroskop terdiri dari dua bagian, yaitu :
1.
Bagian
mekanik : statif, kubus, revolver, meja bneda, sekrup, pengatur kubus (kasar,
makro meter dan halus ; micrometer), pengatur pentas mekanik.
2.
Bagian optik
: lensa okuler, lensa objektif, kondensor dan cermin pengatur cahaya.
Komponen-komponen mikroskop terdiri dari :
a.
Lensa
okuler
Lensa okuler berfungsi memperbesar benda yang dibentuk oleh
lensa obyektif.
b.
Lensa
obyektif
Lensa obyektif berfungsi untuk
menentukan bayangan obyektif serta memperbesar benda yang diamati. Umumnya ada
empat lensa obyektif dengan perbesaran 4x, 10x, 40x,dan 100x.
c.
Kondensor
Kondensor merupakan lensa tambahan
yang berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk ke dalam mikroskop.
d.
Tabung
mikroskop
Tabung Mikroskop yang berfungsi
untuk mengatur focus dan dapat dinaikkan dan diturunkan denganmenggunakan tombol pengatur fokus kasar yang berfungsi
untuk mencari fokus bayangan objek secara cepat sehingga tabung mikroskop turun
dan naik secara cepat sedangkan tombol pengatur fokus halus berfungsi untuk
memfokuskan bayangan objek secara lambat sehingga tabung mikroskop turun dan
naik dengan lambat.
e.
Revolver
Revolver berfungsi untuk memilih
lensa objektif yang akan digunakan.
f.
Gagang
Mikroskop
Gagang mikroskop berfungsi sebagai pegangan
saat membawa mikroskop.
g.
Meja
preparat (meja sediaan)
Meja preparat berfungsi untuk
meletakkan benda/objek yang akan diamati.
h.
Penjepit
kaca objek
Berfungsi untuk menjepit preparat
diatas meja preparat agar preparat tidak bergeser.
i.
Diafragma
Berupa lubang-lubang yang ukurannya
dari kecil sampai selebar lubang pada meja objek dan berfungsi mengatur banyak
sedikitnya cahaya yang akan masuk mikroskop.
j.
Cermin
Berfungsi untuk memantulkan dan
mengarahkan cahaya ke dalam mikroskop.
k.
Kaki
Mikroskop
Berfungsi untuk menjaga mikroskop
agar dapat berdiri dengan baik diatas meja.
IV.
METODE
PENELITIAN
4.1
Alat
a.
Mikroskop
Mikroskop
binokuler
b.
Gelas obyek dan gelas penutup
Gelas obyek gelas
penutup
4.2 Bahan
a.
Potongan kertas yang bertuliskan huruf
“d” atau “b”
4.3 Cara kerja
1.
Pengamatan potongan huruf “d” atau “b”
Meletakkan
potongan huruf “d” atau “b” pada gelas obyek dan menutup perlahan-lahan
dengan gelas penutup
|
Memandang
ke dalamokuler dan menggeser preparat dari kiri ke kanan.
|
menggambar
bayangan tersebut
|
mengamati
preparat dengan menggunakan perbesaran lensa obyektif lemah
|
Membandingkan
letak bayangan dengan letak obyek yang di amati menggambar bayangan
tersebut
|
2.
Mengukur luas bidang pandang
Meletakkan
potongan huruf “d” atau “b” pada gelas obyek dan menutup perlahan-lahan
dengan gelas penutup
|
Mengamati
preparat dengan menggunakan perbesaran lensa obyektif lemah
|
Memperhatikan
di bagian samping kiri dan di belakang meja preparat terdapat skala yang
menentukan dua sumbu.
|
Menghitung
luas bidang pandang dengan menghitung selisih antara kedua titik(diameter
bidang panjang) dengan rumus: L = πr2
|
Menandai pada angka
berapa letak titik dengan melihat angka pada skala
|
Mengamati
lewat okuler di mana letak huruf “d” atau “b”, kemudian menggeser ke arah
kanan sampai batas terakhir huruf terlihat.
|
Menggeser
ke arah kiri sampai sampai posisi yang sama di capai oleh bagian kanan
|
V.
HASIL
PENGAMATAN
5.1
Pengamatan
potongan huruf “d” atau “b”
1.
Letak bayangan adalah terbalik, bayangan
yang di bentuk bukan bayangan cermin.
(Obyek) (Bayangan) (Obyek) (Bayangan)
2.
Jika preparat di geser ke kanan, maka
bayangan bergeser ke kiri. Jika preparat di geser ke kiri, bayangan bergeser ke
kanan. Jika preparat di geser ke belakang, bayangan bergeser ke depan.
5.2
Mengukur
luas bidang pandang huruf “b” atau “d”
1. Pengamatan
I
Objek pada preparat
digeser ke :
Kanan (x1 =
105 mm) Kiri (x2
= 110 mm)
X = x2 – x1
= 110 – 105
= 5 mm
Atas (y1
= 28 mm) Bawah
(y2 = 30 mm)
Y = y2 – y1
= 30 – 28
= 2 mm
D =
=
= 3,5 mm
r = 3,5/2 = 1,75 mm
L = πr2
= 3,14 (1,75)2
= 9,61625 mm2
= 9,62 mm2
=
0,00962 cm2
2. Pengamatan
II
Objek pada preparat
digeser ke :
Kanan (x1 =
132 mm) Kiri (x2
= 138 mm)
X = x2 – x1
= 138 – 132
= 6 mm
Atas (y1 = 8 mm) Bawah (y2 = 14 mm)
Y = y2 – y1
= 14 – 8
= 6 mm
D =
=
= 6 mm
r = 6/2 = 3 mm
L = πr2
= 3,14 (3)2
= 28,26 mm2
= 0,283 cm2
VI. PEMBAHASAN
6.1 prosedur
penggunaan mikroskop
Jenis mikroskop yang digunakan dalam
percobaan ini adalah mikroskop cahaya. Mikroskop cahaya memiliki bagian-bagian
yang dapat menunjang kerjanya mikroskop dengan baik.
Cara menggunakan mikroskop
cahaya untuk pengamatan :
1.
Letakkan mikroskop di atas meja dengan
cara memegang lengan mikroskop sedemikian rupa sehingga mikroskop berada persis
di hadapan pemakai.
2.
Colokkan mikroskop pada stopkontak
sehingga terambung dengan arus listrik.
3.
Putar revolver sehingga lensa obyektif
dengan perbesaran lemah berada pada posisinya satu poros dengan lensa okuler
pada revolver.
4.
Mengatur cermin dan diafragma untuk
melihat kekuatan cahaya masuk, hingga dari lensa okuler tampak terang berbentuk
bulat.
5.
Tempatkan preparat pada meja benda tepat
pada lubang preparat dan jepit dengan penjepit obyek/benda.
6.
Aturlah fokus untuk memperjelas gambar
obyek dengan cara memutar pemutar kasar, sambil dilihat dari lensa okuler.
Untuk mempertajam putarlah pemutar halus.
7.
Apabila bayangan obyek sudah ditemukan,
maka untuk memperbesar gantilah lensa obyektif dengan ukuran dari 10 X,40 X
atau 100 X, dengan cara memutar revolver.
8.
Setelah selesai menggunakan perbesaran
lensa 100x lalu kembalikan mikroskop dengan perbesaran lensa lemah. Lalu cabut
kembali colokan mikroskop tersebut sehingga tidak tersambung arus listrik lagi.
Hal yang perlu diperhatikan dalam
menggunakan mikroskop:
1.
Peganglah erat-erat
mikroskop dengan satu tangan, sedangkan tangan yang lain pakailah untuk
menyangga kaki mikroskop.
2.
Meja preparat harus terap
horisontal untuk menjaga agar preparat tidak jatuh.
3.
Bersihkan lensa hanya
dengan kertas/ kain khusus untuk lensa (soft
tissue)
4.
Biasakan kedua mata
tetap terbuka ketika mengambil preparat.
5.
Setelah menggunakan
mikroskop, putar pengatur kasar agar terdapat jarak antara lensa obyektif
dengan meja mikroskop, aturlah posisi cermin dalam posisis tegak. Bersihkan
lensa obyektif bila terkena minyak emersi dan bersihkan pula meja mikroskop
dari kotoran atau tumpahan medium dengan menggunakan tissue.
6.
Simpan mikroskop
dalam lemari yang diberi pengatur suhu.
6.2 Sifat Bayangan
Mikroskop
Sebuah mikroskop
terdiri atas dua buah lensa cembung (lensa positif). lensa yang dekat dengan
objek (benda) dinamakan lensa objektif, sedangkan lensa yang dekat mata
dinamakan lensa okuler. Jarak fokus lensa okuler lebih besar dari pada jarak
fokus lensa objektif. Maka
dari itu, sifat bayangan yang dibentuk mengikuti
sifat bayangan lensa cembung yaitu maya, terbalik, diperbesar.
Obyek
yang diamati diletakkan di depan lensa obyektif diantara titik fob
dan 2 fob. Bayangan yang terbentuk oleh lensa obyektif adalah I1,
yang berada dibelakang lensa obyektif dan didepan lensa okuler. Bayangan ini
bersifat nyata, terbalik, dan diperbesar.
Bayangan
I1, akan menjadi benda bagi lensa okuler dan terletak di depan lensa
okuler antara pusat optik O dan titik fokus okuler fok. Disini lensa
okuler akan berfungsi sebagai lup dan akan membentuk bayangan akhir I2
didepan lensa okuler. Bayangan akhir I2 yang terbentuk bersifat
maya, diperbesar dan terbalik terhadap obyek semula. Perbesaran yang dihasilkan
mikroskop adalah gabungan dari perbesaran lensa obyektif dan perbesaran lensa
okuler. Perbesaran lensa obyektif adalah Pob
dimana Pob adalah perbesaran lensa
obyektif, Sob adalah jarak bayangan lensa obyektif dan Sob
adalah jarak obyek di depan lensa obyektif.
6.3
Mengetahui
Hasil Pengamatan
1. Pengamatan pada potongan huruf “d” atau “b”
Pada percobaan ini potongan huruf “d” atau “b” di
letakkan pada preparat dan diletakkan pada meja mikroskop dan di jepit dengan
penjepit, agar tidak bergeser. Karena pada percobaan ini menggunakan mikroskop
yang mempunyai alat penerang, jadi tidak perlu mengatur cermin. Saat objek
diamati, akan terlihat bayangan benda tidak sama bentuknya dengan bendanya.
Letak bayangan juga tidak sama dengan benda atau objek yang diamati, atau
dengan kata lain bayangan yang dihasilkan terbalik. Bayangan tersebut bukan
merupakan bayangan cermin, tetapi bayangan tersebut merupakan bayangan yang
dihasilkan oleh lensa obyektif dan lensa okuler pada mikroskop. Jika huruf yang
diamati “b” maka bayangan yang terlihat pada mikroskop adalah huruf “q”.
Sedangkan jika huruf yang diamati huruf “d” maka bayangan yang terlihat pada
mikroskop dalah huruf “p”. Dan jika benda digeser ke kanan atau ke kiri, maka
bayangan yang ada pada mikroskop akan bergeser ke arah yang berlawanan.
2.
Mengukur luas
bidang pandang
Potongan huruf “d” atau “b” yang sudah
diletakkan di preparat, di taruh di atas meja mikroskop dan di jepit dengan
penjepit agar tidak bergeser. Dengan mengamati objek lewat okuler, objek di
geser ke kanan sampai batas terakhir huruf terlihat, dan menandai pada angka
berapa letak titik dengan mengamati angka pada skala. Selanjutnya menggeser
objek ke kiri sampai posisi yang dicapai oleh bagian kanan. Dengan demikian
luas bidang pandang dapat ditentukan dengan mengukur selisih kedua titik
tersebut sehingga diperoleh diameter. Karena untuk mendapatkan luas bidang
pandang membutuhkan jari-jari, maka diameter tersebut harus di bagi 2 terlebih
dahulu. Rumus
yang digunakan untuk menghitung luas bidang pandang adalah L = πr2.
Setelah luas bidang pandang bisa
ditentukan, bisa diamati bahwa luas yang diperoleh dari penggeseran ke
kanan-kiri dengan ke atas-bawah menghasilkan luas yang berbeda. Pada data ini,
seharusnya luas yang diperoleh sama, mengingat bentuk pada mikroskop adalah
lingkaran. Namun menurut data yang sudah diperoleh di atas, menunjukkan bahwa
bentuk huruf yang diamati juga berpengaruh pada luas bidang gambar. Karena
huruf yang diamati memiliki panjang dan lebar yang tidak sama, maka luas bidang
gambar yang di hasilkan juga tidak akan sama.
VII. PENUTUP
7.1
Kesimpulan
Mikroskop
cahaya yang di gunakan saat praktikum terdiri dari komponen-komponen, yaitu kaki
berfungsi menopang dan memperkokoh kedudukan mikroskop, lengan yang digunakan
untuk memegang mikroskop, cermin yang berfungsi untuk mengarahkan cahaya yang
bersumber dari luar ke dalam kondensor, meja preparat yang merupakan tempat meletakkan objek (preparat)
yang akan dilihat, lensa objektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama,
lensa okuler berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa
obyektif, dan yang terakhir pengatur kasar dan halus berfungsi untuk mengatur kedudukan
lensa objektif terhadap objek yang akan dilihat.
Untuk
menentukan luas bidang pandang mikroskop dapat ditentukan dengan mencari
diameter terlebih dahulu dengan menggeser objek ke kanan-kiri dan atas-bawah.
Luas bidang pandang dipengaruhi oleh bentuk objek yang diamati. Lalu akan
mengetahui jari-jari nya obyek tersebut. Setelah mengetahui jar-jari maka luas
bidang pandang dapat di ketahui pula. Apabila objek memiliki panjang dan lebar
yang berbeda, maka luas yang diperoleh akan berbeda pula.
Dalam
melakukan penelitian menggunakan mikroskop, yang harus di siapkan adalah
bahan-bahan yang akan diamati di bawah mikroskop. Bahan-bahan tersebut harus
memiliki ukuran yang kecil dan tipis sehingga bisa ditembus oleh cahaya dan
bisa diamati di bawah mikroskop.
7.2
Saran
Seharusnya
di meja praktikum atau di bawah meja praktikum di sediakan tempat untuk
menyambung listrik atau stopkontak pada mikroskop. Sehingga saat melakukan
pengamatan kita tidak harus berdiri dan desak-desakan untuk antri mengamati
obyek mengunakan mikroskop kita bisa
duduk dimeja praktikum sambil menunggu giliran. Tidak harus berdiri di pinggir
ruang utama laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Smallman.
R. E., dkk. 2000. Metalurgi Fisik Modern
dan Rekayasa Material. Jakarta: Erlangga.
Campbell, Neil A., dkk. 2008. Biologi edisi 8, jilid 1. Jakarta: Erlangga.
parjatmo,
Widjojo, dkk. 1987. Panduan praktikum
Biologi Umum 1. Bandung: Angkasa.
Kaligis, Jenny RE, Dra., M.Sc.,
1986. Biologi I . Jakarta : Karunika
Jakarta.
Joko supriyanto. 2012. Macam-macam Mikroskop Beserta Fungsinya.
http://mansaba.sch.id/web_saba/science-/527-macam-macam-mikroskop-beserta-fungsinya.
html#bagian-dan-fungsinya (19/9/2014).
Bneran kh
BalasHapus